Berita Wisata

Revitalisasi mangrove, dari ejekan menjadi kebanggaan warga

PT KPI Promosikan Solusi Penanaman Mangrove dengan Triangle Mangrove Barrier System (Trimba)

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKALIS — Pada tahun 2004, sekelompok warga yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan dari Desa Pangkalan Jambi, Bukit Batu, Bengkalis, Riau menjadi prihatin karena sebagian desa mereka telah terkikis abrasi. Sekitar 115 meter wilayah desa telah tergerus air laut.

Beberapa kawasan pemukiman terpaksa dipindahkan. Tumbuhan mangrove yang ada di bibir pantai juga sudah tidak mampu lagi menahan derasnya gerusan air laut.

Melihat hal tersebut, pimpinan rombongan 11 warga, Alpan (52) merasa harus segera bertindak. Ia dan anggota kelompoknya kemudian mulai menanam bakau di tepian sungai secara mandiri. Ia meyakini semakin banyak mangrove yang ditanam, abrasi air laut akan semakin mudah diatasi.

Namun, masalah abrasi di desanya ternyata cukup rumit. Sebagian besar penduduk di sana sering menebang pohon bakau untuk digunakan sebagai kayu bakar atau kebutuhan lainnya. Jadi sebanyak apapun Alpan ditanam, mangrove tetap tidak mencegah abrasi. Banyak bibit mangrove yang ia tanam juga gagal karena kurangnya pemahaman tentang cara penanaman yang benar.

Ia kemudian meminta Pemerintah Provinsi Riau (Pemprov) untuk menetapkan pesisir desanya sebagai kawasan konservasi mangrove, dan dikabulkan. Tidak ada tanda informasi penebangan yang dipasang di banyak tempat. Namun, Alpan percaya bahwa perlu waktu untuk mendidik masyarakat tentang lingkungan.

“Tantangan kita memang banyak, orang bicara sembarangan. Apakah Anda pernah menanamnya sebelumnya? Apakah Anda memiliki hak?


Kerjasama dengan PT KPI

Sejak tahun 2004, Alpan dan kelompoknya telah melakukan penanaman mangrove secara mandiri dan menggunakan metode improvisasi. Beberapa tanaman telah berhasil tumbuh dengan baik, namun ia percaya bahwa masalah ini harus diatasi dengan solusi yang tepat dan efektif. Oleh karena itu, pada tahun 2017 mulai bekerjasama dengan program CSR Unit II Sei Pakning PT Pertamina International Oil Refinery (KPI).

Kolaborasi ini menghadirkan berbagai inovasi baru yang disebutnya sebagai solusi yang lebih efisien. Selain pendampingan mangrove, PT KPI mendorong solusi sistem Segitiga Mangrove Barrier (Trimba) yang selama ini belum pernah dimanfaatkan oleh kelompok. Trimba merupakan inovasi modifikasi pemecah gelombang agar lumpur tidak terbawa oleh air laut dan menambah endapan lumpur agar bibit mangrove dapat tumbuh subur.

Inovasi ini berhasil secara signifikan. Kenaikan level sedimen tercatat sekitar 60 hingga 70 sentimeter dan area yang terkena abrasi secara bertahap diluruskan. Maka melihat keberhasilan ini, masyarakat desa mulai menyadari pentingnya mangrove dan menghentikan kegiatan penebangan. Saat ini, kawasan mangrove desa telah menjadi kawasan ekowisata yang memiliki dampak ekonomi bagi penduduk setempat.

“Saya bangga. Yang saya banggakan sekarang adalah masyarakat mendukung kegiatan ini. Dulu penebangan, sekarang dilarang dan terlibat penanaman. Baik ditertawakan,” jelasnya.

“Mereka sekarang petani sawit. Ada juga pendidikan di sektor yang lebih menguntungkan. Karena sawit Baik bekerja dua kali sebulan, saat menebang bakau Baik harus bekerja setiap hari dan hasilnya kelapa sawit lebih menguntungkan,” tambahnya.

Pepatah bahwa kerja keras tidak mengkhianati hasil sepertinya cocok untuk Alpan dan kelompoknya. Selain lingkungan pemulihan, grup ini telah memenangkan berbagai penghargaan. Berbagai inovasi canggih seperti menciptakan berbagai produk dari tanaman mangrove, membudidayakan ikan asin segar hingga jual beli bibit mangrove membuat desa Pangkalan Jambi menjadi terkenal.

“Saya sangat bangga dengan kawasan mangrove ini. Kampungnya sekarang sudah dikenal luas, orang-orang penting datang, jadi juga tempat ekowisata. Dampak ekonominya juga terasa,” kata salah satu warga, Jefri.

Jefri juga menuturkan, kawasan abrasi itu dulunya merupakan kawasan pemukiman dan tempat bermain ketika masih kecil. Sedemikian rupa sehingga pemulihan zona abrasi yang dilakukan oleh Alpan dan kelompoknya sama dengan menghidupkan kembali ingatan masa lalu, bahkan memperbaikinya.

“Sekarang masyarakat khawatir, masyarakat sendiri meminta untuk ikut jika ada penanaman mangrove. Anak-anak kecil juga ikut menanam. Itu akan menjadi kenangan, oh kita atau paman kita yang menanamnya. menanam,” ujarnya.

Program prioritas

Isu lingkungan di Desa Pangkalan Jambi ini, kata Manajer Produksi Sei Pakning Antoni R Dolokasaribu, merupakan program prioritas CSR. Sebab, abrasi merupakan masalah besar dan mengancam masyarakat di sana.

“Karena sudah terkikis lebih dari 115 meter, tapi sekarang kita bisa melihat bahwa daratannya sudah naik dan menjorok ke arah pantai sehingga orang bisa menikmati tempat ini, sebagai tujuan wisata. Bisa juga dimanfaatkan, bagaimana ini ditanam. membuat aneka makanan seperti dodol, kerupuk dan lain-lain untuk menambah penghasilan mereka,” ujarnya.

Dukungan KPI, kata dia, dalam hal teknologi penanaman dan pembibitan mangrove yang kini sudah menunjukkan hasil. Situasi saat ini, kata dia, tidak akan terjadi tanpa adanya kerjasama dari pihak lain seperti akademisi, pemerintah daerah hingga pemerintah pusat.

“Kami sangat senang dengan masyarakat karena masyarakat diterima dengan sangat baik dan bersinergi dengan kami. Kami tanpa mereka tidak akan berarti apa-apa. Sehingga mereka menjadi pahlawan lingkungan yang akan kita cetak dan kita lanjutkan ke pantai-pantai lainnya”, a-t -nya .

Mengutip situs resmi Pemerintah Kabupaten Bengkalis, kawasan mangrove desa Pangkalan Jambi dulunya merupakan kawasan hutan mangrove terbengkalai yang dijadikan bahan bakar masyarakat dan tempat persinggahan para nelayan sekembalinya dari melaut. Namun, kawasan ini kini menjadi pusat wisata yang menjadi kebanggaan masyarakat desa bahkan pemerintah setempat.

Kepala Pusdiklat Kemendagri Irsan juga mengatakan pada tahun 2021 wisata mangrove ini akan menjadi acuan bagi desa-desa pesisir lainnya di Indonesia terkait pengelolaan abrasi.

“Dari 23.000 desa yang kita promosikan, hanya desa Pangkalan Jambi yang menjadi rujukan kita di Kementerian Dalam Negeri, tentunya ke depan desa ini akan kita kembangkan,” jelasnya.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button