Berita Wisata

Tren Pariwisata 2023 | KRJOGJA

tanpa judul

Krjogja.com – Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang memiliki dampak ikutan terhadap banyak sektor terkait. Industri makanan dan kerajinan, transportasi, akomodasi dan keberlanjutan UMKM. Pandemi dua tahun telah menyebabkan runtuhnya semua sektor terkait pariwisata dan mengguncang ekonomi regional dan nasional.

Namun, penurunan selama pandemi membawa angin segar dan perubahan perilaku perjalanan tidak hanya secara lokal, tetapi secara global. Expedia memperkirakan bahwa pendorong utama perjalanan turis di masa depan adalah pariwisata berkualitas, baik yang terkait dengan perhatian penuh, pencarian sensasi, perendaman budaya, atau kualitas terkait perjalanan.

Retret kesehatan adalah kunjungan yang ditujukan untuk membawa kesehatan pada pikiran, tubuh dan jiwa. Perjalanan mencari kedamaian, kesenangan dan kebahagiaan.

Kerjasama DIY dengan sepuluh provinsi di Indonesia merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pariwisata. Budaya dan keunikan lokal yang selama ini terabaikan menjadi prioritas dalam melakukan perjalanan wisata untuk merasakan sensasi budaya, gastronomi, alam dan tantangan lain yang lebih alami.

Sungguh menakjubkan bahwa 60% perjalanan wisata terputus dengan melepaskan diri dari gadget dan internet serta gaya hidup modern lainnya yang ditemukan dalam kehidupan perkotaan sehari-hari.

Tak heran jika wisata alam dan desa wisata bermunculan bak jamur di musim hujan. Desa wisata Panglipuran di Bali mampu membuat wisatawan tergoda untuk merasakan dan mengunjungi dahsyatnya godaan media sosial yang menggairahkannya. Tanpa melupakan kesejahteraan penduduk yang didorong meningkat berkat pariwisata terpadu.

Begitu pula di Yogyakarta yang merupakan destinasi utama di Indonesia, 136 desa wisata berkembang. Maka tidak salah jika wisatawan mengatakan kreatifitas Jogja membuat destinasi wisata berubah dan meningkat setiap tahunnya. Hal ini tercermin dari kelompok sadar wisata yang saat ini sudah memiliki hampir seratus Pokdarwis hingga tahun 2022.

Di balik tingginya harapan akan perluasan perjalanan dan tren pariwisata di tahun depan, sejumlah tantangan perlu dibenahi. UNWTO dari Organisasi Pariwisata Dunia mengutip harga tiket pesawat dan akomodasi yang tinggi sebagai tantangan 62%. Belum lagi volatilitas global dan kepercayaan wisatawan yang juga perlu dipulihkan.

Belum lagi adanya kecenderungan meningkatnya kecurigaan terhadap Covid-19 dan munculnya varian baru menjadi momok besar bagi industri pariwisata. Pemerintah dan masyarakat harus tetap disiplin agar PPKM tidak terulang kembali karena sama sekali menghancurkan sendi-sendi ekonomi masyarakat dan negara. Belum lagi sumber daya manusia yang kuat di industri perhotelan penting bagi wisatawan untuk tertarik melakukan kunjungan berulang dan merekomendasikannya kepada orang lain. Pemerintah juga harus memperbaiki infrastruktur di setiap destinasi wisata untuk menarik lebih banyak pengunjung. Perekonomian lokal tidak akan gagal berkembang dengan pengembangan pariwisata berkualitas dan kembali ke alam.

Kita tidak bisa lagi mengabaikan turis domestik, karena selama pandemi dan masa pemulihan, turis asing jarang bepergian ke dalam negeri. Tercatat pada tahun 2021 terdapat 603 perjalanan wisatawan nusantara atau 83,5% dari total perjalanan pada tahun 2019. Wisatawan mancanegara diharapkan datang dari Australia dan Korea Selatan dari 39.000 wisatawan. Jika pandemi ini ditangani dengan baik, travel warning tidak akan menjadi ancaman bagi kunjungan wisatawan mancanegara.

Keberhasilan Indonesia menjadi tuan rumah agenda internasional seperti G-20 telah meningkatkan kepercayaan asing terhadap kemampuan Indonesia menjadi tuan rumah bagi delegasi dan turis asing. Diperlukan strategi multi-helix dan peta jalan pengembangan pariwisata yang jelas untuk meningkatkan peran sektor pariwisata melalui industri kreatif, teknologi informasi, kematangan destinasi wisata, dan keramahan masyarakat. (Dr. Suparmono, Direktur Sekolah Tinggi Manajemen YKPN, Manajemen ISEI Yogyakarta dan Peneliti Utama di Synergy Consulting Group)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button