Berita Wisata

Biak adalah pintu gerbang baru pariwisata di Papua

Biak (ANTARA) – Pulau Biak bisa diibaratkan sebagai salah satu sudut surga di Papua. Pulau ini memiliki pemandangan bawah laut yang sangat indah dan alami. Pemandangannya seperti lukisan yang menakjubkan, menawarkan harapan baru bagi pariwisata di Papua setelah pandemi COVID-19.

Kabupaten Biak Numfor memiliki potensi wisata yang kaya dan beragam serta didukung oleh beberapa infrastruktur pendukung diantaranya keberadaan Bandara Internasional Frans Kaisiepo yang menjadi motor penggerak perekonomian daerah di Papua.

Posisi Pulau Biak terletak di Teluk Cenderawasih yang memiliki banyak atol dan terumbu karang yang indah dan kondisinya masih alami.

Berdasarkan status administrasi pemerintahannya, Kabupaten Biak Numfor memiliki batas wilayah, di utara dengan Samudera Pasifik, di selatan dengan Selat Yapen, di timur dengan Samudera Pasifik dan di barat dengan Kabupaten Supiori.

Wilayah administrasi Kabupaten Biak Numfor memiliki luas 2.602 kilometer persegi dan luas lautan 12.522 kilometer persegi, yang terdiri dari 19 wilayah pemerintahan kabupaten/kecamatan, dengan 257 desa/kelurahan dan 14 kecamatan.

Pulau Biak Numfor di Provinsi Papua juga memiliki keindahan alam yang memukau dengan wisata bahari unggulan diantaranya tiga titik penyelaman yaitu Catalina Rweck, Gua Undi dan Rasi Rweck.

Biak juga memiliki warisan budaya, kelautan, sejarah dari Perang Dunia Kedua, dengan wisata alam yang eksotis.

Dengan letak Kabupaten Biak Numfor yang strategis di Kepulauan Bangka, daerah ini layak dikunjungi untuk dijelajahi. Dengan berbagai potensi dan fasilitas pendukung tersebut, Biak dapat dikatakan sebagai pintu gerbang baru pariwisata di Papua.

Guru Besar Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB Dr. Ira Adriati mengatakan berbagai potensi wisata alam dan budaya di Pulau Biak sangat menarik.

Banyak tempat indah di Biak, terutama wisata alam dan budaya daerah yang masih kental sehingga berpeluang menjadi pasar bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Ira mengunjungi sejumlah tempat wisata dan langsung melihat keunikan kondisi sosial budaya masyarakat asli Biak. Ini sangat menarik bagi wisatawan, ”kata

Bagi Ira, yang menulis buku berjudul “Perahu Biak”, ketika pemerintah daerah melalui dinas pariwisata terus mengembangkan potensi wisata alam dan budaya yang unik, daerah itu menjadi tempat favorit wisatawan untuk dikunjungi.

Sementara itu, Anggota DPRP Papua Yohanis Ronsumbre mengatakan Pulau Biak memiliki daya tarik wisata yang indah dan alami.

Berbagai tempat wisata alam di Biak, ada Pulau Raja Tiga di desa Adoki (Kabupaten Yenidori) dengan pesona alam yang luar biasa, terdiri dari gugusan tiga pulau.

Objek wisata alam lainnya di Biak adalah Danau Samares di desa Sepse (Kabupaten Biak timur) yang memiliki warna kebiruan.

Sementara itu, wisata budaya paling unik di Biak yang masih dilestarikan adalah objek wisata budaya tradisional suku Biak, yaitu jalan batu panas (Apen Byaren).

Objek wisata jalan kaki di atas batu panas ini menjadi daya tarik wisata karena merupakan satu-satunya di dunia yang masih terjaga keasliannya.

Kerudung Cendrawasih 2023

Berdasarkan program strategis nasional Kementerian Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan kementerian terkait, kawasan Kabupaten Biak Numfor telah dirancang menjadi tempat pelaksanaan “Sail Cenderawasih 2023”.

Dengan program ini, Biak akan menjadi salah satu target untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, khususnya Sail Cenderawasih 2023.

Koordinasi dengan pemerintah pusat dan kementerian terkait di daerah terus dilakukan Pemkab Biak Numfor untuk pelaksanaan pelayaran Cenderawasih 2023.

Menghadapi perhelatan akbar ini, berbagai fasilitas penunjang infrastruktur dan infrastruktur dasar pariwisata, seperti jalan, air minum dan lain-lain, telah disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Biak Numfor.

Beberapa objek wisata alam di Pulau Biak yang disiapkan untuk menunjang wisata di Sail Cenderawasih 2023 adalah makam kuno Padwa di kabupaten Yendidori. Lokasi tersebut merupakan objek wisata cagar budaya, berupa tebing kapur yang digunakan sebagai makam leluhur suku Biak yang masih digunakan hingga saat ini.

Juga terdapat tempat wisata Perang Dunia II yaitu Monumen Perang Dunia II di Paray Kampung Anggraidi yang dibangun pada tanggal 24 Maret 1994.

Tempat tersebut menjadi saksi bisu kekejaman Perang Dunia II. Karena di dalam monumen terdapat beberapa ruangan dan koridor dengan panjang sekitar 10 meter yang menyimpan banyak koleksi peninggalan perang, seperti bendera Jepang, abu kremasi tentara Jepang dan lain-lain. .

Ada juga taman artefak burung dan anggrek yang menjadi wisata edukasi. Lokasi ini didirikan pada tahun 1984 oleh Dinas Kehutanan Pemerintah Provinsi Papua, sebagai tempat untuk melestarikan berbagai jenis burung Papua yang mulai punah.

Beberapa jenis koleksi burung yang dipelihara di objek ini adalah Kasuari, Mambruk, Nuri, Cendrawasih dan Kakatua Hitam.

Untuk koleksi anggrek ada beberapa jenis, antara lain Anggrek Bulan, Anggrek Hitam, Anggrek Royal, Anggrek Kribo dan koleksi lainnya.

Objek wisata Pantai Batu Picah di Kampung Sor di pesisir utara Pulau Biak ini memang sudah sangat populer di telinga masyarakat luar Biak karena menawarkan pemandangan eksotis yang sangat menakjubkan. Pantai Batu Picah sering disebut juga dengan Pantai Gong.

Gua Binsari Obyek wisata Jepang berada di Kabupaten Samofa yang merupakan tempat wisata bersejarah peninggalan Perang Dunia II yang digunakan untuk persembunyian, sekaligus sebagai tempat penyimpanan perbekalan logistik bagi tentara Jepang dan dihancurkan oleh pasukan Sekutu pada tahun 1944. .

Peninggalan peninggalan Jepang, mulai dari helm tentara, jenis amunisi, tulang belulang tentara Jepang, dan masih banyak lagi perlengkapan tentara Jepang lainnya, masih tersimpan di area gua Jepang.

Ada juga objek wisata Pantai Wisata Oridek yang memiliki keindahan alam yang eksotis dengan air laut yang biru menjadi daya tarik tersendiri dan objek wisata Pantai Tanjung Saruri berada di bibir Samudera Pasifik. Pantai Tanjung Saruri sangat ideal bagi wisatawan yang suka berselancar.

Masih ada pantai Ipendi. Salah satu daya tarik wisata adalah adanya banyak anak tangga.

Penduduk setempat menyebutnya Seribu Langkah. Untuk mengunjungi pantai, Anda harus menuruni banyak anak tangga. Selain traveling, aktivitas ini juga bisa menyehatkan tubuh.

Bagian wisata Biak

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Biak optimistis pasca pandemi sejak 2020 hingga kini, sektor pariwisata Biak mulai membaik dengan banyaknya kegiatan yang digelar di daerah tersebut.

Ledakan pariwisata akan berdampak pada sektor jasa hotel dan restoran seiring dengan meningkatnya kunjungan wisatawan.

Pemangku kepentingan hotel dan restoran akan berdampak positif dengan peningkatan sektor pariwisata Biak, yang pada gilirannya akan berkontribusi pada pajak daerah.

Perkembangan pariwisata di Biak Numfor semakin terlihat dengan berbagai jenis kegiatan pemerintah, organisasi profesi dan lembaga swadaya masyarakat menjadikan pulau ini sebagai pusat kegiatan. Berbagai program tersebut dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan kunjungan wisatawan nasional dan berkontribusi terhadap penerimaan pajak daerah.

Berita ini disiarkan di Antaranews.com dengan judul: Biak adalah pintu gerbang baru pariwisata Papua

Source: papua.antaranews.com

Related Articles

Back to top button