Berita Wisata

Kaum muda menjadi fondasi digitalisasi ekonomi kerakyatan

Bisnis.comLARANTUKA – Kaum muda berperan penting dalam optimalisasi penggunaan layanan internet yang didukung oleh pembangunan infrastruktur yang masif dalam beberapa tahun terakhir di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT)

Demikian salah satu kesimpulan Tim Eksplorasi Sinyal Bisnis Indonesia 2022 saat memotret progres penggelaran infrastruktur telekomunikasi dan manfaatnya bagi masyarakat Pulau Flores pada 31 Oktober hingga 10 November 2022.

Di Kabupaten Sikka, misalnya, tim Signal Exploration bertemu dengan Hendrikus Pedro, dosen senior Universitas Nusa Nipa (Unipa) yang terlibat aktif membantu komunitas Mbulaso’o, komunitas penenun tenun ikat yang didirikan sejumlah pengungsi asal Palu. Pulau Sikka, NTT, akibat erupsi Gunung Rokatenda.

Komunitas yang anggotanya didominasi oleh perempuan yang menguasai tenun ikat dengan corak khas masyarakat Palu’e ini menggunakan pewarna alam sebagai bahan bakunya. Sayangnya, kain ikat harus menerima harga murah di pasaran karena kebutuhan yang mendesak.

Berawal dari kebutuhan riset terkait ekonomi kerakyatan di tahun 2019, Pedro saat ini aktif mengadvokasi dan membimbing pengembangan organisasi dan pemasaran kain tenun komunitas Mbulaso’o. Tujuannya, penenun bisa mendapatkan harga yang layak.

“Ketika saya pertama kali melihat mereka menggunakan pewarna alami, saya langsung merasa bahwa itu adalah potensi yang sangat kuat … Luar biasa [kain dengan pewarna alami], tapi harganya murah. Mereka membutuhkan kebutuhan pokoknya,” ujarnya kepada tim Penjelajah Sinyal saat ditemui di kamp komunitas Mbulaso’o di Desa Hewuli, Maumere, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (5/11/2022).

Bersama Petrus Jefridus Pio atau Jefri yang merupakan warga sekitar, Pedro membantu kaum perempuan dari komunitas Mbulaso’o untuk menjual kain dengan harga yang wajar, terutama melalui jejaring sosial dan platform online atau on line. Oleh karena itu, Pedro secara umum mendorong tiga hal dalam usahanya, yaitu peningkatan kualitas, pemasaran yang kuat, dan organisasi.

Menurutnya, pemasaran merupakan tantangan terberat yang dihadapi masyarakat Mbulaso’o. Hal ini karena pemasaran kain sering dihadapkan pada sejumlah “orang” perantara yang berusaha menekan harga serendah mungkin.

“Itu berarti mereka harus menguasai produk mereka sendiri,” kata Pedro.

Tenun Palu

Ernie salah satu penenun memamerkan kain tenun bermotif khas masyarakat Palu’e di Desa Hewuli, Maumere, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (5/11/2022)/JIBI/Bisnis/Suselo Jati.

Usaha Pedro dan Jefri mulai membuahkan hasil. Peningkatan kualitas produk dan penguatan organisasi menjadi dasar komunitas Mbulaso’o untuk mendorong pemasaran dengan harga terjangkau yang didukung layanan digital.

“Sekarang online, harga jualnya lebih tinggi. Kami ingin terus berbenah agar perempuan masyarakat Mbulaso’o dan keluarganya lebih sejahtera,” ujarnya.

Di Larantuka, Flores Timur, NTT, tim Jelajah Sinyal 2022 bertemu dengan Francis Lein, pemuda yang aktif memberdayakan petani kopi di beberapa desa di Pulau Flores. Berawal dari bisnis kopi “Lopo Kopi” pada tahun 2016, pria yang akrab disapa Ancis ini kemudian memberanikan diri untuk menjajaki bisnis pengolahan kopi pada tahun 2018 dengan menggandeng petani.

“Tahun 2018, saya mulai belajar lebih banyak tentang biji kopi mulai dari pasca panen dan pengolahan kopi,” jelasnya kepada tim Signal Exploration, Selasa (11/8/2022).

Ancis bekerja dengan petani dari desa Were di Ngada, desa Saga di Ende dan desa Leworok di Flores Timur. Para petani didampinginya agar bisa menghasilkan biji kopi dengan kualitas terbaik untuk dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia.

Sejak tahun 2019, Ancis telah memasarkan biji kopi Flores daratan berkualitas ke berbagai kota, mulai dari Kupang, Jakarta, Surabaya, Banjarmasin hingga Palangkaraya. Pelanggan dari sejumlah daerah merasakan produk media sosial premium, terutama Instagram.

Francois Lein

Francis Lein, pemilik usaha Lopo Kopi di Larantuka, Flores Timur, NTT, saat diwawancarai tim Signal Exploration, Selasa (11/8/2022)/JIBI/Bisnis/Suselo jati

Selain media sosial, Ancis juga aktif memasarkan produknya melalui sejumlah platform. pasar.

“Saya sangat membidik pasarnya, yaitu kafe-kafe di luar Flores karena mereka ingin biji kopi yang baru disangrai… [Pemasaran digital] sangat berpengaruh,” ujarnya.

Di kota yang sama, tim Eksplorasi Sinyal 2022 juga bertemu dengan Yandi Muda Makin. Pemuda ini aktif mempromosikan pariwisata di Flores Timur sembari mengembangkan usaha penyewaan alat kemah dengan nama Legatea.id.

Menurut Yandi, Flores Timur dikenal sebagai destinasi wisata spiritual. Seperti diketahui, prosesi Semana Santa yang berlangsung setiap pekan Paskah menjadi salah satu daya tarik Larantuka, ibu kota Flores Timur, bagi umat Katolik.

Bahkan, kata Yandi, Flores Timur juga memiliki wisata alam yang menakjubkan mulai dari kawasan daratan Flores Timur hingga kawasan pulau khususnya Adonara dan Solor.

Yandi

Yandi Muda Makin, pegiat pariwisata di Larantuka, Flores Timur, NTT, saat ditemui tim Penjelajah Sinyal, Minggu (6/11/2022)/JIBI/Bisnis/Suselo Jati

Dengan dukungan media sosial, sejak 2018, Yandi aktif mempromosikan pariwisata di Flores Timur. Hal ini mendapat respon yang cukup baik, termasuk dari wisatawan non-NTT.

“Banyak yang ingin melihat keindahan alam dan tradisi Flores Timur. Mereka menghubungi saya melalui media sosial Legatea.id,” ujarnya saat ditemui Tim Eksplorasi Sinyal 2022, Minggu (11/6/2022).

Dalam kesempatan tersebut, tim penjelajah sinyal 2022 juga berkesempatan bertemu dengan Ferdinandus Watu, pemuda yang sejak tahun 2020 menjabat sebagai Kepala Desa Detusoko Barat. Melalui upaya mendorong digitalisasi, desa yang terletak di Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende, NTT ini menjelma menjadi desa kreatif.

Yang akrab disapa Nando ini berhasil mengembangkan potensi pertanian dan wisata alam dengan mengoptimalkan IT. Alhasil, Desa Detusoko Barat masuk dalam daftar 50 Desa Wisata Terbaik dalam Penghargaan Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.

Nando melihat digitalisasi sebagai suatu keharusan di tengah era Revolusi Industri 4.0. Apalagi, pandemi Covid-19 yang membatasi pergerakan orang mau tidak mau memaksa petani desa memasarkan produk pangannya dengan inovasi digital.

nando

Kepala Desa Detusoko Barat Ferdinandus Watu memberikan keterangan kepada Tim Penjelajah Sinyal, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur pada Selasa (1/11/2022)/JIBI/Bisnis/Suselo Jati

Namun, diakuinya masih banyak masyarakat pedesaan yang kurang literasi digital, terutama orang tua.

“Banyak yang menggunakan Android adalah kaum milenial. Makanya suka tidak suka, secara struktural di sistem kami, meski banyak orang tua, tapi aktivitas sehari-hari sebenarnya [didominasi] anak muda,” jelasnya saat bertemu dengan tim eksplorasi Signal, Bisnis Indonesia, yang berkesempatan mengunjungi kantor desa Detusoko Barat, Selasa (1/11/2022). .

Oleh karena itu, kata Nando, anak muda menjadi garda terdepan dalam program yang diusungnya. Menurutnya, generasi muda yang melek teknologi bisa membantu orang tua mengemas bungkus sayur dan mengirimkannya.

“Dari sudut pandang pemasaran juga” [anak muda yang diandalkan]. Jadi kami bermitra dengan anak-anak yang sudah SMA atau bahkan kuliah dan yang tinggal di sini untuk mendukung BUMDes kami, ”katanya.

Literasi Digital Pemuda

Berdasarkan sejumlah temuan lapangan, tim Eksplorasi Sinyal 2022 melaporkan bahwa penggunaan layanan internet belum maksimal karena kurangnya pengetahuan masyarakat, khususnya generasi tua, lansia di pedesaan.

Upaya anak muda seperti Pedro, Ancis, Yandi dan Nando membuktikan pentingnya peran anak muda dalam mengoptimalkan penggunaan layanan Internet di daerah. Selain itu, perkembangan infrastruktur telekomunikasi di Flores cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Partisipasi anak muda harus diperkuat lagi dengan budaya digital yang lebih masif dan didukung oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah dan seluruh pelaku sektor telekomunikasi.

Presiden Infrastruktur Telematika Nasional (Mastel), Sigit Puspito Wigati Jarot mengatakan, fakta di lapangan membuktikan bahwa pembangunan infrastruktur telekomunikasi harus sejalan dengan percepatan budaya digital.

“Jadi ini semakin menguatkan bahwa program penggelaran infrastruktur dan literasi digital harus diintegrasikan ke dalam satu paket atau program yang komprehensif,” kata Sigit kepada tim Jelajah Signal, Kamis (10/11/2022).

Werang, Sika

Siswa SMP Negeri Werang mengakses internet di dekat salah satu Base Transceiver Stations (BTS) milik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) di Desa Werang, Waiblama, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Kamis (3/11/2022)/JIBI/Bisnis/Suselo Jati

Menurutnya, jejaring yang digelar akan dimanfaatkan sebaik-baiknya jika ada upaya literasi yang sebanding. Di sisi lain, promosi literasi tidak ada gunanya tanpa jaringan yang menjangkau seluruh negeri atau berkualitas buruk.

“Idealnya, semakin tinggi angka melek huruf, semakin tinggi trafik dan permintaan jaringan, sehingga perlu peningkatan kualitas jaringan. Dampak ekonomi juga diharapkan semakin nyata.

Sigit percaya bahwa anak muda dapat menjadi pusat dari upaya literasi digital. Kelompok komunitas ini, jelasnya, bisa diandalkan untuk memaksimalkan penggunaan internet.

Apalagi, jelasnya, kualitas layanan internet di daerah belum merata. Dengan begitu, kata Sigit, layanan internet yang terbatas benar-benar dapat dimaksimalkan untuk kesejahteraan ekonomi masyarakat.

“Prioritas literasi yang paling tepat adalah anak muda. Khusus untuk generasi digital native, proses pembelajarannya lebih cepat dari generasi yang lebih tua, beberapa di antaranya agak sulit untuk bermigrasi ke model kerja digital,” pungkasnya.

Dengan upaya literasi digital yang masif bagi kaum muda, diharapkan akan semakin banyak bermunculan tokoh-tokoh seperti Pedro, Ancis, Yandi dan Nando yang dapat memberdayakan dan memajukan masyarakat lokal yang didukung oleh teknologi digital.

Simak berita dan artikel lainnya di berita Google

Tonton video yang dipilih di bawah ini:

Konten premium Nikmati konten premium untuk informasi lebih mendalam

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button