Berita Wisata

Kampung Batik Cibuluh, Wisata Edukasi Perajin Batik di Kota Hujan

LANGIT7.ID, Bogor – Kampung Batik Cibuluh merupakan salah satu destinasi wisata edukasi yang menawarkan pengalaman budaya batik Indonesia. Desa ini memperkuat potensi masyarakat pecinta batik untuk berkembang di bidang eduwisata.

Kampung Batik Cibuluh terletak di Jalan Neglasari, Desa Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat, dan diresmikan pada 24 Agustus 2019 oleh Badan Amil Zakat (Baznaz) Nasional Indonesia dengan melibatkan sekitar 45 perempuan yang terbagi dalam 9 kelompok.

Pendiri Kampung Batik Cibuluh, Dina Ayu menjelaskan, awal mula kehadiran Kampung Batik Cibuluh adalah saat masih kuliah, tepatnya semester satu.

Baca Juga: 3 Tempat Wisata Alam di Jakarta Yang Tak Kalah Dengan Suasana Pedesaan

“Awalnya tahun 2014, saya masih semester 1 dan kami sempat mengikuti program pelatihan Kemenperin terkait wirausaha baru dan kebetulan ada tiga bidang salah satunya batik,” kata Dina. seperti dikutip Langit7 dalam acara YouTube HaloBos, Kamis (29/9/2022). ).

Menurutnya, alasan memilih batik sebagai program pelatihan pilihannya adalah karena sangat menyukai kegiatan menggambar dan mendesain, sehingga akhirnya tertarik untuk mengikuti pelatihan tentang proses membatik.

“Karena saya dan keluarga suka menggambar dan mendesain, akhirnya saya penasaran dengan proses pembuatan batik dan akhirnya ikut pelatihan,” ujarnya.

Menurut Dina, selama kurang lebih empat hari mereka diajari membatik, hingga diberi bantuan untuk benar-benar menggunakannya.

“Akhirnya kami ditantang dengan bantuan yang memang benar-benar perlu digunakan. Jadi ketika orang dari kementerian datang ke sini, bantuan itu tidak digunakan, bantuan itu dialihkan kepada orang-orang yang paling membutuhkan, ” ucap Dina.

Maka, selama kuliah, Dina dan rekan-rekannya belajar membatik dan mulai menawarkan dan menjajakan beberapa karya batik mereka.

“Awalnya banyak masukan yang kaya, misalnya batik ini belum layak jual, justru dari hal-hal seperti itulah yang membuat kami semakin semangat membatik untuk berkarya lebih baik lagi”, ungkapnya.

Apalagi, Dina mengungkapkan suka duka proses pembuatan batik, dan ia juga merasakan suka duka ketika ingin mengubah desanya menjadi desa tema.

“Tentu banyak kendalanya, saya merasa jatuh bangun, terutama ketika mencoba mengubah desa. Jadi harus benar-benar bisa memberikan penjelasan kepada masyarakat sekitar, bahwa desa ini ingin menjadi desa tematik. ” dia berkata.

Baca Juga: Inilah Beragam Kegiatan Seru Di Pantai Kejawanan, Cirebon

Belum lagi Dina sering menghadapi konstruksi sosial yang mengatakan bahwa seseorang bisa lebih berhasil mengubah desa orang lain daripada desa asalnya.

“Karena di desa kita sendiri, orang lain akan tahu betapa kecilnya kita, lalu tiba-tiba ketika kita dewasa, kita ingin pindah desa. Ini seperti sebagian orang menganggap remeh,” katanya menjelaskan.

Namun, ia justru memanfaatkannya sebagai penguat untuk dirinya sendiri, khususnya yang ia lakukan bertujuan untuk mengangkat desa dan ingin membantu perekonomian masyarakat setempat.

“Dari sini coba kuatkan kami, insya Allah kalau misalnya cita-cita kami benar, karena cita-cita kami mengangkat desa ini dan membantu perekonomian warga desa, Insya Allah akan maju jauh”, demikian ungkapnya.

Menurutnya, hingga tahun 2019, pihaknya mendapat dukungan dari Baznaz untuk menjadikan desa ini sebagai desa tematik, dengan memberikan sejumlah bantuan untuk kepentingannya.

“Baznas memberikan bantuan berupa pembelian cat dan perlengkapan untuk ibu-ibu, anak-anak dan lainnya yang kami sambut. Akhirnya masyarakat menyambut mereka untuk belajar membuat mural sehingga tema batik di desa ini menjadi kuat,” kata Dina. .

(lembut, lembut)

Source: langit7.id

Related Articles

Back to top button