Berita Wisata

DPRD DKI menilai pengembangan wisata Ancol minim inovasi

NONSTOPNEWS.ID – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta menilai PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk sebagai perusahaan daerah (BUMD) kurang berinovasi. Selain itu, di tempat-tempat yang seharusnya menjadi sarana rekreasi yang menarik bagi warga, ternyata banyak pembangunan infrastruktur yang mangkrak.

Pernyataan itu disampaikan hampir seluruh anggota Komisi B DPRD di sela-sela agenda rapat tindak lanjut dan rencana kerja PT Pembangunan Jaya Ancol di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (19/1/2023) siang.

Di awal pemaparan, Senior Manager PT Pembangunan Jaya Ancol Eddy Prastiyo memaparkan sejumlah capaian perusahaan di tahun 2022 antara lain total aset, pendapatan, laba bersih dan belanja modal di depan jajaran direksi.

Terkait strategi ke depan, Eddy juga mengatakan ada rencana politik untuk masuk ke Pantai Ancol gratis sebulan sekali. Akibat dari kebijakan ini, tarif parkir yang tinggi akan dikenakan pada kendaraan yang parkir di area sekitar pantai.

“Rencananya sebulan sekali akan ada program gratis masuk ke Pantai Ancol. Sebelumnya kami menerapkan tiket masuk gratis setahun sekali, bertepatan dengan hari jadi Jakarta. Pengaturan parkir kendaraan akan dilakukan. diparkir di luar (gerbang Ancol), kalau mau masuk tetap bisa tapi dikenakan tarif tinggi, misalnya Rp 50.000 per patkir,” jelas Eddy, Kamis (19/1/2023).

Menanggapi rencana kerja tersebut, hampir semua anggota legislatif menilai itu bukan strategi yang teknis dan inovatif. Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Wahyu Dewanto menegaskan, Pantai Ancol harus menjadi fasilitas publik.

Dalam artian, sudah menjadi hak bagi masyarakat untuk dapat menikmatinya secara gratis tanpa harus membayar tiket masuk. Dikatakan pula, hal terpenting yang harus dilakukan PT Pembangunan Jaya Ancol adalah berinovasi dalam penataan kawasan bisnis bagi pelaku komersial dan membuat kawasan rekreasi yang menarik untuk semakin memanjakan masyarakat.

“Ketika saya masuk ke Dunia Fantasi, saya senang mengenang masa kecil saya. Karena dari foto waktu saya kecil, tempat ini tidak berubah sampai sekarang. Karena Ancol masih mempertahankan orisinalitasnya atau semacamnya. Jadi ketika saya ke sana, tidak ada yang berubah, lukisannya tetap sama,” sarkasme Wahyu mengundang gelak tawa semua orang yang hadir dalam pertemuan itu.

Berbeda dengan sejumlah tempat rekreasi pribadi yang berdekatan dengan Ancol. Meski baru seumur jagung, keberadaan mereka dinilai cukup menarik perhatian publik sehingga berbondong-bondong mendatanginya dan memiliki pamor yang kuat.

“Jalan akses menuju Ancol masih banyak yang berlubang. Ayo Pak, biar nyaman,” kata Wahyu.

Hal senada disampaikan Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta, Wa Ode Herlina. Ia melihat kondisi kawasan Ancol memang seperti ini, namun ke depan cenderung kurang terawat. Herlina menemukan, di beberapa tempat di sekitar pantai, pembangunan terhenti.

“Seperti di sebelah Mal Ancol, ada yang belum selesai dibangun, selalu seram. Makanya terbengkalai, kenapa pantainya tidak diperbaiki”, ulasnya. (Sarang)

IKUTI BERITA LAINNYA DI BERITA GOOGLE

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button