Berita Wisata

Setelah beberapa kali bentrok dengan pengelola, Pemprov menunjuk juru kunci apartemen pantai Mutiara

Laporan wartawan TribunJakarta.com Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, PENJARINGAN – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui kantor Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) DKI Jakarta telah menunjuk pengurus sementara Apartemen Mutiara Beach, Penjaringan, Jakarta Utara.

Penunjukan pimpinan sementara itu tertuang dalam Surat Keputusan Kepala Dinas Nomor 829 Tahun 2022 Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta, Kamis (1/12/2022) lalu.

Dalam keputusan tersebut, Kepala Kantor PRKP DKI Jakarta Sarjoko memutuskan pengurus dan pengawas Persatuan Pemilik dan Penghuni Apartemen Pantai Mutiara (P3SRS) periode 2020-2023 diberhentikan.

Menyusul pembubaran mantan pengurus, Pemprov DKI Jakarta kemudian mengangkat pengurus sementara alias caretaker.

“Menetapkan paguyuban pemilik dan penghuni unit Rumah Susun Pantai Mutiara di wilayah administrasi kota Jakarta Utara,” kata Sarjoko dalam surat edarannya, Selasa (6/12/2022).

Surat edaran itu juga menyebutkan ada lima pemilik hunian di apartemen Pantai Mutiara yang telah ditunjuk menjadi pengurus.

Baca Juga: Takut Diserang OTK, Anak-Anak Penghuni Apartemen Pluit Tak Berani Sekolah

Mereka adalah Suryadi Sridjaja sebagai Presiden, Tony Lukito sebagai Sekretaris, Fenny Budiwardana sebagai Bendahara, serta Lam Endang Wijaya dan Haryanto Suwanto masing-masing sebagai divisi manajemen dan okupasi.

Wali dan warga setempat selanjutnya akan mempersiapkan final pemilihan P3SRS hingga paling lambat 19 November 2023.

“Setidaknya ada 15 tugas pokok mereka, mulai dari pengelolaan, pendataan kembali penjajah, hingga persiapan pemilihan presiden baru,” jelas Sarjoko.

Di sisi lain, salah satu penghuni apartemen Pantai Mutiara, Melanie, memuji sikap Pemprov DKI Jakarta, khususnya kantor PRKP yang menyelesaikan masalah ini.

Sebab, menurutnya, konflik ini sudah terlalu lama dan dianggap merugikan dirinya dan penghuni apartemen.

“Konflik sudah berlangsung cukup lama, sebagian warga ada yang listrik dan airnya terputus karena konflik tak kunjung reda,” kata Melanie.

Selain itu, lanjut Melanie, di tangan manajemen lama, dugaan penggunaan anggaran dinilai kurang transparan.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button