Berita Wisata

Siapkan desa wisata pendukung di bandara

KABUPATEN, JP Radar Kediri– Proyek Bandara Internasional Kediri diharapkan membawa perubahan bagi kecamatan sekitarnya. Saat ini, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (disparbud) mulai memetakan desa-desa penyangga yang berpotensi untuk pengembangan pariwisata.

Salah satunya di Desa/Kecamatan Tarokan. Di sana, ada waduk yang letaknya sangat dekat dengan proyek bandara. Bahkan, sebagian warga yang memiliki lahan di sekitar waduk telah menjual lahannya untuk perluasan pembangunan bandara.

Lokasi waduk yang dekat dengan bandara dipandang sebagai peluang untuk meningkatkan potensi wisata di sana. Menurut Pejabat Pengembangan Destinasi Pariwisata Disparbud, Kabupaten Kediri, Rosyad, Waduk Guworejo di Desa/Kecamatan Tarokan saat ini hanya menjadi fishing ground bagi warga. Dia mengatakan, tempat di waduk yang juga memiliki gua di dinding tebing itu pasti memiliki daya tarik tersendiri. “Salah satunya adalah potensi atraksi,” katanya.

Menurut Rosyad, masyarakatlah yang memahami potensi desa. Oleh karena itu, pengelolaannya harus diserahkan kepada warga. Departemen tersebut nantinya akan mendampingi pihak manajemen. Misalnya, ketika Anda ingin menonjolkan atraksi, Anda harus memiliki pemahaman yang kuat tentang hal-hal yang berkaitan dengan kearifan lokal.

“Ini juga yang ditegaskan Bupati (Hanindhito Himawan Pramana, redaksi), harus bisa mengangkat kearifan lokal,” jelasnya kepada Jawa Pos Radar Kediri.

Bagi Rosyad, yang ada di Waduk Guworejo sudah cukup. Hanya perlu sedikit penyesuaian terkait dengan pengembangan nilai-nilai budaya. Apalagi potensi wisata alam di desa/kecamatan Tarokan yang dekat dengan bandara cukup mendukung munculnya tinggal di rumah di dalam zona.

Karena banyak desa penyangga, Rosyad mengklaim model pariwisata yang kemudian dapat dikembangkan menggunakan model paket. Misalnya, selain waduk, wisatawan bisa mengunjungi situs Panji Gambyok di Desa Gambyok, Kecamatan Grogol.

Setelah itu mengunjungi mata air Sumberagung di desa Sonorejo, kabupaten Grogol dan banyak potensi lain yang ada di desa-desa pendukung bandara. “Untuk meningkatkan potensi wisata berbasis kearifan lokal, kami menggandeng akademisi dari UGM (Universitas Gajah Mada),” kata Rosyad.

Menurut pantauan surat kabar tersebut, akses jalan baru yang sudah dibangun ke tempat-tempat wisata sudah bagus. Tempat yang dulunya gelap gulita kini mulai bersinar dengan lampu-lampu di pinggir jalan. Kelengkapan infrastruktur tersebut menjadi nilai positif bagi perkembangan pariwisata di kawasan desa penyangga bandara.

Wartawan: Registrasi

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button