Berita Wisata

Wajah baru TMII, wisata budaya yang modern, ekologis dan ramah difabel

Pengumuman Digiqole

KOSAKATA – Senior Manager PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Edy Setijono mengatakan revitalisasi Taman Wisata Indonesia Indah (TMII) yang dimulai Januari 2022 sudah selesai. Saat ini, pihaknya masih melakukan uji coba terbatas secara bertahap.

“Hasilnya, wajah baru TMII berhasil mengimplementasikan empat konsep manajemen yaitu Inclusive, Green, Smart dan Culture. Konsep inklusif berarti ada ruang terbuka di TMII untuk semua lapisan masyarakat dan itu adalah ramah disabilitas,” kata Edy kepada wartawan kemarin.

Menurutnya, pada 24 Oktober 2022 telah dilakukan serah terima hasil pengelolaan pembangunan/renovasi Taman Mini Indonesia Indah oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Ditjen Cipta Karya kepada Kementerian Sekretariat. Pembangunan Negara melalui PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC). ) sebagai pengelola TMII.

Proyek revitalisasi ini, lanjutnya, dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 116 Tahun 2021 yang melibatkan beberapa pemangku kepentingan, antara lain Kementerian Sekretaris Negara, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Kementerian BUMN.

“Kedepannya untuk menghasilkan ruang publik, TMII akan beradaptasi, sehingga lebih banyak ruang yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Karena Indonesia memiliki banyak komunitas yang memiliki hobi tertentu,” ujar Edy didampingi General Secretary PT TWC Emilia Eny Utari.

Hal itu, lanjutnya, dicapai sebagai bagian dari komitmen pemerintah dalam menghadirkan atraksi wisata agar sinkron dan dapat diakses masyarakat sehingga banyak ruang yang bisa dimanfaatkan.

Kedua, konsep green, sehingga TMII mengaplikasikannya untuk menciptakan ruang terbuka. “Dulu 70% pembangunan – 30% open space jadi kami kembalikan, sekarang 70% open space dan 30% konstruksi,” jelasnya.

Ia mengatakan, pohon yang akan dihijaukan di TMII ke depan akan didaftarkan dan selanjutnya kendaraan yang masuk tanpa mengeluarkan akan diperiksa. “Bagi TMII untuk membantu mengurangi emisi karbon dan menyediakan oksigen bagi banyak pohon di TMII,” ujarnya.

“Pohon TMII akan diidentifikasi lebih awal karena manfaat dari konsep hijau. Pengunjung bisa teredukasi. Sejalan dengan platform program hijau yang menjadi pusat TMII,” imbuhnya.

Tempat parkir mobil juga akan dipusatkan, didesain dengan konsep pedestrian agar nyaman. Sehingga pengunjung dihimbau untuk berjalan kaki dengan aman dan nyaman. “Kami menghimbau calon wisatawan yang ingin berwisata ke TMII agar menggunakan angkutan umum menuju Gate 3,” ujarnya.

Hal itu dilakukan agar masyarakat tidak menggunakan kendaraan pribadi. TMII ingin menampilkan kontribusinya sebagai wilayah yang ramah lingkungan.

Konsep ketiga adalah Smart, sesuai perkembangan zaman. Ke depan, TMII akan dihadirkan secara transparan berbasis teknologi sehingga semua transaksi aset milik negara ini transparan. “Konsep cerdas ini kami sempurnakan dengan sistem berbasis enterprise resource planning (ERP), sekaligus melihat omset transaksi di TMII,” ujarnya.

Selanjutnya, konsep keempat yaitu Budaya juga bertujuan untuk mendekatkan pengunjung dengan beberapa paviliun/museum milik TMII. “Jadi museum/pendopo masa depan tidak hanya menampilkan masa lalu. Nantinya konsep museum akan memuat 20% masa lalu dan 80% masa depan,” ujarnya.

Ia mencontohkan, seperti Museum Sains dan Teknologi yang menghadirkan teknologi masa depan, dan masa lalu hanya pengingat. “Kolaborasi juga akan didorong untuk membawa manfaat.”

Kemudian Museum Angkut tidak hanya menyimpan barang-barang yang tidak terpakai, tetapi juga bagaimana pengunjung dapat melihat transportasi di masa depan.

Sedangkan platform yang disiapkan disini sudah memiliki pedoman. Paviliun harus dapat mewakili provinsi masing-masing. Pertama diinginkan, paviliun bisa menjadi ajang pamer pariwisata. “Ada showcase tempat wisata unggulan di platform provinsi dan ekonomi,” ujarnya.

Selain itu, pengunjung akan melihat profil paviliun sebenarnya yang akan ditampilkan dalam bentuk digital. Hal ini penting untuk direpresentasikan selain kekayaan budaya yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung TMII.

“Setiap tahun, kegiatan ini akan berlangsung secara rutin. Pertama, Forum Pariwisata TMII, untuk menghadirkan forum dan pembeli agen perjalanan untuk menguntungkan provinsi, ”kata Edy.

“Kedua, TMII Investment bekerjasama dengan BKPM dan TMII akan menjadi showcase Indonesia dan akan terealisasi pada tahun 2023,” tambahnya.

Perlu diketahui bahwa sarana dan prasarana yang direvitalisasi di TMII antara lain tata ruang bangunan utama, renovasi joglo (Sasono Utomo, Sasono Langen Budoyo dan Sasono Adiguno). Renovasi museum, pengembangan paviliun dan pedestrian landscape, pengembangan outer belt (halte bus), area parkir dan gedung pengelola.

Kemudian penataan pulau-pulau Danau Nusantara (paviliun pejalan kaki, amphitheater dan promenade), renovasi teater Garuda lama, museum Telkom lama dan Golden Keong. Lansekap paviliun pejalan kaki, menara observasi, pengembangan pusat komunitas dan struktur parkir (ditinggikan). ***

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button