Berita Wisata

Desa Wisata Temajuk, obyek wisata utama di ujung Kalimantan

Desa Temajuk merupakan kawasan strategis nasional yang memiliki keindahan alam yang indah antara lain pantai yang bersih dan berbagai fasilitas penginapan yang apik. (Foto oleh Adi Saputro)

Temajuk, Kalimantan Barat, reportasenews.com – Dusun Camar Bulan, Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas merupakan desa wisata unggulan yang menawarkan ekowisata bahari yang mempesona.

Desa wisata Temajuk juga cukup unik, dengan garis pantai sepanjang 60 kilometer, laut jernih tenang dan gugusan bongkahan batu granit setinggi pohon kelapa.
Gugusan batuan granit yang membentuk pulau kecil di tengah laut yang tenang disebut nenek baru.

Di sisi lain, Desa Temajuk yang berada di bagian paling utara Kalimantan Barat berada di barisan terdepan dan berada di luar beranda di perbatasan antara Indonesia dan Malaysia.

Desa Temajuk memiliki berbagai macam potensi yang besar, salah satunya daerah yang sering dikunjungi penyu untuk bertelur dan beberapa bulan ini nelayan juga melakukan panen ubur-ubur, teripang dan lobster disana.

Kaya akan hasil laut, sebagian besar penduduk desa Temajuk berprofesi sebagai nelayan, sebagian lagi bertani dan berdagang.

Kawasan kampung Temajuk juga dijaga ketat oleh Satgas Pamtas Polri dan TNI Angkatan Laut karena letaknya yang strategis berhadapan langsung dengan negara Malaysia. Wilayah desa Temajuk disebut juga dengan Kawasan Strategis Nasional (KSN).

Keindahan desa wisata Temajuk dilengkapi dengan keberadaan menara mercusuar di Tanjung Datu.

Menara yang dibangun pada masa pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1885 ini dianggap sebagai menara suar tertua dalam sejarah dan menara suar terjauh di Kalimantan.

Letak menara lampu ini berada di sebuah bukit yang menjorok ke laut di ujung barat Pulau Kalimantan

Untuk menuju Menara Tanjung Datu harus menggunakan perahu nelayan atau perahu motor, kemudian dilanjutkan menaiki tangga beton yang membelah rimbunnya pepohonan.

Karena daya tariknya, Desa Temajuk menjadi ikon wisata bahari di Kabupaten Sambas.
Banyak pengunjung datang ke desa Temajuk untuk berwisata, terutama pada hari libur nasional dan akhir pekan.

Wisatawan kebanyakan adalah pengunjung lokal, namun banyak juga pengunjung dari Malaysia.

Struktur akomodasinya cukup mumpuni. Ada beberapa penginapan dengan kategori harga yang bisa disesuaikan dengan kantong pribadi.

Mulai dari homestay, bumi perkemahan yang bisa dipraktekkan di pinggir pantai, hingga resort yang dilengkapi berbagai fasilitas, seperti villa, gazebo, water sport seperti snorkeling, jet ski, dan ayunan (hammock).

Salah satu resort yang menjadi ikon di Desa Temajuk adalah Reverse House Resort atau sering disebut Gull Moon Resort.

“Ide awal membangun Camar Bulan Resort karena saya melihat pemandangan desa Temajuk yang sangat indah, sehingga otomatis menjadi objek wisata dengan membangun rumah terbalik,” ujar Kevin Sukirno, pemilik Camar Bulan Resort saat ditemui di lokasi.

Kevin Sukirno pengusaha asal Jakarta memang dari Sekura ingin membangun kampung halamannya karena melihat potensi Desa Temajuk.

“Kendala awal, cuaca ke sini sangat sulit. Karena jalannya tanah merah, musim hujan becek, tapi sekarang aksesnya lebih baik, jalan sudah diaspal,” ujarnya.

Kevin melanjutkan, sayangnya selama ini jaringan internet kurang bagus, sehingga sulit untuk berkomunikasi, apalagi jaringan listrik baru menyala jam 5 sore dan mati jam 6 pagi.

Untuk mendukung kegiatan pariwisata di Temajuk, pihaknya juga melakukan investasi pembangunan fasilitas rekreasi lain selain Camar Bulan Resort yang ada saat ini.

Tarif kamar di Camar Bulan Resort berkisar antara Rp 500.000 hingga Rp 1 juta. Dengan fasilitas kamar tidur ber-AC, tempat tidur besar, dan sarapan atau Wi-Fi tidak termasuk.

“Ada berbagai fasilitas yang dimiliki dan dibangun, seperti Kampung Kepiting. Di sini saat air pasang kita bisa menangkap kepiting dan ikan, tentu bisa, karena melimpahnya kepiting dan ikan di hutan bakau di sini,” ujarnya.

Kevin Sukirno bangga menjadi warga negara Indonesia dan keberagaman yang dimiliki NKRI yang dikaruniai alam yang indah.

“Kami sangat bangga dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia, pantai Temajuk panjangnya 50 kilometer, dan pantai ini lengkap dengan pemandangan sunset dan sunrise, pantai berpasir dan banyak bongkahan batu granit yang menjulang tinggi, ada juga kawasan Tanjung Datu,” dia berkata.

Kevin Sukirno mengatakan, dalam satu waktu kunjungan wisatawan ke desa Temajuk bisa mencapai 5.000 orang bahkan banyak juga pengunjung dari Malaysia.

“Kejadiannya sebelum pandemi, tapi setelah pandemi mereda, saat ini pos lintas batas desa Temajuk masih tutup, tapi pengunjung lokal tetap datang ke sini. Dulu, saya menerima uang Ringgit setiap bulan,” ujarnya.

“Wisman sebenarnya sering datang, terutama ke Melano Bay, Malaysia yang banyak dikunjungi wisman. Biasanya setelah singgah di Melano Bay, wisman ini ingin ke desa Temajuk, karena jaraknya hanya 45 kilometer. Hanya saja mereka agak khawatir balik karena di sini tidak ada PLBN atau kantor imigrasi, semoga PLBN atau kantor imigrasi bisa dibangun di Desa Temajuk,” candanya.

Kevin Sukirno bersyukur masyarakat Desa Temajuk sangat mendukung upayanya membangun objek wisata kelas dunia sehingga masyarakat selalu mendapat respon yang baik. Ia juga bermaksud menerapkan konsep wisata bahari berbasis kearifan lokal dan penerapan teknologi digital dalam upaya pemasaran agar desa wisata Temajuk dapat terus berkembang dan menjadi salah satu destinasi wisata andalan kelas dunia.

Keindahan alam beserta pantai yang panjang dan laut biru jernih membuat pengunjung betah berada di desa Temajuk. Selain pemandangan alamnya, aneka olahan kuliner dengan menggunakan hasil laut hasil tangkapan nelayan juga bisa membuat Anda ingin menambah nafsu makan.

“Kalau saya pribadi sudah 7 kali ke sini, dan yang membuat saya tertarik adalah karena pemandangan pantainya yang indah,” ujar Chika Frisca Pidella, seorang pengunjung.

Menurutnya, Desa Temajuk sudah seperti desanya sendiri, apalagi masyarakat Desa Temajuk ramah, alamnya asri sehingga betah berada di kawasan wisata ini.

“Saya suka foto-foto, untuk spot foto terbaik banyak tempat, Mbak Batu juga paling bagus. Dan yang suka renang, kano dan jet ski juga bisa di Pantai Camar Bulan dan Pantai Pak Atong,” ujarnya. .

Suasana menikmati keindahan pantai dengan semilir angin sepoi-sepoi di bawah rimbunnya pepohonan bersama pasangan atau pun rombongan, kawasan wisata Temajuk ini paling cocok, termasuk untuk refreshing setelah melewati rutinitas sehari-hari yang panjang.

“Hidangan seafood di sini juga enak, karena bahannya ikan yang baru ditangkap nelayan, jadi semuanya fresh,” tutupnya.

Perjalanan menuju desa Temajuk cukup lama, membutuhkan waktu 12 jam perjalanan dari kota Pontianak menuju desa Temajuk. Beberapa jalur bisa ditempuh, dari Paloh atau Kartiasa anda akan melewati dua sungai sehingga harus menempuh perjalanan dengan kapal ferry, atau jalur yang bisa dibilang pilihan terbaik adalah melalui jalan sungai Bening menuju desa Temajuk yang jalannya beraspal . Jalur Sungai Bening ini, pengunjung akan disuguhkan jalur perbukitan yang dipenuhi jalan naik turun dan tikungan tajam namun masih sedikit pepohonan karena mulai didominasi oleh perkebunan kelapa sawit.

Setelah melewati perjalanan panjang ini, pengunjung masih melewati pos pamtas TNI AD, serta bundaran ikonik desa Temajuk yaitu tugu Pancasila dan tugu Soekarno yang berdiri dan melambangkan kebhinekaan Indonesia yang memiliki semangat persatuan dan kesatuan bangsa. .

Setelah melalui perjalanan panjang tersebut, rasa lelah selama perjalanan sebanding dengan keindahan alam dan pengalaman mengunjungi desa Temajuk. (sebagai)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button