Berita Wisata

Lindungi Mata Uang Asing, GenPI Dukung Presiden Dorong Pariwisata Dalam Negeri

Suara.com – Presiden Joko Widodo alias Jokowi telah meminta pemerintah daerah untuk meningkatkan pariwisata domestik karena Indonesia kaya akan potensi pariwisata. Selain itu, memprioritaskan pariwisata dalam negeri akan membantu devisa negara.

Siti Chotijah, penggiat pariwisata yang juga Presiden Jenderal Generasi Indonesia Pesona (GenPI), mengatakan permintaan Presiden Jokowi kepada para pemimpin daerah untuk memprioritaskan pariwisata dalam negeri sangat tepat karena jika pariwisata dalam negeri diprioritaskan, akan membawa manfaat besar bagi bangsa dan negara. masyarakat.

“Jika komunitas GenPI terikat dengan arahan Presiden untuk memprioritaskan pariwisata dalam negeri, tentu kami sangat setuju dan sangat mendukungnya, sehingga banyak manfaat yang bisa diperoleh dari instruksi ini”, ujar Siti Chotijah.

Menurut seorang yang akrab disapa Mba Jhe, selain bertujuan untuk mempopulerkan sirkuit yang ada, ada manfaat besar, yaitu gerakan ekonomi. Jika dalam sehari terjadi perpindahan orang dari satu tempat ke tempat lain (pariwisata), maka dapat dipastikan terjadi pembalikan ekonomi di tempat tujuan.

Baca Juga: Presiden Duka Tragedi Kanjuruhan, Minta Kapolri Selidiki

“Dampaknya sangat besar, salah satunya meningkatkan perekonomian daerah. Kita juga bisa melihat bahwa perpindahan dari satu orang ke orang lain sebenarnya merupakan gerakan ekonomi yang sangat penting,” ujarnya.

“Karena bisa dibayangkan ketika orang itu melakukan perjalanan wisata, tentu banyak sektor yang hidup, mulai dari transportasi, baik itu darat, udara bahkan kereta api, dan lain-lain,” lanjutnya.

Selain itu, ada juga industri perhotelan dalam hal hotel, homestay, hostel, dan industri pendukung lainnya.

“Pertama, misalnya industri katering makanan, dll, industri cinderamata, serta transportasi lokal sewa mobil, dll, yang mayoritas adalah industri kecil. Orang-orang membawa oleh-oleh, artinya mendukung industri lokal,” ujarnya.

Dikatakan Mba Jhe, permintaan presiden untuk memprioritaskan pariwisata dalam negeri sangat berpengaruh, baik bagi kemajuan pariwisata maupun perekonomian Indonesia. Karena itu, pemerintah dalam hal ini menteri, kepala daerah, harus memberi contoh, bukan menunjukkan merek asing.

Baca Juga: Instruksi Presiden Jokowi Soal Tragedi Stadion Kanjuruhan: Selidiki, La Liga 1 Dihentikan Sementara

“Efeknya sangat luar biasa dan kenapa pejabatnya bisa seperti itu karena harus memberikan model atau contoh, kalau pejabatnya hanya menunjukkan merek asing, lalu ke luar negeri kalau kita mau pergi dari sana. ‘sebelumnya. Juga perjalanannya. masih ditunjang perjalanan dinas misalnya wah repot banget ya,’ jelasnya.

Selain itu, Mba Jhe, dengan banyaknya wisatawan dalam negeri, terutama yang dipimpin oleh pemerintah daerah dan juga tokoh masyarakat lainnya, akan semakin memperkenalkan destinasi wisata Indonesia.

“Kami bangga Indonesia yang indah, ketika kita sudah memiliki jargon, itu luar biasa, tetapi kami tidak mengenali negara yang luar biasa ini dengan memilih tujuan di luar. Artinya, brand janji pariwisata kita dipertanyakan, kan,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa ketika seseorang pergi ke suatu tempat, yang tersisa adalah ingatannya. Artinya, ada yang berupa konten dan ada yang berupa memori pengalaman, sehingga harus ada pengembangan ke depan agar kesinambungan destinasi wisata tersebut dapat ditingkatkan.

“Nah borobudur dan lain sebagainya, sustainability itu nomor satu, jadi pengembangan pariwisata ke depan juga harus bisa memberikan pengalaman, bukan sekedar hiburan, jadi kalau ada pengalaman selalu memungkinkan orang untuk datang kembali. ”, jelasnya juga.

Dalam pengembangan daya tarik wisata, kata Mba Jhe, masyarakat lokal dan pelaku lokal harus memiliki ruang-ruang kreatif seperti komunitas, desa wisata dan juga untuk UMKM.

“Pengembangan pariwisata ke depan harus berpihak pada ekonomi kerakyatan, karena potensinya luar biasa. Secara substansi, kami sangat setuju dan mendukung instruksi presiden,” pungkasnya.

Source: www.suara.com

Related Articles

Back to top button