Berita Wisata

Wisata Kalsel: Dibeli sebagai rumah dan taman, lahan Hutan Bangkal awalnya direncanakan untuk SPBU

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU – Pemilik Wisata Kalsel di Hutan Banjarbaru Bangkal, Mahdi Ramadani alias Rama, rupanya awalnya tidak berniat membangun tempat wisata seperti sekarang.

Menurut Mahdi Ramadani alias Rama, sejarah Hutan Bangkal adalah tanah tersebut dibeli dari warga sekitar berupa rumah dan kebun pada tahun 2012.

Tujuannya adalah untuk membeli tanah, awalnya untuk membangun sebuah stasiun layanan di sana. Namun, hingga 2018, belum ada rezeki untuk merealisasikan rencana tersebut.

“Jadi sejak tahun 2019, saya sudah membersihkan gulma secara mencicil setiap bulan mulai tahun 2020 dengan dibantu oleh keluarga dan sepupu saya,” ujarnya.

Baca Juga: Wisata Kalsel: Mengusung Tema Glamping, Hutan Bangkal Tawarkan Suasana Hutan Alami

Baca Juga: Wisata Kalsel: Promo Shocktober Geber, Amanah Borneo Park Hadirkan Balai Hantu Seram

Baca Juga: Wisata Kalsel – Tersedia Dua Dermaga Kapal di Air Santri Kota Martapura

Kemudian pada tahun 2021 muncul ide gurun pasir, kebetulan ada saudara sepupu dari keluarga yang membutuhkan pekerjaan, sehingga muncul ide untuk memanfaatkan tanah kosong sebagai tempat wisata.

Kebetulan memiliki wisata dan perjalanan dan Kalimantan Selatan kekurangan tempat wisata pada umumnya, terutama tempat wisata yang ramah keluarga.

“Saat itulah ide itu lahir, yaitu perkemahan keluarga,” katanya.

Di mana keluarga tidak perlu khawatir berjalan jauh sampai anak-anak menjadi sulit, mendaki gunung melelahkan atau mencari sinyal dan kekuatan.

“Tapi kalau keluarga ingin anaknya bebas dari gadget untuk sementara waktu, jalan-jalan di alam tanpa panas berlebihan tanpa takut berdesakan ke mall atau pasar, maka ini alternatifnya,” ujarnya.

Baca Juga: Wisata Kalsel – Air Santri, Destinasi Baru Masyarakat Kota Martapura

Adapun fasilitas, kata dia, didukung dengan adanya kolam renang, stand makanan, hingga mempermudah kunjungan.

“Dalam perjalanan ada fitness center, barbeque, api unggun, tenda astronot, bakiak, egrang dan berbagai binatang seperti kura-kura dan ayam. Kebetulan karena dulu ada berbagai jenis pohon,” jelas Rama.

Selain itu, lanjut Rama, juga ada pendopo untuk kegiatan rapat, tamasya, rapat atau sekedar bekerja dari hutan. (Banjarmasinpost.co.id/Nurholis Huda)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button