Berita Wisata

Pura Luhur Uluwatu: sejarah, keunikan dan tempat wisata

KOMPAS.com – Pura Luhur Uluwatu atau Pura Uluwatu adalah sebuah bangunan suci untuk ibadah umat Hindu di Kabupaten Badung, Bali, Indonesia.

Pura Uluwatu, juga dikenal sebagai Pura Luwur, adalah salah satu dari enam Pura Sad Kahyangan, pilar spiritual utama pulau Bali.

Baca Juga: Tanah Lot dan Uluwatu Bali Masuk 10 Tempat Sunset Terbaik Di Dunia

Menurut situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, secara etimologis, nama Uluwatu berasal dari kata “ulu” yang berarti ujung, puncak atau puncak, dan kata “watu” berarti batu karang.

Dengan demikian, nama Pura Uluwatu dapat diartikan sebagai tempat suci yang dibangun di atas batu karang.

Baca Juga: 5 Selebriti Pilih Nikah di Uluwatu, Stefan William ke Gading Marten

Pura Luhur Uluwatu didirikan atas konsep Sad Winayaka dan Padma Bhuwana.

Sebagai pura yang didirikan dengan desain Sad Winayaka, Pura Luhur Uluwatu merupakan salah satu pura Sad Kahyangan untuk melestarikan Sad Kertih (Atma Kerti, Samudra Kerti, Danu Kerti, Wana Kerti, Jagat Kerti dan Jana Kerti).

Sedangkan sebagai pura berdasarkan rancangan Padma Bhuwana, Pura Luhur Uluwatu didirikan sebagai aspek Tuhan yang menguasai arah barat daya.

Ada tiga monumen Tri Murti yang merupakan tempat pemujaan Dewa Siwa Rudra.

Baca Juga: Harga Tiket Tari Kecak Uluwatu dan Cara Membelinya

Sejarah Pura Uluwatu

Dilansir dari laman candi.perpusnas.go.id, ada dua pendapat tentang sejarah berdirinya pura Uluwatu.

Pendapat pertama menyatakan bahwa pendiri Pura Uluwatu adalah Mpu Kuturan pada masa pemerintahan Marakata.

Dikutip dari laman Kemendikbud, dalam Lontar Usana Bali disebutkan bahwa Mpu Kuturan atau Mpu Rajakreta banyak membangun pura di Bali, termasuk pura Uluwatu.

Sedangkan dalam Lontar Padma Bhuwana juga disebutkan penciptaan Pura Luhur Uluwatu sebagai Pura Padma Bhuwana oleh Mpu Kuturan pada abad ke-11.

Pendapat lain mengaitkan pembangunan Pura Uluwatu dengan sosok Dang Hyang Nirartha, penduduk asli Kerajaan Daha (Kediri) di Jawa Timur.

Ia datang ke Bali pada tahun 1546 M pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong.

Dang Hyang Nirartha kemudian dianggap sebagai pendiri Pura Uluwatu di Bukit Pecatu.

Setelah melakukan perjalanan spiritual keliling pulau Bali, Dang Hyang Nirartha kembali ke Pura Uluwatu dan melakukan ‘moksa’ meninggalkan ‘marcapada’ (dunia) menuju ‘swargaloka’ (surga).

Pertunjukan Tari Kecak di Uluwatu, Bali, Senin (26/9/2022)Kompas.com/Wasti Samaria Simangunsong Pertunjukan Tari Kecak di Uluwatu, Bali, Senin (26/9/2022)

Bagian dari Pura Uluwatu

Pura Uluwatu berdiri di atas tebing yang menjorok ke Samudera Hindia dengan ketinggian sekitar 70 meter di atas permukaan laut.

Bangunan pura Uluwatu menghadap ke timur, berbeda dengan bangunan pura lain di Bali yang biasanya menghadap ke barat atau selatan.

Bagian pura Uluwatu terdiri dari 3 halaman, yaitu halaman luar (jaba sisi), halaman tengah (jaba Tengah) dan halaman utama (jeroan).

Dilihat dari atas, Pura Uluwatu memiliki bentuk yang meruncing dengan lingkar pinggang yang meruncing saat mengarah ke halaman utama.

Untuk menuju lokasi Pura Uluwatu, pengunjung harus menaiki tangga batu yang cukup tinggi.

Di ujung tangga setelah mendaki, terdapat dua pintu masuk ke kompleks candi, satu terletak di utara dan satu lagi di selatan.

Pintu masuknya berupa ambang pintu pendek dari batu, di depannya terdapat sepasang patung berbentuk manusia dengan kepala gajah dalam posisi berdiri.

Bagian depan pintu dihiasi dengan ukiran yang sangat halus dengan motif daun dan bunga.

Di belakang gerbang terdapat lorong berlantai batu yang mengarah ke halaman dalam dengan pepohonan rindang yang ditanam di sepanjang lorong.

Halaman dalam adalah ruang terbuka dengan lantai batu yang ditata dengan hati-hati dengan bangunan kayu di sisi utara.

Di sebelah barat pelataran atau di seberang pintu masuk terdapat gapura paduraksa yang merupakan pintu masuk ke pelataran yang lebih dalam.

Bentuk pintu paduraksa adalah pintu berlapis batu.

Pintunya melengkung dan dibingkai oleh struktur batu, dan di atas ambang pintu ada kepala berukir besar.

Bagian atas gapura berbentuk mahkota dan dihiasi dengan berbagai motif pahatan.

Celah antara portal dan dinding di kiri dan kanan halaman ditutupi dengan dinding yang juga dihiasi dengan patung.

Di sebelah selatan terdapat pelataran kecil yang memanjang dan menjorok ke arah laut.

Di ujung halaman terdapat sebuah bangunan kayu yang terlihat seperti tempat orang bisa duduk-duduk dan melihat laut.

Foto Top View Pura Luhur Uluwatu, Dok BPCB Bali 2016culture.kemdikbud.go.id Pemandangan atas Pura Uluwatu, dok BPCB Bali 2016

Keunikan Pura Uluwatu

Daya tarik Pura Uluwatu bagi wisatawan tidak lain adalah keunikannya.

Salah satu keistimewaan Pura Uluwatu adalah lokasinya yang berada di atas tebing yang menghadap ke laut.

Selain itu, kawasan pura Uluwatu juga masih asri, dengan hutan yang masih dihuni oleh kelompok kera yang sering berkeliaran di area pura.

Sebagai salah satu tujuan wisata paling populer di Bali, Pura Uluwatu dikenal dengan keindahan matahari terbenamnya.

Oleh karena itu, waktu terbaik untuk menikmati pemandangan Pura Uluwatu adalah dengan merenungkan siluetnya saat matahari terbenam.

Tak heran jika Pura Uluwatu dianggap sebagai salah satu tempat terbaik untuk menikmati sunset di Bali.

Selain itu, di area pura Uluwatu juga terdapat hutan yang dihuni oleh kawanan kera dan area tempat pertunjukan tari kecak.

Pertunjukan Tari Kecak di Pura Uluwatu merupakan salah satu atraksi populer di Pulau Dewata.

Ilustrasi salah satu kera dari Pura Luhur Uluwatu, Bali.Dermaga. UNSPLASH/Jernej Graj Ilustrasi salah satu kera Pura Luhur di Uluwatu, Bali.

Lokasi Pura Uluwatu

Lokasi Pura Uluwatu berada di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali.

Pura di Uluwatu ini hanya berjarak 27 kilometer dari Bandara I Gusti Ngurah Rai yang dapat ditempuh dalam waktu sekitar 40 menit.

Sedangkan jika dimulai dari kawasan Kuta, pengunjung akan menempuh perjalanan sekitar 40-60 menit menuju tempat ini.

Untuk mencapainya, wisatawan dapat menggunakan berbagai pilihan transportasi mulai dari sepeda motor, mobil, dan bus.

Harga Tiket dan Jam Buka Pura Uluwatu

Berikut daftar harga tiket Pura Uluwatu Bali 2022 yang dikutip Kompas.com (29/09/2022).

Di kawasan pura Uluwatu, pengunjung dapat membeli dua jenis tiket, yaitu tiket masuk area pura dan tiket tari Kecak.

Harga tiket masuk kawasan Pura Uluwatu untuk wisatawan domestik dan mancanegara adalah:

Wisatawan anak (4-9 tahun) membayar harga tiket Rp30.000 per orang.

Wisatawan dewasa (di atas 9 tahun) harus membayar tiket Rp 50.000 per orang.

Di loket tiket juga terdapat sarung khusus yang harus dikenakan pengunjung selama berada di pura, yang disebut kain poleng.

Sedangkan untuk dapat menikmati pertunjukan tari kecak di Pura Uluwatu, wisatawan domestik dan mancanegara akan dikenakan tiket masuk sebesar Rp 150.000 per orang.

Jam buka objek wisata Tanah Pura setiap hari mulai pukul 07.00 hingga 19.30 WITA. Loket tiket pertunjukan tari kecak baru dibuka pada pukul 16.30 WITA.

Acara Harian dan Tari Kecak akan dimulai pada pukul 18:00 WITA, dengan waktu matahari terbenam.

Sumber:
culture.kemdikbud.go.id
candi.perpusnas.go.id
badungtourism.badungkab.go.id
travel.kompas.com (Penulis: Wasti Samaria Simangunsong | Penerbit: Nabilla Tashandra)

Dapatkan pembaruan berita terpilih dan berita Baru setiap hari di Kompas.com. Jom join grup telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link lalu join. Pertama, Anda perlu menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button