Merdeka.com – Berkunjung ke Nias belum lengkap rasanya jika belum mengunjungi kota Gunung Sitoli. Menghadirkan pemandangan hijau berupa perbukitan sempit dengan ketinggian berbeda.
Gunung Sitoli adalah kota tertua dan terbesar di Kepulauan Nias. Kota ini merupakan bagian dari pemekaran Kabupaten Nias. Awalnya, Gunung Sitoli masih berupa kecamatan, hingga akhirnya pada 29 Oktober 2008, Menteri Dalam Negeri RI saat itu meresmikan Gunung Sitoli sebagai kota otonom.
Jika ingin mengunjungi kota Gunung Sitoli, kita bisa melalui Bandara Binaka atau Pelabuhan Angin. Jika menggunakan jalur udara, kita hanya membutuhkan waktu 1 jam dari Kota Medan. Sedangkan menggunakan jalur laut membutuhkan waktu yang cukup lama, sekitar 10 jam dari pelabuhan Sibolga.
Secara geografis, Gunung Sitoli terletak berbatasan langsung dengan lautan Indonesia, sehingga tidak heran jika kota ini penuh dengan kekayaan alam yang luar biasa dari laut, namun jika ingin mencari destinasi wisata lainnya, Gunung Sitoli masih memiliki beberapa pilihan. destinasi budaya dan petualangan yang tentunya tak kalah istimewa.
2 dari 5 halaman
1. Rumah Adat Tumori
museum-nias.org © 2022 Merdeka.com
Rumah Adat Tumori adalah salah satu pilihan terbaik jika Anda ingin mengenal lebih jauh tentang budaya Nias. Terletak hanya 7 kilometer dari kota Gunung Sitoli dan hanya 30 menit dari Bandara Binaka, terdapat 10 rumah adat yang berusia 50 tahun bahkan ada yang 120 tahun.
Uniknya, rumah Tumori ini tetap kokoh meski dimakan waktu dan tempat ini pernah dilanda gempa 2005 silam.
Dilansir dari situs wisato.id, nama “Tumori” berasal dari pohon raksasa yang ditemukan oleh pendirinya di masa lalu.
3 dari 5 halaman
2. Situs batu megalitik
tourismindonesia.id © 2022 Merdeka.com
Jika Anda tertarik berwisata seperti melangkah mundur pada zaman dahulu, situs batu megalitik Boronadu di kabupaten Gomo bisa menjadi pilihan utama Anda. Dipercaya bahwa situs ini adalah asal mula nenek moyang orang Nias yang datang dari langit atau Ono Niha (manusia pertama Nias).
Berjarak sekitar 106 kilometer dari pusat kota Gunung Sitoli yang dapat ditempuh dalam waktu 2 jam 30 menit ini memiliki pesona situs megalitik warisan nenek moyang suku Nias.
Dilansir dari situs tourismindonesia.id, tempat ini sering dijadikan tempat upacara adat Boronadu atau untuk menyelesaikan konflik antar kelompok yang bermusuhan.
Kelompok suku Nias ini dulunya sering berkelahi, jadi ritual Boronadu ini adalah cara untuk mengalihkan konflik kelompok ke patung-patung di sana.
4 dari 5 halaman
3. Air Terjun Baho Ndra
blogspot.com © 2022 Merdeka.com
Setelah mengunjungi situs-situs megalitikum dan merasakan budaya suku Nias, belum lengkap rasanya tanpa mengunjungi Air Terjun Baho Ndra.
Lokasinya di Desa Simanaere, Kecamatan Gunung Sitoli Idanoi. Tidak jauh dari pusat kota Gunung Sitoli, hanya 17 kilometer dan hanya 32 menit.
Tempat ini tersembunyi di balik hutan belantara, yang mengharuskan pengunjung melakukan perjalanan dengan berjalan kaki untuk membelah hutan. Tak perlu khawatir, rasa lelah selama perjalanan menuju lokasi akan terbayar lunas setelah menikmati keindahan Air Terjun Baho Ndra.
Air terjun ini tidak memiliki aliran yang besar, namun airnya sangat dingin karena berasal dari pegunungan sekitar dan belum tercampur dengan sampah.
5 dari 5 halaman
4. Muara yang indah
tourism.gunungsitolikota.go.id © 2022 Merdeka.com
Destinasi terakhir yang menyuguhkan suasana liburan seru dan berbeda, wajib mengunjungi Muara Indah. Selain menjelajahi Danau Sitefato, Anda juga bisa mencoba arena exiting yang seru.
Letaknya hanya 14 kilometer dari kota Gunung Sitoli, terletak di Desa Teluk Belukar, Kecamatan Gunung Sitoli bagian utara.
Objek wisata Muara Indah ini menyuguhkan hamparan hutan mangrove yang tentunya asyik untuk dijelajahi. Uniknya, pemandangan danau ini jika dilihat dari atas akan menyerupai bentuk ikan pari. Tentunya jika anda berkunjung ke tempat ini akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan.
(mdk/adj)
TOPIK TERKAIT
Source: news.google.com
