Berita Wisata

Tim Pengabdian Masyarakat UM Kembangkan Dilem Wilis Agritourism

Tugumalang.id – Tim Pengabdian Masyarakat (PKM) Jurusan Fisika Universitas Negeri Malang (UM) menggalakkan pengembangan pariwisata di Desa Dompyong, Trenggalek yaitu Agrowisata Dillem Willis.

Agrowisata Dillem Willis sendiri merupakan salah satu destinasi baru di Jawa Timur yang mulai dikenal masyarakat.

Ketua PKM Prof Nandang Mufti mengatakan pengembangan objek wisata yang kaya akan keindahan alam dan keunikan budaya daerah akan mempengaruhi perekonomian nasional dan masyarakat sekitar lokasi wisata.

Oleh karena itu, pihaknya berupaya mengembangkan Agrowisata Dillem Willis dengan menyediakan model 3D. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran nyata tentang kondisi geografis atau morfologi kawasan agrowisata Dillem Willis.

“Selain itu juga memperlihatkan bentuk visual tiga dimensi bangunan secara utuh dan sesuai dari bentuk bangunan aslinya, serta memberikan informasi kepada wisatawan berupa wahana yang dapat dikunjungi,” ujarnya.

Panorama Dilem Wilis pada malam hari dengan lighting yang disediakan oleh tim PKM UM. Foto/doc oleh PKM UM

Selain itu, kegiatan pengabdian ini juga memungkinkan untuk memetakan tata letak café dengan mendekorasi dillem willis café dengan memasang lampu led strip.

Hal ini mendukung pencahayaan objek di sekitar kafe, menambah kesan estetis dan memberikan kesan warna yang menarik untuk dijadikan sebagai spot foto baru yang Instagrammable untuk menarik perhatian pengunjung.

“Pemasangan lighting bernuansa estetis ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengunjung kafe sekaligus pendapatan di kawasan wisata Dilem Wilis,” jelasnya.

Kepala Desa Dompyong, Kecamatan Bendungan, Lamiran mengatakan, Agrowisata Dillem Willis memiliki luas sekitar 200 hektar. Pesona yang disuguhkan juga sangat beragam. Mulai dari kebun kopi yang cukup luas, pabrik kopi, koloni sapi perah dan kedai kopi dengan pemandangan taman Belanda.

“Namun, dengan luas wilayah dan banyaknya tempat yang harus bisa dijelajahi wisatawan, sayangnya tempat ini masih kurang informatif dalam pemetaan kawasan,” ujarnya.

Wartawan: Feni Yusnia

Penerbit: Herlianto. SEBUAH

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button