Berita Wisata

Mendorong program berkelanjutan di desa-desa wisata kota Jogja

JAKARTA – Kota Yogyakarta merupakan salah satu magnet wisata di Indonesia. Kearifan lokal yang ada di setiap sudut kota Gudeg menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang pernah mengunjunginya. Tidak sedikit wisatawan yang ingin kembali.

Kota Jogja memiliki banyak desa wisata, selain destinasi utamanya. Dengan keunikannya masing-masing, sayangnya tidak semua desa wisata memiliki jadwal kegiatan yang teratur dan berkesinambungan, sehingga desa wisata menjadi destinasi utama di Yogyakarta.

“Tidak semua desa wisata memiliki program kegiatan yang dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. Bisa saja hari ini ada wisatawan yang datang tetapi tidak ada kegiatan, begitu juga sebaliknya,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko di Yogyakarta pada Jumat (25/11), seperti dikutip dari Di antara.

Menurutnya, dengan adanya agenda wisata yang dilakukan secara rutin dan berkesinambungan dengan jadwal yang tetap akan memudahkan wisatawan dalam memanfaatkan potensi wisata yang ada di setiap desa wisata.

Membuat diary tidak perlu dilakukan setiap hari, namun setidaknya ada diary rutin dengan frekuensi yang teratur, sehingga memudahkan wisatawan untuk mengetahui kegiatan di setiap desa wisata.

“Buku harian pariwisata tidak hanya dibuat pada waktu-waktu tertentu dengan frekuensi yang tidak pasti. Harapannya, setiap kali wisatawan datang, mereka dapat memanfaatkan potensi wisata yang muncul. Ada keterikatan antara wisatawan dengan desa wisata,” ujarnya.

Wahyu tidak memungkiri bahwa menyusun dan melaksanakan program wisata yang rutin dan berkelanjutan membutuhkan komitmen dan energi yang besar dari para pengelola desa wisata.

“Namun memang harus dilakukan agar keberadaan desa wisata dapat memberikan dampak bagi masyarakat desa tersebut, misalnya untuk perekonomian,” ujarnya.

Salah satu desa wisata yang dinilai sudah bisa melakukan jadwal rutin adalah Desa Wisata Kali Gajah Wong Giwangan. Desa ini memiliki mercusuar berupa Embung Lepen.

“Destinasi desa wisata itu setiap hari sudah dikunjungi wisatawan, dan juga ada kegiatan ekonomi di kawasan itu. Desa wisata ini bisa menjadi contoh bagi desa wisata lainnya,” ujarnya.

Saat ini 18 desa wisata di Kota Yogyakarta juga telah menentukan potensi unggulannya masing-masing, baik berupa atraksi budaya, potensi kuliner, fashion, aktivitas wisata, daya tarik wisata.

“Kami juga memperkuat kelembagaan seluruh desa wisata untuk mendukung upaya pengembangan desa wisata. Harus ada kolaborasi, interaksi dan inovasi agar potensi wisata yang tercipta dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan,” ujarnya. .

Selain itu, Pemkot Yogyakarta juga memberikan dukungan termasuk pembangunan rambu atau bookmark dan tambahan furnitur kota di desa wisata Gedongkiwo.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button