Berita Wisata

SKK Migas-EMCL bekerjasama dengan pemerintah dan masyarakat tanam 10.000 mangrove di pantai Tuban – SuaraBojonegoro.com

TUBAN, SuaraBojonegoro.com – SKK Migas Jabanusa dan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) bekerjasama dengan masyarakat pesisir dan Pemerintah Kabupaten Tuban melakukan penanaman pohon bakau di Pantai Kelapa, Desa Panyuran, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Rabu (28/ 09/2022).

Penanaman 10.000 mangrove Rhizophora di Tuban ini merupakan bagian dari program penghijauan tahun 2022 yang digagas oleh EMCL bekerjasama dengan Lembaga Informasi dan Komunikasi Banyuurip Bangkit (LIMA2B). Sebanyak 20.800 pohon telah ditanam di wilayah Jawa Timur, tersebar di Kabupaten Bojonegoro, Tuban, dan Lamongan. Untuk kawasan pesisir Lamongan dengan 10.000 pohon mangrove, dan sisanya sebagai pohon Gayam, Trembesi, Jambu Air dan Glodokan Pecut tersebar di Kecamatan Gayam dan Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro.

Hadir dalam acara tersebut perwakilan dari SKK Migas, Cindy Koeshardini, Kabag Eksternal EMCL, Ichwan Arifin, Pj Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan Tuban, Ir Purnomo Sidi, Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Pemuda Tuban, Muh Emawan Putra, Tuban Kasdim Walikota (Czi) Gatot Palwo, Waka Polres Tuban Kompol Palma Fitria Pahlevi, Muspika Palang, Ketua Panyuran Muchlishotin, Ketua HNSI Faisol Rozi, Pengurus dan Anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Panyuran, dan civitas universitas pecinta alam di Tuban.

Dalam kesempatan tersebut, Cindy Koeshardini menyebutkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program pengembangan masyarakat EMCL yang didukung oleh SKK Migas. Tujuannya adalah untuk mendukung upaya pemerintah untuk menciptakan lingkungan penyerapan karbon yang tinggi.

“Kami mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini didukung oleh masyarakat dan pemangku kepentingan terkait. Ini merupakan bentuk kerjasama yang baik,” ujar Cindy dalam sambutannya.

Sementara itu, External Affairs Director EMCL Ichwan Arifin mengatakan kegiatan tersebut merupakan bentuk komitmen EMCL untuk meningkatkan penghijauan di sekitar pantai. Menurutnya, masyarakat nelayan Tuban dan Lamongan berperan penting dalam kelancaran operasional kilang minyak Banyu Urip. Operasi migas andalan negara ini mendistribusikan minyak dari Bojonegoro melalui pipa ke Floating Storage & Offloading (FSO) Gagak Rimang di Laut Tuban.

Di sisi lain, Ichwan Arifin berharap para nelayan menghormati zona aman di sekitar FSO Gagak Rimang. Kawasan ini berada dalam radius 1,7 km dari lokasi FSO Gagak Rimang.

“Pemerintah menciptakan kawasan ini untuk keselamatan nelayan dan masyarakat. Sehingga nelayan bisa pulang dengan sehat dan berkumpul kembali dengan keluarganya dengan selamat,” kata Ichwan.

Terkait penghijauan, sejak tahun 2012, EMCL telah menanam lebih dari 57.000 pohon bersama pemerintah dan masyarakat dalam berbagai kesempatan dan kegiatan. Mulai dari mahoni, trembesi, gayam, beringin, sono rivet, jambu biji, lengkeng, kelor, srikaya, sawo dan nangka.

“Program ini akan membawa manfaat yang langgeng dengan dukungan masyarakat yang peduli terhadap setiap pohon untuk tumbuh dan berkembang, terlebih lagi melalui kontribusi masyarakat itu sendiri,” tambah Ichwan.

Menurutnya, berbagai program pengembangan masyarakat dapat terlaksana dengan baik melalui sinergi dan kerjasama dengan pemerintah dan masyarakat. Kemampuan tersebut mendukung keberhasilan pemanfaatan lapangan Banyu Urip dan Kedung Keris untuk memenuhi kebutuhan energi nasional.

Sementara itu, Purnomo Sidi yang mewakili Pemerintah Kabupaten Tuban mengatakan, Pemerintah Kabupaten Tuban mengapresiasi kegiatan lingkungan. “Kami berterima kasih atas dukungan ExxonMobil dan SKK Migas untuk pemberdayaan lingkungan masyarakat Tuban,” ujarnya.

Direktur LIMA 2B Mugito Citrapati mengatakan sebagai pendamping program pihaknya dan Pokdarwis Panyuran Tuban memiliki semangat yang sama dalam hal program pemberdayaan lingkungan. Kolaborasi ini akan langgeng karena kita sama-sama berkomitmen untuk peduli dan menjaga program lingkungan.

Sepasang pengantin, Malik dan Ismiati, dari Desa Panyuran, turut serta melakukan penanaman pohon bakau di lokasi acara. Pasangan muda yang menikah pada 08-09-2022 itu terlihat serius mengikuti prosesi kegiatan.

“Ini menjadi penyemangat bagi kami berdua, semoga menginspirasi pasangan muda lainnya untuk lebih mencintai lingkungan,” kata Malik bersama istrinya.

Mereka menyadari bahwa dalam sebuah hajatan pernikahan tentu saja ada pembagian sampah, baik itu kertas, plastik atau sampah lainnya. Untuk itu, melalui penyadaran ini, ia juga berinisiatif menanam pohon bakau.

“Kebetulan saat itu ada penanam mangrove bersama di Pantai Kelapa,” pungkasnya. (Merah/Lili)

Source: suarabojonegoro.com

Related Articles

Back to top button