Berita Wisata

Sebagai penjual bakso di pasar modern Entikong, dia terkadang bertahan sepi pengunjung

Jupri, penjual bakso di PLBN Entikong, perbatasan Indonesia-Malaysia, sudah 24 tahun berjualan bakso. Ia berharap pemerintah pusat dan daerah dapat menyelenggarakan banyak kegiatan di perbatasan sehingga dapat memulihkan perekonomian PLBN pasca pandemi Covid 19. (Foto oleh Adi Saputro)

Entikong, Kalimantan Barat, reportasenews.com – Wajah Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong saat ini cantik dengan bangunan bertingkat dan bergaya minimalis modern, dengan ornamen dinding budaya khas Dayak Kalimantan.

Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong juga menjadi percontohan bagi PLBN lain yang juga dipercantik untuk bersaing dengan wajah Pos Lintas Batas Negara di negara tetangganya, Sarawak, Malaysia.

Provinsi Kalimantan Barat memiliki PLBN yaitu Entikong, Aruk, Badau, dan yang akan diresmikan Presiden Jokowi dalam waktu dekat adalah PLBN Jagoi Babang di Bengkayang.

PLBN Entikong terletak di wilayah Kabupaten Sanggau. Sebelumnya pengelolaan PLBN Entikong berada di tangan Pemerintah Kabupaten Sanggau, namun PLBN Entikong yang merupakan pos lintas batas pertama di Indonesia yang mulai beroperasi pada 1 Oktober 1989, kini dikelola di bawah naungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana. sistem pengelolaan perbatasan (BNPP) Kementerian Dalam Negeri.

Megahnya PLBN Entikong menjadi kebanggaan bagi masyarakat Kalbar, khususnya masyarakat perbatasan NKRI-Malaysia di Entikong.

Padahal, kondisi PLBN Entikong saat ini sudah tertata rapi, tidak terkesan bobrok, dan memiliki keistimewaan yang bisa dibanggakan.

Namun, pasca tumbangnya pandemi Covid, pos lintas batas negara ini belum juga terbentang.
Meski arus orang, barang dan jasa mulai meningkat pasca penutupan sementara akibat pandemi Covid, area teras depan yang terpenting masih sepi.

Padahal banyak tempat nyaman untuk jalan-jalan dan menikmati keindahan alam perbukitan di kawasan PLBN Entikong.

Jupri, pedagang bakso yang sudah 24 tahun berjualan bakso di teras desa di Entikong, mengaku peminat bakso saat ini relatif sedikit dibandingkan beberapa tahun lalu.

“Sekarang sepi, padahal malam minggu. Entah kenapa sepi, biasanya ramai. Jam 19.00 WIB, pembelinya hanya empat orang, biasanya dijual puluhan mangkok bakso saat itu,” kata Jupri, penjual bakso di Entikong.

Meski sepi pembeli lokal di Entikong, ternyata Jupri punya pangsa pasar tersendiri. Banyak pembeli yang sebenarnya warga negara Malaysia. Pembeli sangat tertarik untuk membeli bakso Pak Jupri karena cukup enak.

“Saya bersyukur warga Malaysia banyak yang memesan bakso, meski masih pandemi. Pembeli dari Malaysia masih stabil, dalam seminggu ada 20 kilogram bakso, bahkan dalam sebulan ada 100 kilogram bakso. Mereka pesan dan kemudian mengambil pesan di perbatasan,” kata Jupri.

Pesanan bakso dari Malaysia tidak menentu.

“Kadang pagi, atau bahkan sore sebelum gerbang ditutup,” ujarnya.

Selama pandemi, PLBN Entikong sempat ditutup sementara sehingga omzet turun drastis.

“Sepi banget, anjloknya pesanan bakso turun 80%,” keluhnya.

Menurutnya, jauh sebelum pandemi, keuntungan bisa antara Rp 2 juta hingga Rp 3 juta, namun kini hanya bisa meraih keuntungan Rp 300.000 hingga Rp 800.000.

“Saya bersyukur diberi kesehatan dan mampu menyekolahkan anak saya di Universitas Tanjung Pura,” ujarnya.

Jupri berasal dari kota Solo di Jawa Tengah. Ia memutuskan untuk merantau ke Kalimantan Barat pada tahun 1980.

Pasar Entikong modern yang pada awalnya ramai dengan banyaknya gerai yang dibuka untuk menampung usaha kecil, mikro dan menengah, kini sebagian besar gerai gratisan mulai sepi.

Banyak pedagang yang menempati toko tersebut tutup karena penutupan sementara selama pandemi Covid 19. Saat ini hanya beberapa pedagang makanan dan minuman yang bertahan termasuk kafe yang berada di lantai dua.

Seperti warga Entikong lainnya, Jupri berharap kawasan Entikong kembali bangkit ekonominya, banyak kegiatan yang kembali digelar untuk mempercepat pemulihan ekonomi di kawasan perbatasan Indonesia dan Malaysia ini. (sebagai)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button