Berita Wisata

Festival Cap Go Meh 2574 di Padang adalah bukti toleransi di Sumatera Barat

Festival Cap Go Meh 2574 didukung penuh oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG — Kota Padang meluncurkan Festival Cap Gomeh 2574 sejak Rabu (11/1/2023). Festival ini akan berlangsung hingga hari puncak Minggu (5/2/2023). Festival Cap Gomeh akan berisi rangkaian acara yang menampilkan budaya masyarakat etnis Tionghoa.

Panitia Cap Go Meh Padang Albert Hendra Lukman mengatakan Cap Go Meh tahun ini merupakan yang pertama pascapandemi covid-19. Pelaksanaan Cap Go Meh di Padang kali ini menurut Albert bertujuan untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa Provinsi Sumbar memiliki keragaman dan toleransi terhadap perbedaan.

“Kami ingin menunjukkan keberagaman di Kota Padang,” kata Albert di Padang, Selasa (17/1/2023).

Albert mengatakan bahwa budaya Tionghoa tidak akan menjadi satu-satunya yang ditampilkan pada festival Cap Go Meh 2574. Namun ada juga budaya lain di nusantara seperti Minang, Bali dan lain-lain. Sehingga Cap Go Meh juga bisa menjadi kirab budaya nusantara.

Albert merasa komunitas Tionghoa di Padang bukanlah komunitas yang eksklusif. Mereka ingin masyarakat mengetahui bahwa komunitas Tionghoa terbuka untuk masyarakat umum.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Luhur Budianda mengatakan pelaksanaan Cap Go Meh di Padang didukung penuh oleh Pemprov Sumbar. Budi menginginkan perayaan Cap Go Meh di Padang menjadi ajang pembuktian bahwa Sumbar adalah provinsi yang toleran.

“Ada survei yang mengatakan Sumbar itu provinsi intoleran. Padahal Sumbar sangat toleran. Kita di sini dengan pluralitas damai selama ini,” kata Budi.

Selain itu, Budi juga berharap festival Fap Go Meh juga dapat menarik wisatawan untuk datang ke Sumbar. Menurut Budi, daya tarik wisata suatu daerah tidak hanya keindahan alamnya saja. Melainkan kekayaan budaya yang ada di dalamnya.

“Kami mengangkat tradisi masyarakat Tionghoa di Sumbar. Untuk menarik wisatawan. Orang berwisata bukan karena alam. Tapi karena budaya. Karena wisata alam yang indah ada di mana-mana,” kata Budi.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button