Berita Wisata

Rumdis Wali Kota dan Balai Kota Jadi Setting Film “Soera Ing Baja”

Surabaya, (DOC) – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kembali memerankan sosok Presiden Pertama Indonesia, Soekarno dalam film “Soera Ing Baja”, Minggu (13/11/2022). Film ini rencananya akan diputar di museum pendidikan sekaligus materi edukasi bagi siswa SD dan SMP di Kota Pahlawan.

Dalam film ini, Walikota Eri Cahyadi berperan sebagai Presiden Sukarno saat Pertempuran Surabaya tahun 1945. Sebelum pecahnya Pertempuran Surabaya tahun 1945, Presiden Sukarno mengadakan pertemuan dengan Jenderal AWS Mallaby di kantor Gubernur Jawa Timur.

Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Surabaya (Disbudporapar), Wiwiek Widayati mengatakan pembuatan film ini harus melengkapi dokumentasi sejarah kota pahlawan. Sebelumnya, film “Kusno” sempat hits, yang menceritakan kisah Sukarno muda hingga menjadi presiden Republik Indonesia.

“Film ‘Soera Ing Baja’ lebih banyak bercerita tentang pertempuran 10 November 1945. Oleh karena itu, film ini akan mengambil beberapa adegan tentang peristiwa pertempuran tersebut,” ujar Wiwiek.

Latar belakang pembuatan film ini dilakukan di beberapa lokasi ikonik di Surabaya. Di antaranya Kantor Balai Kota (Balkot), Kantor Walikota (Rumdis), Jembatan Merah, Tugu Pahlawan dan masih banyak lagi.

“Tadi ada foto Bung Karno sedang berunding dengan Jenderal AWS Mallaby, lalu ada juga panggung saat Bung Karno meresmikan Monumen Pahlawan. Dan ada juga panggung pertempuran 10 November 1945 di Jembatan Merah, dimana saat itu Jenderal AWS Mallaby terbunuh,” jelas Wiwiek.

Selain diputar di museum pendidikan, Wiwiek menjelaskan, film “Soera Ing Baja” juga akan diputar di sekolah-sekolah sebagai bagian dari pembelajaran atau pendidikan karakter. Menurutnya, dengan menggunakan film dokumenter, anak-anak akan mudah memahami dan menikmati pembelajaran sejarah.

“Kami berharap ke depan, ketika anak-anak belajar sejarah tidak kaku dan membosankan. Tapi pembelajaran sejarah bisa dilakukan dengan cara yang fleksibel, melalui film,” jelasnya.

Bicara sejarah, tambah Wiwiek, Pemkot Surabaya tidak hanya menjadikan film-film pendidikan sebagai bahan. Namun, ada juga wisata Heroic Track yang kaya akan sejarah, dan terdapat sekolah nasional.

“Untuk heroic track, wisatawan akan diajak mengunjungi tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah. Begitu pula dengan Sekolah Nasional, pada sesi ini wisatawan akan diajak untuk mengeksplorasi tempat-tempat bersejarah. Dan sekarang kita akan membuat film dokumenter”, tambahnya.

Sementara itu, sutradara film “Soera Ing Baja”, Faizal Anwar mengatakan, genrenya sama dengan film “Kusno” yang juga dibintangi Walikota Eri Cahyadi. Ini adalah genre dokumenter yang dramatis. Dalam film ini, lanjut Faizal, lebih banyak tentang sejarah besar Indonesia yang terjadi di kota Surabaya.

Film peristiwa perang revolusi ini diproduksi oleh Faizal dan timnya sejak pertengahan Oktober 2022. Saat itu, syuting dilakukan di kawasan Peneleh dan gedung HVA alias Kantor PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI yang berlokasi di Jalan Merak No. 1 , Krembangan Selatan, Kecamatan Krembangan, Surabaya.

“Karena gedung HVA ini merupakan bagian dari saksi bisu sejarah pertempuran 10 November 1945. Makanya kami pakai sebagai backdrop film ini,” kata Faizal.

Sementara itu, di kantor balai kota dan kantor walikota, lanjut Faizal, memaparkan suasana perundingan gencatan senjata antara Jenderal Angkatan Darat Inggris AWS Mallaby dan Presiden RI Sukarno. Kedua objek bangunan itu ditata semirip mungkin dengan suasana perundingan di kantor gubernur Jawa Timur saat itu.

Alasan Faizal dan timnya menggunakan latar belakang rumah kantor walikota tersebut karena hanya bangunan tersebut yang dianggap asli dengan adanya peristiwa perundingan gencatan senjata saat itu. “Sebelum memilih latar belakang rumah dinas Pak Wali, saya sempat melihat-lihat beberapa foto jadul untuk referensi. Sekarang rumah dinas walikota justru lebih otentik,” aku Faizal. .

Ia menambahkan, rencananya film ini akan rampung dan bisa dirilis sebelum akhir Desember 2022. Selain di museum, kemungkinan juga akan dirilis melalui TVRI Jawa Timur. “Karena ini proyek Pemkot Surabaya, maka kami serahkan sepenuhnya kepada pemkot untuk jadwal rilisnya,” pungkasnya. (hm/r7)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button