Berita Wisata

Rumah Gadang Hj Siti Rasyidah di Kota Solok ditetapkan menjadi homestay dan tempat wisata budaya

TRIBUNPEKANBARUTRAVEL.COM – Rumah Gadang cukup mudah ditemukan di beberapa sudut Kota Solok, Sumatera Barat (Sumbar)

Salah satunya Rumah Gadang Hajjah Siti Rasyidah yang terletak di Jalan Pasar Blok A atau perempatan Denpal Kota Solok.

Kehadiran rumah ini kontras dengan suasana di sekitarnya yang hanya berjarak beberapa meter dari pusat ekonomi terbesar Solok, yakni Pasar Raya Solok.

Rumah gadang ini memiliki halaman dengan rumput hijau dan dua burung enggang di depannya.

Baca Juga: 4 Rekomendasi Destinasi Wisata di Kota Solok Sumatera Barat

Sekilas orang akan mengira Rumah Gadang dengan ukiran dan lukisan berbentuk hati berwarna merah disertai corak putih ini adalah museum atau bangunan cagar budaya.

Inilah yang disepakati Ida, ahli waris rumah, Sabtu (19/11/2022).

“Banyak yang mengira itu museum dan objek wisata,” katanya kepada Tribunpadang.com.

Ida mengatakan ada laporan yang menulis bahwa Rumah Gadang yang dibangun oleh ibunya, Hj. Siti Rasyidah pada tahun 1978 menjadi milik pemerintah daerah.

Baca Juga: Pemandangan Sawah Solok yang Indah Cocok Jadi Tempat Wisata Akhir Pekan

“Makanya tahun lalu saya memasang tanda di fasad yang mengatakan bahwa rumah ini bukan milik pemerintah daerah,” kata pria berusia 85 tahun itu.

Tepat di teras rumah gadang ini terdapat sebuah plakat besi berukir bertuliskan “Rumah Gadang Hj. Siti Rasyidah”.

Wanita berusia 85 tahun ini merupakan anak tunggal dari dua bersaudara.

Ida mengatakan kebanyakan rumah gadang di Minangkabau biasanya dimiliki oleh orang yang berstatus harta pusako.

Namun berbeda dengan rumah Gadang yang dibangun sendiri di atas tanah yang dibeli ibunya pada pertengahan 1970-an.

Baca Juga: Geowisata Pincuran Puti di Kabupaten Solok, Sumatera Barat mengandalkan konsep alam dengan bangunan hijau

“Ini bukan rumah rakyat atau suku,” kata Ida, pensiunan Kementerian Kesehatan.

Ida sudah lama tinggal di Jakarta sambil bekerja di Kementerian Kesehatan. Ia pensiun pada tahun 1995, namun baru memutuskan kembali ke kampung halamannya dan merenovasi rumah gadang peninggalan ibunya dua tahun lalu.

Ia mengecat ulang dan menata halaman rumah gadang.

Ida mengatakan, ukiran khas Minangkabau pada dinding rumah juga sudah digali di beberapa tempat.

“Karena bagus, sekarang ada pengunjung yang datang untuk berfoto,” ujarnya.

Ida menuturkan pengunjung juga bisa berfoto dengan mengenakan pakaian adat Minang yang tersedia di rumah.

Selain itu rumah gadang ini juga sering dijadikan tempat foto prewedding yang dikelola oleh cucu Ida.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button