Berita Wisata

Hormati Lingkungan, LPLH-SDA MUI Bali Sinergi Aktivis Lingkungan Bersihkan Sampah di Hutan Mangrove

DENPASAR – Mangrove atau hutan mangrove sebagai penyangga pantai dinyatakan vital bagi lingkungan. Lembaga Pemuliaan Lingkungan dan Sumber Daya Alam (LPLH-SDA), MUI Provinsi Bali bersinergi dengan Komunitas Lingkungan Seasoldier, Sungai Watch, Penjaga Hutan Mangrove, Frontier, Rotarac dan kelompok masyarakat lainnya, terus bekerja untuk pemuliaan lingkungan. Kali ini bersih-bersih sampah di kawasan hutan mangrove atau hutan mangrove Tahura Ngurah Rai di kawasan sekitar Waduk Muara Nusa Dua Pemogan, Minggu, 16 Oktober 2022.

Analis Rehabilitasi dan Konservasi, UPTD Mangrove Tahura Ngurah Rai Bali, Yudha Wibawa mengungkapkan, banjir kerap terjadi akibat penumpukan sampah plastik. “Banjir dari sampah plastik tidak akan terjadi lagi, terutama di kawasan hutan mangrove Tahura ini. Terima kasih kepada seluruh masyarakat lingkungan yang turut serta membersihkan sampah plastik dari kawasan Tahura Ngurah Rai,” ujar Yudha.

Mangrove dikatakan sebagai jenis tumbuhan dikotil yang hidup baik di habitat air payau maupun air asin.Mangrove adalah tumbuhan yang ditanam melalui kegiatan budidaya atau diambil dari alam. Tanaman mangrove tidak dilindungi/dilarang menggunakan bagian dari tanaman tersebut, misalnya digunakan sebagai bahan baku kosmetik/farmasi atau bahan tambahan tekstil (Dirjen P2HP, 2015).

Hutan mangrove adalah jenis hutan yang banyak terdapat di daerah muara dengan rawa-rawa dan/atau struktur tanah yang rapat. Mangrove merupakan salah satu solusi terpenting untuk mengatasi berbagai jenis permasalahan lingkungan, terutama untuk mengatasi kerusakan lingkungan akibat rusaknya habitat satwa. Kerusakan ini tidak hanya berdampak pada hewan tetapi juga manusia. Mangrove, lanjutnya, telah menjadi pelindung besar lingkungan.

Menurut Desyanaputri (2016), mangrove tumbuh di pesisir pantai dan paling sering ditemukan di perbatasan antara muara pesisir dan sungai. Ciri-ciri tumbuhan mangrove ini adalah hidup berkelompok dalam jumlah banyak, memiliki akar yang besar dan berbuah. Di pantai, banyak petani menanam mangrove, karena banyak manfaat kelestarian pantai di tempatnya. Selain itu, mangrove juga bisa membuat suasana di sekitar pantai semakin asri. Di pantai Pariaman, hutan bakau digunakan sebagai tempat wisata, menaiki perahu yang disediakan oleh pengelola. Dimana wisatawan bisa duduk dan bersantai di perahu kecil sambil berkeliling hutan mangrove. Selain itu, mangrove juga memiliki manfaat yang signifikan bagi kehidupan di sekitar lingkungannya.

Lebih lanjut Ana (2015), menjelaskan bahwa hutan mangrove merupakan salah satu topik utama pembangunan lingkungan di Indonesia. Banyak lembaga sosial yang bergerak di bidang lingkungan terus mensosialisasikan manfaat mangrove. Hal ini mendukung kesadaran masyarakat bahwa mangrove penting untuk menjaga lingkungan. Pelestarian kawasan mangrove merupakan upaya yang sangat baik untuk menstabilkan kondisi lingkungan dan menyelamatkan seluruh habitat yang ada di hutan mangrove. Kawasan mangrove dapat ditemukan di beberapa wilayah Indonesia, seperti kawasan mangrove Taman Hutan Raya Ngurah Rai (Tahura), Bali.

Ia juga memaparkan beberapa manfaat hutan mangrove antara lain pencegahan erosi pantai, menjadi katalis tanah dari air laut, habitat penangkapan ikan, dampak ekonomi, sumber pakan ternak, pencegahan pemanasan global, sumber pendapatan bagi masyarakat. populasi pesisir. nelayan, menjaga kualitas air dan udara, mengembangkan kawasan wisata, menyediakan sumber kayu bakar, mengembangkan ilmu pengetahuan, serta menjaga iklim dan cuaca.

Oleh karena itu, Ketua LPLH-SDA MUI Provinsi Bali, Ir Saleh Purwanto mengimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah plastik ke sungai dan laut karena mencemari lingkungan. “Mari kita kurangi penggunaan sampah plastik sekali pakai (retak, botol plastik, gelas plastik) karena akan merusak lingkungan,” ujar Saleh Purwanto. (menyingkirkan)

Source: radarbali.jawapos.com

Related Articles

Back to top button