Berita Wisata

Yuk rasakan sensasi bermain air saat air surut di Loho Bangko Labengki, Konawe Utara

Konawe Utara – Menakjubkan! Mungkin kata ini adalah jawaban ketika Anda mendapatkan pertanyaan tentang Pulau Labengki. Sebuah pulau yang termasuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Konawe Utara Sulawesi Tenggara, pulau ini memiliki keindahan gugusan pulau yang membuatnya mendapat julukan Mini Raja Ampat Indonesia di wilayah Sulawesi.

Wisatawan yang suka berenang dan snorkeling, maka Pulau Labengki bisa menjadi tempat yang ideal dan cocok untuk mereka. Wisata bawah laut ini dilengkapi dengan berbagai biota laut seperti ikan, karang yang indah di Kima dengan berbagai spesies dengan arus ombak yang cenderung cukup tenang.

Namun, jika berbicara tentang Pulau Labengki, Anda mungkin hanya terobsesi dengan keindahan Pantai Pasir Panjang, Blue Lagoon, Pulau Labengki Kecil di Teluk Cinta. Ada sebuah tempat wisata yang cukup jarang dikunjungi orang. Selain jauh dari bebatuan karang dan rimbunnya pepohonan, tempat ini hanya bisa dinikmati saat air laut surut.

Loho Bangko, Pulau Labengki saat air surut.Loho Bangko, Pulau Labengki saat air surut. Foto: Vir.

Ya… Loho Bangko. Tempat foto yang sangat keren untuk ditambahkan ke galeri telepon selular Anda berada di pulau Labengki. Tempat ini berada tepat di utara Pulau Labengki. Loho Bangko adalah lembah laut atau laguna yang terbentuk di lepas pantai pulau.

Jika Anda hanya lewat, Loho Bangko tidak akan terlihat sepintas karena tertutup semacam tanah yang hampir ditumbuhi pepohonan. Beberapa agen perjalanan juga tidak memasukkan Loho Bangko sebagai tempat yang wajib dikunjungi jika Anda mengunjungi Pulau Labengki.

Loho Bangko paling baik dikunjungi saat air surut. Dasar laut akan lebih terlihat jelas dari atas permukaan. Air lautnya berwarna hijau kebiruan dan tenang seperti hamparan kaca yang luas. Dasar dari Loho Bangko adalah pasir berbatu. Karang tidak tumbuh begitu banyak di sana, tetapi tumbuh di bibir lembah.

Untuk bisa menikmati panorama keindahan tempat tersebut, sebaiknya wisatawan menanyakan petunjuk arah kepada pemandu wisata atau warga sekitar yang mengetahui kapan air laut di tempat ini surut. Jika tidak, perjalanan Anda akan sia-sia karena jarak dari spot ke lokasi hostel cukup lama, mencapai 30 menit dengan menggunakan perahu.

“Sebelumnya kami sudah menentukan kapan air akan surut di sini, jadi kami meminta masyarakat yang ingin mengantarnya untuk datang ke lokasi saat air surut,” kata seorang turis asal Kendari, Vira di Kendariinfo, Minggu (10/10). 16).

Saat air surut, kapal pengangkut tidak bisa mencapai titik lokasi. Dengan demikian, kapal akan berlabuh di tempat yang lebih dalam. Kemudian wisatawan akan berjalan kaki hingga tiba di lembah laut yang airnya surut hingga mata kaki, sehingga tidak begitu sulit untuk menyeberang.

Namun dalam perjalanan, Anda harus melihat-lihat pijakan kaki karena masih cukup banyak karang hidup yang tumbuh bebas. Untuk menjaga jarak aman, karang ini tumbuh di daerah berpasir. Sehingga masih ada celah untuk menjejakkan kaki dalam passing di titik ini.

Vira mengatakan, awalnya dia dan teman-temannya hanya ingin melihat panorama kawasan tersebut. Namun melihat suasana yang menarik, mereka berinisiatif untuk menikmati tempat tersebut dengan snorkeling.

“Airnya jernih dan segar. Karang juga menguntungkan tetapi ada karang mati. Sebenarnya saya datang ke sini hanya untuk melihat dan berfoto, tapi karena ‘wow’ banget dengan suasananya, saya harus mandi,” ungkapnya.

Seorang pemandu wisata mengungkapkan bahwa tempat tersebut masih cukup jarang dikunjungi wisatawan. Kendala utamanya adalah memastikan wisatawan datang ke Pulau Labengki pada waktu yang tepat.

IKLAN

“Itu memang tempat yang memiliki waktu-waktu tertentu untuk dikunjungi, salah satunya saat air surut dan airnya tidak keruh. Tidak pernah bertepatan dengan waktu air surut, jadi hanya sesekali lewat,” katanya.

Selain memiliki pemandangan yang memikat, tempat ini juga dikenal masyarakat sekitar sebagai lokasi spesies hewan laut hiu pasir. Mereka memiliki musim tertentu untuk kawin dan bertelur di sana.

“Kalau saya mendapat informasi dari masyarakat dan nelayan setempat, Loho Bangko memang tempat bertelurnya hewan laut seperti hiu,” ujarnya.

Pulau Labengki yang penuh dengan lembah

Ketua Tim Konservasi Taman Laut Tolitoli Habib Nadjar Buduha menjelaskan bahwa Pulau Labengki merupakan pulau yang cukup unik di dunia. Selain menebar spesies Kima Kimaboe yang tidak ditemukan di tempat lain di dunia, pulau ini kebetulan memiliki banyak lembah atau danau laut terbuka.

“Pulau Labengki itu unik, di mana banyak lembah laut di dunia sudah berada di pulau ini. Faktanya, ada begitu banyak lembah sehingga ada tempat di mana ada begitu banyak lembah sehingga kami menyebutnya lembah seribu karena jumlahnya yang banyak. Tidak bisa dihitung jumlahnya,” jelasnya saat diwawancarai Kima beberapa waktu lalu.

Habib mengungkapkan, ukuran lembah atau danau di laut memang diameternya relatif kecil. Tapi tidak buruk ditemukan oleh penyelam seperti dia. Lembah ini identik dengan memiliki air yang cukup dangkal di setiap sisinya.

“Puncak gunung bawah laut berisi semua lembah atau semua danau di laut. Di sisi-sisinya dangkal tetapi di lembah itu dalam,” jelasnya.

Lembah akuatik merupakan wilayah laut yang cukup tenang akibat ombak dan arus bawah laut. Tempatnya cenderung tenang walaupun ke kanan dan ke kiri ombaknya cukup kencang. Agar spesies biota laut dapat hidup dengan tenang dan menjadi sarang para pecinta menyelam.

Selamatkan Kima dari kepunahan dengan Tolitoli Conservation House, Konawe

Tampilan postingan: 43

Source: kendariinfo.com

Related Articles

Back to top button