Berita Wisata

Solusi Kemacetan Canggu dari Pemerhati Tata Ruang Bali

Badung

Putu Rumawan Salain, Pengamat Antariksa Bali dan Dosen Teknik Arsitektur Universitas Udayana, juga mengomentari kemacetan seiring tumbuhnya pariwisata di Canggu, Kuta Utara, Badung, Bali. Menurutnya, pembangunan jalan di kawasan itu harus ditanggapi dengan serius.

Rumawan merasa hal itu sudah direncanakan oleh pemerintah Kabupaten Badung jalan pintas mengurai kemacetan di Canggu hanyalah salah satu alternatif. Beliau juga menjelaskan solusi atau alternatif lain seperti lorong bawah tanah, pola jalan perangkat otomatis, sampai overflight.

“Jalan ini tidak hanya dilintasi pariwisata tapi juga komuter. Artinya warga yang bekerja pergi ke daerah Tabanan, Nusa Dua, Tanah Lot atau Denpasar atau sebaliknya,” kata Rumawan kepada detikBaliMinggu (18/12/2022).

Rumawan menyayangkan masifnya pembangunan seperti vila dan restoran di kawasan Canggu. Adanya berbagai fasilitas penunjang wisata turut andil dalam kepadatan kendaraan di jalanan Canggu.

“Itu kan kalau kita lihat Atlas, itu juga menimbulkan beban. Sumbangannya kepada kita tidak langsung, termasuk pajak konstruksi, pajak properti, dan pajak bangunan. Dia tidak mau tahu beban orang yang menempuh jalan ini. Jadi menurut saya harus ada kontribusi, bekerja sama dengan semua pengusaha di luar sana, bertindak bersama pemerintah dan masyarakat untuk berjuang meraih kesuksesan jalan pintas ini,” imbuhnya.

Menurut Rumawan, perkembangannya jalan pintas juga harus diikuti dengan penataan ruang yang sesuai. Alternatif lain untuk mengurai kemacetan Canggu adalah membangun jalan model kata sandi. Misalnya di pertigaan Tibubeneng-Raya Canggu.

“Para ahli transportasi mungkin bisa memberikan itu, bagi saya itu hanya dalam hal penulisan konsep orang di lapangan. Kalau susah dengan jalan pintas karena mereka mengambil tanah orang, lorong bawah tanah mungkin menyentuh tanah (terlalu banyak), tapi jangan terlalu banyak,” tambahnya.

Marah lorong bawah tanah, itu juga menawarkan model konstruksi jalanperangkat otomatis. Menurutnya, jalan dengan model tersebut perangkat otomatis di Canggu hal itu dimungkinkan karena kawasan tersebut kini telah menjadi penyerahan utama mengalahkan kawasan Kuta, Legian hingga Batu Belig. Ia kemudian mencontohkan dari kawasan Hardrock Kuta.

“Titik-titik ini harus dihubungkan dengan jalan sepanjang garis pantai setelah bertemu dengan garis pantai,” katanya.

Rumawan melobi untuk layanan angkutan umum ke Canggu. Dia juga mendekati studi tentang pembangunan kereta listrik atau trem. Selain itu, menurut dia, opsi terakhir adalah membangun jalan layang.

“Tidak pernah ada trem. Saya tulis tahun 96, itu trem seperti di Sydney, namanya monorel. Tidak memakan banyak tanah, bisa (melayang) seperti jalan tol Benoa. disetujui untuk digunakan seperti ini, tidak ada tanah yang akan dirusak, ”jelasnya.

“Ini Kesempatan terakhir. Kita lihat setelah jalan-jalan di sepanjang pantai, kalau mau menyeberang tram bagus, apalagi tramnya tidak ada suara, tidak berisik, lalu bus untuk metro listrik. Bali benar-benar surganya,” pungkasnya.

Seperti diketahui, pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Badung akan mengembangkan jalan di kawasan Canggu. Perkembangan jalan pintas di beberapa tempat seperti Jalan Raya Canggu-Tibubeneng, Batu Belig, Pantai Berawa, Canggu dan sekitarnya diharapkan dapat mengurangi kemacetan di kawasan tersebut.

Simak video “Linimasa Penangkapan Perampok di Jembrana yang melibatkan ODGJ”
[Gambas:Video 20detik]
(iws/hsa)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button