Berita Wisata

Cerita akhir pekan: Mencegah bencana terkait sampah di destinasi wisata

Liputan6.com, Jakarta – Masalah sampah di tempat wisata dulu dan sekarang masih menjadi topik hangat di dunia pariwisata. Dampak penumpukan sampah di kawasan wisata sangat terasa bagi lingkungan sekitar. Sampah yang dibiarkan begitu saja akan berdampak negatif dan menimbulkan bencana di kemudian hari.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan pengelolaan sampah di tempat wisata merupakan tanggung jawab bersama, tidak hanya pemerintah tetapi juga masyarakat. “Tanggung jawab tersebut menjadi tanggung jawab kita semua, terutama masyarakat yang berada di garis terdepan, masyarakat, pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintah kabupaten dan kota, hingga ke tingkat pemerintah desa,” kata Sandiaga Uno saat pertemuan di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, beberapa hari kemarin.

“Kita juga harus memberikan kesempatan kepada generasi muda, untuk ibu-ibu, untuk media, untuk institusi pendidikan, semua harus bahu-membahu mengelola sampah,” imbuhnya. Meski demikian, ia menjelaskan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sendiri telah ditugaskan membangun destinasi wisata dengan konsep CHSE, yaitu Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keamanan) dan Sustainable environment (keberlanjutan lingkungan).

“Pengelolaan sampah ini termasuk dalam aspek kelestarian lingkungan, tetapi tidak hanya sampah, tetapi juga mengatur energi baru dan terbarukan yang kami dorong untuk dimanfaatkan di destinasi wisata,” ujarnya.

Selain itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga telah melabeli desa wisata berkelanjutan dengan salah satu program unggulannya, pelatihan dan dukungan pengelolaan sampah plastik. “Kami baru saja menyelesaikan Seri Anugerah Desa Wisata Indonesia 2022 dimana kami bersama Badan Sertifikasi Indonesian Sustainable Tourism Council (ISTC) memberikan Sertifikasi Desa Wisata Berkelanjutan kepada dua desa wisata yaitu Desa Wisata Alamendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat dan Wisata Wukirsari. Desa, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta,” kata Sandiaga.

Sejauh ini, Sandiaga Uno mengatakan ada lebih dari 30 desa wisata yang telah mendapatkan predikat Desa Wisata Berkelanjutan. Selain itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terus memberikan pendampingan SOP pengelolaan sampah plastik di destinasi wisata bahari antara lain Danau Toba, Borobudur, Banyuwangi, Bali, Mandalika dan Labuan Bajo, melibatkan pentahelix, antara lain Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Kehutanan. , KLHK, pemerintah daerah, pengelola destinasi pariwisata, masyarakat dan lembaga pendidikan.

Pengelolaan sampah juga menjadi perhatian utama mengingat membanjirnya pengunjung ke berbagai lokasi wisata saat perayaan akhir tahun. Begitu juga di wilayah Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Seorang mahasiswa asal Aceh berpetualang memungut sampah di sebuah tempat wisata. Aksi ini sudah dilakukan selama empat tahun. Pemuda itu dianggap gila, karena membuang sampah sambil bersenang-senang.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button