Berita Wisata

Sanksi pemantau 3 provinsi baru Papua bisa merdeka

Jakarta, CNNIndonesia

Pengamat berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan Papua setelah pemerintah meresmikan tiga daerah pemerintahan sendiri (DOB) baru, yaitu provinsi Papua Selatan, Papua Tengah, dan Dataran Tinggi Papua.

Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Adriana Elisabeth, mengaku pesimis dengan tahapan baru pengenalan tiga provinsi baru di Papua. Pasalnya, selama 20 tahun otonomi khusus (Otsus) Papua tidak optimal.

“Sangat sulit menjawab pertanyaan kemerdekaan bagi Papua. Setelah 20 tahun otonomi khusus bagi Papua dari 2001 hingga 2021, masih banyak hal yang belum tercapai secara maksimal. Apalagi sebagai provinsi baru,” ujarnya. CNNIndonesia.comSenin (14/11).

IKLAN

GULIR UNTUK MEMBATASI KONTEN

Adriana kemudian menjelaskan, seharusnya pemerintah membuat peta sumber daya di tiga provinsi Papua. Apalagi, pemerintah berani memutuskan untuk meresmikan Papua Selatan, Papua Tengah, dan Dataran Tinggi Papua sebagai Daerah Otonom Baru (DOB) pada Jumat (11/11).

“Seharusnya ada peta sumber daya ekonomi, sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) untuk proyeksi pembangunannya,” kata Adriana.

Di sisi lain, Ekonom Institute for the Development of Economy and Finance (INDEF) Nailul Huda juga mengatakan, waktu 4 tahun tidak cukup untuk 3 provinsi merdeka.

Menurut Huda, pemekaran harus dimaknai sebagai pembangunan yang lebih tepat sasaran dan menggambarkan karakteristik dan kebutuhan masyarakat.

“Provinsi baru harus bisa merencanakan baik belanja maupun pendapatannya dalam waktu yang relatif singkat. Juga, tidak ada pejabat daerah yang pasti membutuhkan banyak waktu. Saya kira empat tahun, cukup sulit menjalankan provinsi secara mandiri, apalagi di Indonesia timur,” ujarnya kepada Huda saat dikonfirmasi.

Terkait potensi yang bisa dikembangkan di tiga provinsi baru tersebut, Huda mengatakan ada potensi ekonomi di sektor pariwisata dan alam yang bisa menjadi pendorong untuk membangun kemandirian.

Soal otonomi khusus Papua memang menjadi sorotan. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Hak Asasi Manusia Mahfud MD mengungkapkan, dana swadaya khusus yang dikeluarkan pemerintah pusat untuk Papua sejak 2001 telah mencapai Rp 1 triliun.

Dari jumlah tersebut, dana yang mengalir pada masa Gubernur Papua Lukas Enembe mencapai lebih dari setengahnya atau Rp 500 triliun, jumlah tersebut merupakan akumulasi dari Dana Otonomi Khusus, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana desa dan belanja kementerian. atau institusi.

“Dana Swadaya Khusus yang dikucurkan di Papua sejak tahun 2001 semuanya sudah digabung dengan Dana Mandiri Khusus, mulai Belanja Lembaga Departemen, Dana Transfer, Keuangan Desa, PAD unggul 1000T. Yang disalurkan selama ini Zaman Pak Lukas di atas Rp 500 triliun,” kata Mahfud dalam video yang diunggah ke akun Twitter @mohmahfudmd, Sabtu (24/9).

Dia menjelaskan, aliran itu merupakan dana resmi yang tercatat dalam dokumen negara di bawah Kementerian Keuangan.

“Itu tercatat di dokumen negara, di Kementerian Keuangan. Sehingga semua orang bisa dengan mudah mengetahui berapa banyak uang yang beredar di sana,” jelasnya.

Dengan aliran dana yang besar, Mahfud bertanya-tanya mengapa orang Papua tetap miskin. Apalagi kemiskinan di Papua menyebabkan kemarahan penduduk terhadap pemerintah pusat.

Selain itu, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian atas nama Presiden Joko Widodo meresmikan tiga provinsi baru di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Jumat (11/11).

Pemekaran tiga provinsi baru Papua itu disepakati DPR dan pemerintah menyusul disahkannya tiga undang-undang tentang provinsi Papua Selatan, Papua Tengah, dan Dataran Tinggi Papua pada akhir Juni 2022.

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian berpesan kepada tiga pejabat Gubernur Daerah Otonom Baru (DOB) Papua yang baru dilantik untuk bekerja secara profesional. Ia mengingatkan, dana swadaya khusus di Papua harus benar-benar digunakan untuk kepentingan rakyat.

“Kepada pejabat pelaksana, mohon bekerja dari hati. Anggaran yang ada untuk dana swadaya khusus dinaikkan dari 2% menjadi 2,25% dari dana alokasi umum nasional,” kata Tito saat peresmian tiga daerah otonom baru. dari Papua. .

“Anggaran yang ada untuk setiap rupiah, pergunakanlah dengan baik untuk kepentingan rakyat,” tambahnya.

Ketiga Pj tersebut adalah Apolo Safanpo selaku Pj Gubernur Papua Selatan, Nikolaus Kondomo selaku Pj Gubernur Pegunungan Papua dan Rebekah Haluk selaku Pj Gubernur Papua Tengah.

[Gambas:Video CNN]

(skt/sfr)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button