Candi Dieng Wonosobo: Atraksi, HTM dan Lokasi
Dataran Tinggi Dieng di Wonosobo memiliki tempat wisata yang terkenal berupa kompleks candi. Namanya Candi Dieng yang sudah berdiri sejak zaman raja-raja Dinasti Sanjaya. Di dalam kompleks, pengunjung akan menemukan beberapa candi yang menyandang namanya masing-masing.
Dieng adalah candi Hindu Siwa di Jawa Tengah dan diyakini sebagai bangunan keagamaan tertua di Jawa. Banyak misteri seputar sejarah candi, termasuk asal-usulnya.
Arkeolog, mengutip situs Perpustakaan Nasional Indonesia, menduga candi itu dibangun atas perintah raja-raja Dinasti Sanjaya. Namun, kebenaran cerita ini tidak dapat diklarifikasi hingga saat ini.
Apa daya tarik dan keunikan Candi Dieng?
Candi di Dataran Tinggi Dieng ini menyimpan rahasia yang hingga kini belum terungkap, termasuk sejarah dan asal usulnya. Meski demikian, ada beberapa literatur yang mencoba menjelaskan sejarah candi Hindu ini. Itulah yang membuatnya menarik.
Keunikan candi yang berada di Dataran Tinggi Dieng ini memiliki keunikan yang menjadi daya tarik bagi wisatawan yaitu :
1. Prasasti tertua Nusantara
Di areal kompleks candi terdapat sebuah prasasti yang ditulis dengan aksara Jawa kuno yang mengacu pada angka tahun 808 Masehi yang diperkirakan sebagai tahun. Prasasti tersebut merupakan yang tertua dan disimpan di tempat yang aman, yakni di Museum Nasional Indonesia di ibukota Jakarta.
Terdapat delapan candi di kompleks Dieng yang diperkirakan dibangun dalam dua tahap pembangunan. Keempat candi tersebut diyakini dibangun pada akhir abad ke-7 hingga ke-8. Sedangkan pembangunan tahap kedua dilakukan pada tahun 780 Masehi.
Kompleks candi ini ditemukan pada tahun 1814 oleh tentara Inggris saat berjalan-jalan di kawasan Dieng. Prajurit itu melihat sekelompok candi yang tampak seperti terendam air.
2. Danau yang dikeringkan
Saat melihat candi terendam, seorang tentara bernama Van Kinsbergen memimpin upaya mengeringkan danau. Setelah air di telaga tempat candi itu berada mengering, dilakukan penyucian.
Upaya pembersihan ini dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda selama 14 tahun, dari tahun 1864 hingga 1878. Jika bukan karena upaya Hindia Belanda yang mengeringkan danau dan membersihkan bangunannya, kita mungkin tidak akan pernah mengenal Candi Dieng.
Rombongan Candi Dieng
Kompleks percandian di kawasan Wonosobo ini terdiri dari delapan candi yang dibagi lagi menjadi tiga kelompok. Pada masing-masing kelompok tersebut terdapat candi yang diberi nama sesuai tokoh dalam cerita Mahabarata
Setiap candi dalam setiap kelompok berdiri sendiri dan diberi nama. Gugusan candi di Dataran Tinggi Dieng terdiri dari :
1. Gugus Kompleks Candi Arjuna
Kelompok pertama adalah kompleks candi Arjuna yang terdiri dari lima bangunan. Nama-nama candi yang ada di komplek Arjuna Dieng yaitu :
a) Candi Arjuna
Bangunan pertama menyandang nama seperti nama kelompoknya, yaitu Arjuna. Candi Arjuna Dieng memiliki luas 4 meter persegi. Dasarnya berbentuk persegi panjang, dengan ukuran tubuh candi mencapai 1 meter.
b) Candi Semar
Candi di kompleks Arjuna selanjutnya adalah Candi Semar. Tinggi Candi Semar hanya setengah dari Cabdi Arjuna yang hanya 50 cm. Di candi ini juga tidak ditemukan hiasan atau hiasan apapun. Dasar candi berbentuk segi empat dan membujur dari utara ke selatan.
c) Candi Sembadra
Alas atau batur candi Sembadra tingginya sekitar 50 cm dengan bentuk bujur sangkar. Dilihat dari kejauhan, bentuk candi Sembadra menyerupai bangunan bertingkat karena kesamaan bentuk atap dengan ukuran tubuh yang berbentuk kubus.
d) Candi Puntadewa
Dengan tinggi 2,5 meter, candi ini merupakan bangunan tertinggi di kompleks Arjuna. Tidak terlalu tinggi membuat candi tampak lebih tinggi. Tubuh Candi Puntadewa tersusun dari susunan Batur yang memberikan kesan tinggi.
e) Candi Srikandi
Selanjutnya ada Candi Srikandi yang berbentuk denah kubus. Candi yang termasuk dalam kelompok Arjuna ini tingginya hampir sama dengan candi-candi lain di kompleks ini, sekitar setengah meter atau 50 cm.
Dalam perjalanan menuju kompleks candi Arjuna, pengunjung disuguhi pemandangan pohon pinus. Pinus terletak di kompleks Darmasala yang udaranya cenderung sejuk dan sejuk.
2. Gugus Kompleks Candi Gatotkaca
Bersebelahan dengan Arjuna, Gatotkaca adalah kompleks candi di Pegunungan Dieng. Padahal, jumlah candi di kompleks Gatotkaca sama dengan Arjuna, yakni lima. Sayangnya, karena berbagai faktor, hanya Candi Gatotkaca yang bisa dilihat dalam bentuk utuh.
Sedangkan empat candi lainnya hanya berupa reruntuhan bangunan. Nama-nama candi yang ada di kompleks Gatotkaca terdiri dari Candi Setyaki, Candi Petruk, Candi Gareng, Candi Nakula dan tentunya Candi Gatotkaca.
Candi Gatotkaca, satu-satunya bangunan yang bertahan, tingginya sekitar 100 cm atau 1 meter. Bentuk bangunannya terdiri dari dua tingkat dengan alas berbentuk bujur sangkar. Sementara denahnya berbentuk persegi panjang, ada penampil di semua sisi
3. Gugusan Kompleks Candi Dwarawati
Kelompok candi Dieng yang ketiga adalah kompleks Dwarawati. Di kompleks ini pengunjung akan menemukan empat candi yaitu Pandu, Abiyasa, Margasari dan Dwarawati. Hanya saja, seperti kompleks candi Gatotkaca, hanya satu dari kelompok ini yang masih utuh.
Candi utuh tersebut diberi nama Dwarawati, yang kemudian dijadikan nama kelompok di kompleks candi tersebut. Bentuk candi Dwarawati yaitu alasnya yang berbentuk persegi panjang dilengkapi dengan penampil di keempat sisinya, tidak jauh berbeda dengan Gatotkaca.
Begitu juga tinggi bangunannya yang sekitar 50 cm, sama dengan Candi Gatotkaca.
4. Gugus Kompleks Candi Bima
Berikutnya adalah gugusan candi Bima yang memiliki keunikan tersendiri dibanding kompleks lainnya. Keunikan Candi Bima di Dieng adalah berdiri di atas perbukitan dan menyendiri tanpa bangunan lain.
Bima adalah tokoh pewayangan Pandawa yang memiliki tubuh besar dan tinggi. Nama Bima diberikan karena candi tersebut merupakan candi terbesar di Dieng. Tak hanya unik, Candi Bima terlihat seperti memiliki alas segi delapan.
Bentuk dasarnya, yang terlihat seperti segi delapan, dibuat dengan denah persegi dengan penampil yang sedikit menonjol di setiap sisinya. Karena penampil menonjol keluar, tampak seolah-olah memiliki dasar segi delapan.
Alamat, jam buka, dan biaya masuk
Candi Dieng terletak di kaki Pegunungan Dieng, Karangsari, Dieng Kulon, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Kuil ini buka untuk tur setiap hari mulai pukul 07:00 hingga 17:00. Tiket masuk kompleks candi terbagi menjadi dua jenis, tiket wisata domestik dan mancanegara.
Wisatawan lokal harus membayar biaya masuk sebesar Rp 15.000-20.000 per orang sedangkan wisatawan mancanegara harus membayar biaya masuk sebesar Rp 30.000 untuk 1 orang.
Diploma
Diselimuti misteri dan asal-usulnya, Candi Dieng masih memiliki pesona tersendiri yang menarik banyak wisatawan. Karena letaknya di dataran tinggi, udaranya sejuk dan dingin.
Banyaknya bangunan candi bersejarah dari zaman raja-raja Sanjaya menjadi salah satu daya tarik candi di kabupaten Wonosobo. Pengunjung tidak hanya dapat melihat satu candi saja, melainkan beberapa candi Hindu yang khas dan unik.
Source: www.tempatwisata.pro