Berita Wisata

Walikota Mojokerto: tempat wisata jangan kotor – Lentera Hari Ini

MOJOKERTO (Lambat hari ini) – Walikota Mojokerto Ika Puspitasari mengajak warga untuk terlibat dalam pengelolaan sampah khususnya di sekitar objek wisata sebagai bentuk tanggung jawab menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

“Kalau bicara pariwisata jangan dibikin jorok atau lusuh, supaya orang tidak kapok datang lagi ke sini. Karena kalau kotor, kumuh, orang akan malas datang ke sini,” ujarnya di acara tersebut. pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tahun 2023 kepada para tokoh desa dan perwakilan organisasi masyarakat di desa Kauman, Rabu.

Dikatakannya, di lingkungan tersebut terdapat alun-alun kota Mojokerto yang merupakan jantung kota Mojokerto, dimana berdiri salah satu icon kebanggaan kota yaitu Tugu Proklamasi.

“Ke depan, tempat itu akan menjadi tujuan wisata masyarakat,” kata perempuan yang akrab dipanggil Ning Ita itu.

Ia mengatakan kedepan Kota Mojokerto akan menjadi kota wisata sehingga diharapkan tidak hanya infrastruktur fisik obyek wisata, oleh-oleh khas UMKM, serta akomodasi yang memadai yang menjadi daya tarik wisatawan, tetapi juga Negara Kota Mojokerto. yang bersih dan nyaman.

Mengenai mekanisme pengelolaan sampah, Ning Ita mengajak masyarakat untuk kembali aktif dalam program Bayar Pajak Pakai Sampah di kota Mojokerto (Pak Samerto).

Melalui program ini, warga dapat menyetorkan sampah non-organik yang telah dipilah ke bank sampah masing-masing lingkungan dan hasil penjualan sampah tersebut kemudian digunakan untuk membayar PBB-P2.

“Untuk sampah organik bisa dimanfaatkan seperti yang dilakukan para Pejuang Desa Kulon yang baru saja mendapat apresiasi tingkat nasional dari kementerian dalam IGA Awards 2022,” ujarnya.

Menurutnya, inovasi yang dilakukan Kelurahan Pajurit Kulon adalah gempa Genting (segenggam sampah Gawe Stunting). Berkat inovasi ini, sampah organik yang dihasilkan rumah tangga tidak berakhir di TPA, melainkan berperan dalam upaya mengurangi stunting di Kota Mojokerto.

“Artinya, masyarakat wajib membawa sampah organik jika ingin mengurus dinas desa. Sampah diserahkan kepada agen untuk pakan ulat maggot. Kemudian ulat maggot digunakan untuk pakan ikan-ikan tersebut dibudidayakan secara bioflok. Hasil budidaya ikan tersebut selanjutnya akan dibagikan kepada warga yang menderita stunting,” ujarnya.

Sumber: Antara | Penerbit : Lutfiyu Handi

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button