Berita Wisata

Memberikan pilihan perjalanan alternatif, BPPS menampilkan atraksi wisata non massal • Radar Jogja

RADAR JOGJA – Badan Promosi Pariwisata (BPPS) Sleman menyelenggarakan perjalanan sosialisasi selama dua hari, Rabu dan Kamis 14-15 Desember 2022. Kegiatan tersebut difokuskan untuk mengunjungi objek-objek wisata di sisi barat Sleman, dan merupakan daya tarik wisata yang belum terlalu sering dipamerkan dan tidak dianggap sebagai wisata massal. .

Pada hari pertama, rombongan mengunjungi Desa Wisata dan sanggar Alam Gamplong, Moyudan Sleman. Kunjungan ke lokasi syuting film Bumi Manusia karya sutradara Hanung Bramantyo yang terinspirasi dari trilogi karya Pramoedya Ananta Toer ini mempertemukan para tour operator dari Jogjakarta. Juga melibatkan travel agent dan mahasiswa Tanzania yang sedang kuliah di Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, serta mahasiswa Amerika yang kuliah di UGM.

”Kami sengaja menyelenggarakan famtrip ini dengan fokus di wilayah barat Sleman karena belum terlalu sering diekspos. Yang sering terekspos adalah wilayah utara dan timur Sleman. Termasuk pengenalan lebih mendalam tentang tempat-tempat wisata di Sleman yang pasti layak untuk dikunjungi,” kata Ketua BPPS Agung Sasongko didampingi Direktur Himpunan Pramuwisata Indonesia Cabang Sleman (HPI), Iqbal Yusron.

Agung mengatakan kegiatan Famtrip Sleman ingin memberikan informasi kepada peserta Sleman tentang tempat wisata yang layak untuk dikunjungi.

“Desa Wisata Tenun dan Kerajinan Garis Gamplong juga merupakan objek wisata yang dapat memberikan pilihan untuk berwisata ke Sleman. Sehingga bisa masuk dalam itinerary paket wisata biro perjalanan,” kata Agung.

Kegiatan tersebut juga bertujuan untuk menghidupkan kembali pariwisata di Sleman bagian barat. Jumlah desa wisata sangat penting.

”Kami sudah menyelenggarakan Festival Van der Wijk di Tempel, lomba foto wisata di Studio Alam Gamplong dan Jeep Kenduri Nasional di Wana Rahayu Moyudan yang fokus di Sleman bagian barat. Tapi bukan berarti kami mengabaikan objek wisata lain di Sleman, tapi saat ini kami fokus ke Sleman bagian barat,” kata Agung.

BPPS juga mengadakan meja dengan pemangku kepentingan pariwisata (hotel, restoran, destinasi wisata, pusat oleh-oleh) yang berkunjung ke kota-kota di luar Sleman. Pemasaran dan promosi pariwisata Sleman.

”Kami pergi ke Banyuwangi, Bandung, Lampung dan juga Makassar. Itu membuktikan bahwa Sleman memiliki berbagai potensi wisata yang layak dan wajib dikunjungi,” kata Agung.

Usai mengunjungi Desa Wisata dan Sanggar Alam Gamplong, rombongan mengunjungi Kampung Margasatwa Moyudan, Embung Gagaksuro, Sentra Belut Godean dan Sentra Bambu Sendari-Cebongan Sleman. Sedangkan di hari kedua, rombongan mengunjungi Candi Sari, Candi Kalasan, Suraloka Kaliurang dan Desa Obelix.

BPPS sengaja mengajak mahasiswa asing agar paham bahwa tempat wisata di Sleman sangat beragam. Tidak hanya tempat wisata terkenal seperti Kaliurang, Prambanan dan Taman Ratu Boko. “Masih banyak objek wisata yang layak dikunjungi di Kabupaten Sleman,” kata Wakil Presiden BPPS dan Wakil Presiden Bidang Pemasaran dan Komunikasi ASITA DIY Fachri Herkusuma.

Selama ini, kata Fachri, tour operator lebih mengenal objek wisata di Sleman utara, termasuk Merapi. Juga timur Sleman seperti di Breksi. ”Kami berharap mahasiswa asing juga bisa menceritakan pengalaman perjalanannya di Sleman kepada teman-temannya. Tur di tempat-tempat yang bukan wisata. Tapi mass tourism seperti Prambanan dan Borobudur,” kata Fachri. (*/iwa/dwi)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button