Berita Wisata

Menikmati ekosistem laut dengan suasana senja di Laut Utara ibu kota

Dermaga pelabuhan Muara Angke semakin menghilang di ujung mata. Pantulan air laut yang menghitam mulai membiru. Pirus. Laut lepas membentang, berakhir dengan cakrawala di sekitar pemandangan, hanya beberapa kapal yang terlihat melintasi laut utara ibu kota Jakarta

Matahari cukup terik di pagi hari saat ini. Langsung menabrak wisatawan yang sedang bersantai di dek atas kapal ferry penyeberangan Pelabuhan Muara Angke – Kepulauan Seribu. Beberapa dari mereka memilih tempat di atas kapal, sementara yang lain harus setuju untuk berada di sana karena dek utama bawah sudah penuh.

Pelayaran laut ini untuk Pulau Harapan, sebuah desa di kecamatan Kepulauan Seribu Utara, tempat para pelancong dari ibukota dan sekitarnya mengambil liburan singkat dari rutinitas dan kepenatan yang telah mereka lewati. Perjalanan 3 jam ini ditandai dengan ombak yang lembut dan sekawanan lumba-lumba di sepanjang perahu.

Baca juga: Tak Seseram Namanya, Pesona Pulau Iblis yang Tidak Boleh Dilewatkan

(Sumber gambar: Hypeabis.id/Syaiful)

(Sumber gambar: Hypeabis.id/Syaiful)

Hampir tengah hari kapal merapat di dermaga destinasi wisata Pulau Harapan. Penumpang sibuk menurunkan diri dan barang bawaan di pulau yang bising. Ramai tapi menyenangkan. Di sekitar dermaga, sudah cukup banyak orang yang berjualan aneka barang. Mulai dari snack hingga oleh-oleh.

Setelah berjalan beberapa menit dari dermaga melewati pedagang lokal, wisatawan akan disambut dengan tanda selamat datang. Di sana, mereka biasanya bertemu dengan agen perjalanan masing-masing dan langsung pulang untuk bermalam. Akomodasi yang disediakan mirip dengan hostel, bangunan dengan kamar tidur dan ruang pertemuan utama. Fasilitas yang ada antara lain kasur dan bantal yang nyaman, AC, air mineral dengan dispenser, serta TV.

Setelah bersih-bersih, istirahat sejenak dan makan siang khas seafood, wisatawan langsung diajak beraktivitas. Nurdin Laode, kata pemandu lokal Pendek singkat tentang apa yang harus dilakukan hari itu. Intinya adalah aktivitas air, berenang dan snorkeling keliling pulau serta kunjungan ke beberapa pulau lainnya termasuk dalam perjalanan yang terorganisir.

Baca Juga: 8 Destinasi Petualangan Unik di Pulau Sentosa

Tempat snorkeling tempat tujuan tidak jauh dari lokasi pulau harapan. Hanya sekitar 30 menit menggunakan perahu kecil. Di sana, wisatawan dapat melihat pemandangan bawah laut dengan bantuan peralatan yang disiapkan oleh agen perjalanan. Masker, tubadan tentu saja jaket pengaman Di mana Jaket pengaman.

Bisa dikatakan ekosistem bawah laut di sekitar Pulau Harapan menyejukkan mata. Deretan terumbu karang terjal dan ikan-ikan kecil kerap berparade di depan mata kita. Namun, tidak semua spot memiliki pemandangan yang sama. Nurdin sempat membawa kami ke tempat yang tidak ada “ketiadaan”, hingga akhirnya kami pindah ke tempat yang ekosistemnya lebih hidup.

Puas dengan aktivitas berenang dan menyelam, destinasi selanjutnya adalah Pulau Gosong. Alih-alih daratan seperti pulau pada umumnya, tempat bernama Pulau Gosong ini hanya berupa gundukan pasir putih di tengah laut lepas. “Ayo turun, ini tempat untuk foto-foto,” teriak Nurdin saat melihat para turis di atas kapal dengan takjub.

Kami turun, dan ternyata kami cukup menikmati kawasan ini. Benar-benar tempat yang cocok untuk berfoto. Instagramable.

(Sumber gambar: Hypeabis.id/Syaiful)

(Sumber gambar: Hypeabis.id/Syaiful)

Bosan berfoto-foto sendiri, para wisatawan kemudian dibawa ke sebuah pulau. Kali ini pulau itu “nyata” tapi tanpa dermaga, masih sama indahnya. Di pulau ini sudah ada beberapa warung kecil yang menawarkan makanan ringan dan minuman. Kelapa muda segar cocok dijadikan santapan setelah beraktivitas seharian.

Hari mulai gelap, lebih dari satu jam kami bersantai. Nikmati angin pantai dan ombak yang bersahabat. Saat Nurdin mulai mencari kami, “Ayo! Waktunya pulang, takutnya sudah larut malam, susah navigasinya,” ujarnya. Kami sedikit kecewa karena begitu Nikmati di Pulau. Cukup dipaksakan, dipasang di perahu bermesin kecil yang mampu menampung sekitar 20 orang. Kembali ke Pulau Harapan.

(Sumber gambar: Hypeabis.id/Syaiful)

(Sumber gambar: Hypeabis.id/Syaiful)

Namun, di luar dugaan, perjalanan pulang ke pulau utama justru memberikan kesan tersendiri. Karena sudah cukup larut, langit sudah berwarna jingga. Warna juga mempengaruhi permukaan laut yang mencerminkan warna yang sama. Diiringi suara mesin yang menderu, perahu itu bergerak perlahan.

Para turis bersandar di kabin kapal, mata mereka tidak pernah meninggalkan Barat. Dimana matahari mulai terbenam. Tangan kami spontan sibuk mengabadikan momen tersebut. Perlahan-lahan, di laut utara ibu kota, kami menyaksikan arah matahari memudar. Mulai dari lingkaran penuh, setengah lingkaran, hingga hilang sama sekali. Digantikan oleh gelapnya malam.

Baca Juga: Menjelajahi Oita dan Beppu, Permata Wisata Pulau Kyusu, Jepang

(Baca artikel Hypeabis.id selengkapnya di berita Google)

Editor: Dika Irakan

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button