Berita Wisata

94 kuburan Belanda kuno di kota pertambangan

ARASYNEWS.COM – Tak kurang dari 94 makam kuno yang memiliki cerita dan menjadi saksi bisu berdirinya kota tambang Sawahlunto. Makam ini masih dipertahankan dan telah direnovasi oleh Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumbar.

Makam atau pemakaman kuno ini dikenal dengan nama Dutch Kerkhof. Kerkhof artinya kerk yang artinya gereja dan hoff artinya halaman.

Pemakaman ini berada di kawasan yang ditinggikan, tidak jauh dari kantor walikota Sawahlunto, tepatnya di desa Lubang Panjang, kecamatan Baringin. Pengarahan online ke MTSN 1 Sawahlunto. Jalan di Askes sangat bagus dan cukup untuk jalur kendaraan roda empat atau bus kecil.

Tidak ada petunjuk dan gerbang akses ke pemakaman ini dan tidak ada pembayaran tiket juga. Untuk memasuki area pemakaman, Anda harus menaiki beberapa anak tangga.

Ada papan kecil yang memberikan informasi tentang tempat ini. Lalu ada bangunan kecil dengan luas maksimal 2×2 meter, dan ada semacam prasasti berbentuk piramid dengan keramik hitam bertuliskan Sawahlunto Peninggalan Budaya Pemakaman Belanda (Kerkhof).

Memang agak aneh dan terkesan misteri melihat areal pemakaman ini. Bentuknya tidak seperti kuburan pada umumnya saat ini. Tapi jika dilihat, hampir terlihat seperti pemakaman Cina.

Nuansa Kerkhof Sawahlunto tidak menunjukkan kuburan yang identik dengan hal-hal berbau mistis dan angker dengan lingkungan yang dipenuhi pepohonan tinggi dan lembab. Namun, kawasan pemakaman ini cukup menarik untuk dijadikan spot foto.

Kerkhoff Sawahlunto dapat dikenali sebagai kompleks pemakaman Belanda yang tersisa di Sumatera Barat. Luasnya sekitar 7000 m2 dengan total 94 makam.

Posisi makamnya berada di atas bukit, dengan garis luar yang tidak rata terbentang dari utara ke selatan, di dekat ladang dan pekarangan penduduk.

Kerkhof Belanda sebagai tempat peristirahatan terakhir khusus Belanda di Sawahlunto pada masa penjajahan.

Beberapa kuburan tampak tidak lengkap karena kerusakan usia. Namun mulai mendapatkan perbaikan dari instansi pemerintah.

Beberapa makam juga memiliki prasasti dan beberapa tidak, bahkan batu nisan juga tidak terbaca.

Secara umum konstruksi batu nisan merupakan susunan batu bata yang diplester dan beton bertulang. Setiap makam memiliki bentuk yang berbeda. biasanya terbuat dari batu nisan, nisan atau nisan dan cungkup (rumah tempat nisan) serta ornamen seperti arca dan bentuk nisan dengan model arsitektur eropa sangat jelas terlihat.

Di Kerkhof Sawahlunto, sebagian kuburan sudah lengkap, sebagian tidak berpagar, dan sebagian nisan berbentuk salib.

Sebelumnya, kawasan ini ditumbuhi rumput dan tidak terawat. Bahkan warnanya masih coklat kekuningan. Namun sekarang sudah berubah dan diberi warna putih dan hitam.

Kerkhof Sawahlunto adalah kawasan pemakaman yang ditetapkan sebagai situs cagar budaya dengan nomor registrasi 60/BCB-TB/A/06/2007 oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatera Barat.

Kerkhof Sawahlunto juga memiliki nilai sejarah untuk perjalanan kota Sawahlunto karena dapat melihat siapa tokoh-tokoh penting kolonial yang datang ke sini.

Menurut laporan akhir kajian teknis kepurbakalaan bangunan kolonial kota Sawahlunto (2009), diindikasikan bahwa kompleks pemakaman Belanda merupakan peninggalan situs dan artefak yang cukup kompleks dan memiliki nilai sejarah dan arkeologi. tinggi. Studi lebih lanjut tentang tata letak, bentuk, jenis dan ukuran, serta desain dekoratif akan sangat penting untuk mempelajari lebih dalam tentang sejarah makam Belanda.

Berbagai upaya konservasi telah dilakukan, mulai tahun 2009 langkah pertama adalah pembangunan bendungan di titik-titik rawan yang tanahnya tererosi parah oleh air. Di atas bendungan setinggi 2 meter itu kemudian dipasang pagar agar kondisi kawasan dan makam tetap terjaga.

Dikutip dari BPCB Sumbar, Kerkhof Sawahlunto merupakan kawasan pemakaman Belanda yang berusia lebih dari seratus tahun. Hal ini terlihat dari beberapa nisan yang tertulis.

Kerkhof Sawahlunto, meskipun telah dipugar dan seolah hilang nuansa mistisnya, kompleks pemakaman BPCB Sumbar ini masih mempertahankan keasliannya baik dari segi bentuk, tata letak dan lainnya.

Kerkhof Sawahlunto bukan lagi kompleks makam yang seram, melainkan taman pemakaman yang asri dan abadi, menjadi salah satu andalan destinasi wisata yang membanggakan. []

Sumber. BPCB Sumatera Barat

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button