Berita Wisata

Abrasi Pantai Suak Puntong Menjadi Meluas

KBA.ONE, Nagan Raya – Warga Suak Puntong mengeluhkan abrasi laut yang terus meluas hingga 100-150 meter dari bibir pantai. Abrasi ini telah merusak perkebunan warga, akses jalan yang menghubungkan desa dengan fasilitas wisata.

Keuchik Suak Puntong, Alian Busmi at KBA.ONE, kata warga setempat mengeluhkan abrasi garis pantai yang semakin hari semakin lebar. “Pasca tsunami Aceh 2004, abrasi ini semakin melebar, mencapai panjang 100 hingga 150 meter dibanding garis pantai sebelumnya,” katanya, Kamis, 3 November 2022.

Di sepanjang garis pantai, kata dia, kondisi pantai di Kuala Pesisir, mulai dari Gampong Suak Puntong hingga Kuala Trang, mengalami kerusakan. Alian menambahkan, sebagai keuchik lokal, ia menerima keluhan dari masyarakat tentang kondisi abrasi yang semakin hari semakin parah.

“Kondisi ini sangat mengkhawatirkan, karena tanaman warga terus tergerus abrasi laut, sehingga menyulitkan warga untuk berkebun,” ujarnya kepada tim media khawatir.

Selain itu, lanjut Alian, bahwa di sepanjang garis pantai ini merupakan pusat wisata pantai di Kabupaten Nagan Raya. Namun akibat abrasi ini, banyak fasilitas wisata yang rusak akibat abrasi ini berupa warung, kafe, dan jalan yang menghubungkan desa dengan tempat wisata.

“Khusus di Gampong Suak Puntong, tanggul laut yang perlu dibangun sepanjang 3.000 meter di sepanjang garis pantai dan ditambah Muara Suak, sebagai cara mengalirkan air dari pemukiman warga saat musim hujan datang,” kata Alian yang didampingi Desa. sekretaris, Saifuddin AR, presiden Tuha Can Tgk Baharudin. , Mukim Kuala Baro, Darwis dan tokoh masyarakat lainnya.

Karena itu, dia berharap pemerintah daerah dan pemerintah provinsi serta pemerintah pusat segera membangun tanggul jebol bendungan dan memasang batu gajah. “Kami sangat berharap Pj Bupati dan instansi terkait secepatnya meninjau lokasi ini dan bisa dicarikan solusi bersama-sama,” harapnya.

Sementara itu, Camat Kuala Pesisir Edi Kamal mengatakan, abrasi ini disebabkan oleh faktor alam, terutama angin muson barat yang membawa gelombang tinggi sehingga menyebabkan pengikisan garis pantai secara terus menerus.

“Setelah meninjau lokasi hari ini, kami akan meneruskan kondisi ini ke pemerintah kabupaten untuk diteruskan ke pemerintah provinsi ke pemerintah pusat, berharap masalah ini dapat segera diselesaikan,” katanya.

Dengan membangun tanggul pemecah gelombang di sepanjang pantai, kata dia, mencapai sekitar enam kilometer, dari Gampong Suak Puntong, Kampong Lhok, Kuala Baro, Pulo, Kuala Tuha hingga Kuala Trang.

Edi mencontohkan, abrasi ini terus terjadi dan memburuk dalam beberapa tahun terakhir, dimulai setelah tsunami 2004 dan memburuk sejak 2017 hingga sekarang.

“Abrasi ini disebabkan oleh faktor alam yang merusak perkebunan, menghancurkan akses jalan wisata dan merusak fasilitas wisata,” kata Edi Kamal. | Saiful BahriKontributor Nagan Raya

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button