Berita Wisata

Komitmen, Hotel The 101 Malang OJ menjaga dan memelihara tempat wisata Malang – Kabar Malang Com

Komitmen, Hotel The 101 Malang OJ menjaga dan memelihara tempat wisata Malang – Kabar Malang Com

KABARMALANG.COM – Jemaah Tahlil Rutin Dusun Krajan Desa Sumbersekar Kecamatan Dau Kabupaten Malang menggelar pengajian di Masjid Al Hidayah Desa setempat pada Kamis (15/9/2022) malam.

Takmir Masjid Al Hidayah, Ustad Sukardi dalam sambutannya mengatakan kegiatan pengajian ini merupakan program rutin yang diikuti dengan pengajian rutin dan tahlil jamaah bagi warga Dusun Krajan Desa Sumbersekar Kecamatan Dau.

“Mari kita berlomba-lomba untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, namun jangan lupa juga untuk mendekatkan diri dengan sesama manusia dengan berbuat baik kepada sesama agar dijauhkan dari siksa neraka,” ujar Ustad Sukardi.

“Pentingnya kegiatan pengajian seperti ini, selain untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, juga sebagai ajang silaturrahmi dan juga untuk mengikat sesama warga untuk meningkatkan keimanan kepada Allah SWT,” lanjutnya. .

Hadir dalam Pengajian Umum Kepala Dusun Krajan, Desa Sumbersekar, Budiono. Raja Syuriah MWC NU Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Gus Mohamad Kohar. Kemudian Bapak Nur Muhayyat selaku Wali PP Nikmatul Iman Desa Sumbersekar sekaligus Ketua MWC NU Dau.

Turut hadir Gus Anam yang menjabat sebagai Ketua Banser Ansor, Kecamatan Dau, beserta ratusan orang lainnya.
Rutinitas pengajian dan tahlil berjamaah di Dusun Krajan, Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

Acara dimulai dengan shalat Isya berjamaah, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan istighosah dan shalawat disertai dengan hadrah.

Takmir Masjid Al Hidayah, Ustad Sukardi dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan pengajian ini merupakan program rutin

Takmir Masjid Al Hidayah, Ustad Sukardi dalam sambutannya mengatakan kegiatan pengajian ini merupakan agenda rutin. (gambar khusus)

Rois Syuriah Presiden MWC NU, Gus Mohamad Kohar, Kecamatan Dau, dalam tausiyahnya menegaskan bahwa masyarakat patut bersyukur dilahirkan di negara yang aman dan damai di Indonesia.

Dengan kondisi ini, menjalankan ibadah juga bisa menjadi tenang dan nyaman.

“Mari berusaha lahir di negara Palestina yang hidup di bawah tekanan, jadi mari hidup di Indonesia dengan mematuhi aturan yang berlaku di Indonesia,” kata Gus Mohamad Kohar.

Menurut Gus Kohar, sinergi antara umaro dan ulama sangat penting dalam membangun bangsa Indonesia, terutama dalam menciptakan toleransi antar umat beragama.

Di hadapan ratusan jemaah, Gus Mohamad Kohar menjelaskan bahwa negara Indonesia berdasarkan Pancasila, yang sejalan dengan ajaran Islam, saling toleransi dan gotong royong sesama umat Islam.

“Indonesia adalah negara spiritual lil’alamin, bukan negara Islam, tetapi berdasarkan Pancasila. Dimana bentuk keimanan adalah kecintaan pada nasionalisme dan kecintaan pada NKRI,” ujarnya.

Gus Kohar, juga menekankan pentingnya wawasan kebangsaan dan wawasan keagamaan, untuk meminimalisir dan mencegah munculnya radikalisme di wilayah Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau.

Selain meminimalisir radikalisme dan ekstremisme, Gus Kohar juga mengajak masyarakat dan jamaah untuk menjalin silaturahim, yaitu ikatan kasih sayang antar sesama manusia.

“Jika hubungan antar manusia baik, maka hubungan dengan Sang Pencipta juga akan baik. Agar ada rasa syukur kita harus selalu berdoa kepada Allah SWT,” ujarnya.

Kita patut bersyukur lahir dan besar di Indonesia, negara yang menjamin kebebasan setiap warga negara untuk memeluk agama dan menjalankan ritual keagamaannya sendiri,” imbuhnya.

Gus Kohar merasa situasinya akan berbeda jika ia lahir di negara Palestina, Israel atau Arab Saudi, yang belum tentu lebih nyaman menjalankan agamanya masing-masing.

“Islam bisa dianggap rahmatan lil alamin jika umat Islam bisa mencintai ciptaan Allah lainnya. Pemerintah Indonesia telah menunjukkan bagaimana rahmatan lil alamin dengan menjadi pelindung seluruh alam semesta di dalamnya,” kata Gus Kohar.

“Perbedaan pendapat yang diungkapkan sebagai aspirasi dilindungi oleh pemerintah karena itu adalah hak asasi manusia, tetapi selalu dengan aturan untuk tidak mengganggu hak orang lain,” lanjutnya.

Menurut Gus Kohar, kondisi seperti ini patut disyukuri, karena sikap toleransi yang sudah ada sejak dahulu kala harus tetap dipertahankan.

“Berbeda jika kita terus memendam kebencian satu sama lain, maka yang ada hanya kekurangan dan keburukan yang terlihat,” ujarnya.

Gus Kohar menambahkan, ajaran yang masuk ke Indonesia dan upaya untuk mendirikan atau menerapkan sistem pemerintahan khilafah dirasa hanya membuat resah rakyat Indonesia.

Inilah yang terjadi, seperti yang terjadi hari ini di Thailand, Myanmar, dan Filipina, di mana jumlah Muslimnya kurang dari 8%.

Namun, ia ingin memberlakukan pemerintahan khilafah, yang akhirnya berujung pada perang saudara yang berkepanjangan.

“Yang bisa kita rasakan bersama saat ini adalah di Indonesia terjadi arus-arus yang berpotensi mengancam keutuhan NKRI dan memicu konflik. Itu harus kita cegah bersama-sama,” pungkas Gus Kohar. (carep01/cemara)

Source: kabarmalang.com

Related Articles

Back to top button