Berita Wisata

Peresmian Destinasi Wisata Bali, Hutan Pinus Glagalinggah di Kintamani, Siap Jadi Destinasi Baru

TRIBUNBALI.COM, BANGLI – Pada akhir Desember 2022, Gubernur Bali I Wayan Koster diwakili oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali I Made Teja meresmikan Ekowisata Wisata Hutan Pinus Glagalinggah Desa Kintamani Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli .

Hutan ini menjadi rujukan bagi para pelancong yang ingin menikmati wisata desa yang sarat dengan pesan pelestarian lingkungan serta kearifan lokal.

Peresmian wisata alam ini mempertemukan seluruh elemen masyarakat desa adat Glagalinggah, tim PT Tirta Investama – Pabrik Mambal (AQUA Mambal), direktur kemitraan lingkungan pengelolaan umum PSKL (kemitraan lingkungan untuk perhutanan sosial). ) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Dirjen DAS dan Rehabilitasi Hutan, BP2SDM, Pusat PSKL Wilayah Jawa Bali Nusa Tenggara, OPD Provinsi Bali, Kawasan Pengelolaan Hutan (KPH) se-Bali, OPD Kabupaten Bangli, BPDAS HL Unda Anyar, Forum DAS dan pejabat pemerintah dari kabupaten dan desa Kintamani.

Ekowisata Hutan Pinus Glagalinggah merupakan hasil dari program Kampung Ramah Air Hujan dan Wisata Alam.

Program Kampung Ramah Air Hujan dan Wisata Alam sendiri merupakan implementasi dari inisiatif program keberlanjutan PT Tirta Investama – Pabrik Mambal (AQUA Mambal) yang dalam pelaksanaannya bekerjasama dengan SATIN (Sahabat Timur Indonesia) sejak tahun 2021.

Ruang lingkup kegiatannya meliputi konservasi sumber daya air, keanekaragaman hayati dan wisata alam.

Direktur Kemitraan Lingkungan Cabang PSKL Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jo Kumala Dewi mengatakan, kontribusi swasta dalam percepatan perhutanan sosial melalui program CSR sangat dibutuhkan.

“Praktik wisata Hutan Pinus Glagalinggah kini bisa menjadi model bagi usaha lain untuk mengembangkan hal yang sama di lokasi lain. Selain itu, saya juga mengapresiasi penerapan sistem tiketing digital yang ada, hasilnya akan lebih mudah dikontrol, lebih transparan dan akurat,” tambah Jo Dewi.

Gubernur Bali dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali, I Made Teja menyampaikan bahwa masyarakat Bali harus memahami, menghayati, menerapkan dan melaksanakan prinsip-prinsip kehidupan masyarakat Bali yang dilandasi nilai-nilai kearifan lokal. Sad Kerthi di era baru Bali tentang pengelolaan hutan sosial.

“Saya mengapresiasi pihak-pihak seperti BUMN dan swasta yang mendukung pelaksanaan perhutanan sosial di Bali, khususnya hutan desa yang telah dikembangkan untuk menggerakkan perekonomian. Masyarakat Desa Glagahwangi layak mendapat dorongan karena mereka dapat melestarikan potensi alamnya sambil masih mendapatkan nilai ekonomi dari kegiatan-kegiatan yang mendahuluinya,” kata Gubernur Bali dalam sambutannya.

Sad Kerthi dalam kearifan lokal berarti 6 upaya menjaga kesucian atau menjaga keseimbangan, dimana semuanya saling terkait satu sama lain.

Upaya tersebut meliputi pensucian manusia, alam semesta, jiwa, pemuliaan pantai dan laut, pemuliaan sumber daya air dan terakhir pemuliaan tumbuhan/hutan, tambah gubernur.

Manajer Pembangunan Berkelanjutan Danone Indonesia, Karyanto Wibowo, mengatakan Kawasan Wisata Hutan Pinus Glagalinggah seharusnya menjadi wadah edukasi bagi warga desa adat Glagalinggah maupun wisatawan yang berkunjung.

“Bantuan yang kami berikan telah membuahkan hasil, dengan lingkungan yang dijaga dengan baik oleh masyarakat dengan kearifan lokalnya, potensi ini menjadikan kawasan wisata Hutan Pinus Glagalinggah sebagai tujuan wisata, kebaikan ini akan terus kami dorong agar dapat menginspirasi lebih banyak lagi. orang,” kata Karyanto.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button