Berita Wisata

Kawasan Ekowisata Monyet Bekantan Lokbuntar, destinasi wisata di Kabupaten Tapin

Kawasan Ekowisata Monyet Bekantan Lokbuntar, Kabupaten Tapin, (foto: ron)

RANTAU – Tapin dengan ibu kota Rantau merupakan salah satu kabupaten yang berjarak 113 km dan terletak di sebelah utara kota Banjarmasin, ibu kota provinsi Kalimantan Selatan.

Kabupaten Tapin selain memiliki sumber daya alam yang melimpah seperti keberadaan bijih batubara, perkebunan kelapa sawit dan karet serta lahan pertanian yang luas, juga memiliki beberapa tempat wisata yang berpotensi untuk dikembangkan.

Di Bumi Ruhui Rahayu, nama lain dari Kabupaten Tapin, terdapat banyak tempat wisata, baik wisata alam, religi, buatan, tradisional dan kerajinan, serta tempat wisata edukasi.

Salah satu tempat wisata edukasi di Kabupaten Tapin adalah “Ekowisata Lokbuntar Bekantan” yang dioperasikan oleh perusahaan pertambangan Kabupaten Tapin, PT Antang Gunung Meratus (PT. AGM) dengan Pemerintah Kabupaten Tapin di Lok Buntar, Desa Lawahan, Kecamatan Tapin Selatan. , Kabupaten Tapin.

Ekowisata Lokbuntar Bekantan merupakan tempat restorasi habitat bekantan atau bekantan berambut coklat kemerahan dan merupakan salah satu dari dua spesies dalam genus Nasalis.

PT AGM Lokbuntar Proboscis Monkey Ecotourism Officer Jeni mengatakan Ekowisata Monyet Lokbuntar seluas sekitar 90 hektar di lahan hutan rawa dan mulai dibangun pada tahun 2016, menyusul kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang dahsyat yang melanda kawasan itu pada tahun 2014 – 2015 lalu. .

“Pemulihan pengembangan ekowisata bekantan Lokbuntar dari tahun ke tahun mengalami kemajuan,” ujarnya.

Dulu, kata Jeni, lahan ini hampir 80% gersang dan tandus akibat kebakaran hutan dan lahan, namun kini terlihat hijau kembali dan bisa dihuni satwa liar yang dilindungi.

“Pohon yang ditanam di Kawasan Restorasi Habitat Bekantan sebagian besar adalah pohon pionir rawa, yaitu Galam, Pulantan, Mangobi dan jenis pohon rawa lainnya,” jelasnya.

Ia melanjutkan, untuk pengembangan satwa yang ada, terjadi peningkatan populasi, karena baru-baru ini lahir dua ekor bekantan.

“Selain bekantan, Kawasan Restorasi Ekowisata Lokbuntar Bekantan juga dihuni oleh jenis satwa lain seperti kera ekor panjang, hirangan dan beberapa jenis burung langka yaitu Elang Bondol, Bangau Tongtong dan jenis burung lainnya,” ujarnya.

Menurut Jeni, kedepannya akan dikaitkan dengan pengembangan ekowisata bekantan, selain menambah infrastruktur pendukung juga akan mewujudkan pemberdayaan masyarakat dengan program corporate social responsibility (CSR) PT AGM,” pungkasnya. (ron)

Source: www.beritapembaruan.id

Related Articles

Back to top button