Berita Wisata

5 destinasi liburan akhir tahun anti mainstream, ada negeri di atas awan

Ilustrasi turis menikmati liburan. Foto: RightFramePhotoVideo/Shutterstock Musim liburan menjadi salah satu waktu yang ditunggu-tunggu banyak orang. Setelah berkutat dengan rutinitas sehari-hari, kini saat yang tepat untuk menikmati liburan dengan mengunjungi berbagai destinasi wisata.

Untuk membuat liburan kali ini menjadi lebih spesial, memilih destinasi wisata yang unik, selain anti mainstream, bisa menjadi pilihan yang tepat. Memang banyak destinasi wisata di Indonesia yang menarik untuk dikunjungi dari Sabang sampai Merauke.

Mulai dari pantai dengan pemandangan laut lepas yang indah, hingga desa yang dijuluki Negeri di Atas Awan. Berikut rangkuman lima destinasi anti tradisional di Indonesia yang menarik untuk dikunjungi saat musim liburan, sebagai rangkuman keterangan resmi Pegipegi.

1. Pantai Pulau Merah, Banyuwangi

Foto pantai Pulau Merah di Banyuwangi: Shutter Stock

Banyuwangi tidak hanya terkenal dengan kawah Ijennya yang megah. Lebih dari itu, Anda juga bisa menemukan pantai-pantai indah dengan pesona yang tak tertandingi.

Ya, itu adalah Pulau Merah, pantai ini menawarkan pemandangan laut lepas yang megah dan mempesona. Selain pantai, daya tarik lain dari pantai ini adalah panorama matahari terbenam yang berwarna merah.

Pantai ini sebenarnya memiliki satuan lain yaitu Pulau Merah yang letaknya tidak jauh dari bibir pantai. Pulau Merah sendiri memiliki lanskap tanah merah.

Bagi Anda yang ingin mengunjungi pantai ini, bulan Desember-Januari adalah waktu yang paling tepat. Karena kamu bisa melihat sunset berwarna merah di pantai Pulau Merah. Sambil menikmati keindahan pantai, Anda bisa melakukan beberapa kegiatan, seperti berkemah atau berselancar.

Untuk menuju pantai Pulau Merah, Anda perlu menempuh jarak sekitar 67 kilometer atau 90 menit perjalanan darat dari kota Banyuwangi. Akses jalan menuju kawasan ini sangat nyaman dan telah dilengkapi dengan rambu-rambu yang jelas untuk memudahkan pergerakan.

2. Desa Wae Rebo, Nusa Tenggara Timur

Desa Wae Rebo di Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT). Foto: Shutterstock

Berada di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), Desa Wae Rebo merupakan secuil keindahan di kawasan timur Indonesia. Tak hanya panoramanya yang indah, desa yang berada di atas ketinggian ini kerap disebut sebagai “Negeri di Atas Awan Indonesia Timur”.

Pemandangan alam di sekitar Wae Rebo sangat indah dengan udara yang terlihat begitu segar dan segar. Setiap pagi dan setiap sore, desa diselimuti kabut yang membuat pemandangan desa menjadi luar biasa.

Salah satu daya tarik desa ini adalah adanya kumpulan rumah khas berbentuk kerucut yang disebut Mbaru Niang. Anda juga bisa menginap bersama di rumah khas ini – disediakan untuk tamu –. Menarik, ya!

Bagi yang ingin berkunjung ke sini, Anda bisa memesan tiket perjalanan ke Labuan Bajo terlebih dahulu.

Dari bandara, Anda bisa menuju desa Wae Rebo dari Labuan Bajo dengan menyewa sepeda motor atau mobil. Rute yang ditempuh adalah Labuan Bajo–Ruteng–Denge dengan waktu tempuh kurang lebih 5 hingga 11 jam, tergantung jenis transportasi dan rute yang dipilih.

3. Kawah Putih Raja Atas, Simalungun

Kawah Putih Tinggi Raja, Simalungun Foto: Shutter Stock

Bagi Anda yang berencana berlibur ke Medan, Kawah Putih Tinggi Raja merupakan destinasi anti tradisional yang bisa Anda kunjungi. Terletak di Dolok Marawa, Silau Kahean, Kabupaten Simalungun, kawasan ini menawarkan perpaduan cantik antara perbukitan kapur putih dan danau berwarna biru kehijauan. Air untuk danau ini berasal dari mata air panas di sekitar bukit.

Selain panoramanya yang indah dan unik, Kawah Putih Tinggi Raja menyuguhkan ketenangan dengan suasananya yang sangat alami dan udara yang segar. Bagaikan surga yang tersembunyi, kawah di tengah hutan pepohonan ini telah menjadi wujud keaslian sejarah sekaligus kemurnian alam selama ratusan tahun.

Pengunjung umumnya menempuh tiga rute untuk sampai ke kawasan ini. Pertama, jalan Medan–Lubuk Pakam–Galang–Banun Purba–Dlok Tinggi Raja. Kedua, jalan Medan-Lubuk Pakam-Galang-Dlok Tinggi Raja. Ketiga, jalan Masihul–Nagori Dolok–Dlok Tinggi Raja.

4. Bukit Tanarara, Sumba Timur

Bukit Tanarara di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) Foto: Shutter Stock

Bagi Anda yang pernah menonton film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak, tentu sudah tidak asing lagi dengan salah satu set dari film tersebut. Ya, lokasi utama film ini ada di Bukit Tanarara yang terletak di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Di sini Anda akan disuguhkan hamparan savana yang sangat luas yang dapat berubah warna mengikuti pergantian musim. Anda bisa duduk sejenak sambil menyaksikan perpaduan perbukitan yang membentuk pola kesatuan yang sangat indah.

Karena berada di ketinggian, Anda juga bisa menyaksikan matahari terbit dan terbenam yang megah. Lokasinya tidak begitu ramai, sangat cocok untuk Anda yang ingin menenangkan diri.

Bagi Anda yang ingin berkunjung ke sini, bukit ini terletak sekitar 19 kilometer (km) dari Kabupaten Sumba Timur. Meski cukup bagus, perjalanan Anda ke bukit ini tidak akan membosankan, karena melintasi hamparan sabana yang indah dan sesekali bertemu dengan gerombolan hewan yang menyeberang jalan.

5. Desa Pinggan, Kintamani

Foto Desa Pinggan di Kintamani, Bali: Shutter Stock

Siapa bilang Bali hanya punya pantai, coba saja Kintamani, karena Anda akan mendapatkan panorama yang indah di perbukitan. Tak hanya itu, ada pula desa yang menawarkan tempat terbaik untuk menikmati suasana Bali dari sudut berbeda, yakni Desa Pinggan.

Lokasinya yang tinggi menawarkan pemandangan desa berkabut dengan latar belakang pegunungan yang menawan.

Bagi Anda yang gemar fotografi dan ingin mengejar matahari terbit, Desa Pinggan memiliki pemandangan matahari terbit terbaik. Anda bisa datang sekitar pukul 05:30 WITA, karena biasanya fenomena sunrise yang indah ini muncul mulai pukul 06:00 WITA.

Keindahan momen tersebut semakin indah berkat hamparan kabut gunung. Jika Anda melihat ke bawah, Anda akan melihat persawahan yang begitu indah meski tertutup kabut.

Oleh karena itu, pastikan memakai baju atau jaket yang tebal, karena suhu di desa ini cukup dingin, sekitar 16-18 derajat Celcius. Waktu tempuh dari Denpasar ke Desa Pinggan kurang lebih 2 jam 15 menit berkendara.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button