Berita Wisata

keindahan alam wisata Silokek | sumbarsatu.com

OLEH Yuspina Mora

Sungai Kuantan terletak di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. Dalam bahasa Minangkabau orang menyebutnya “Batang Kuantan” sedangkan sebagian orang di Riau menyebutnya Sungai Indragiri. Secara keseluruhan, panjang Batang Kuantan sekitar 500 km dari Muaro hingga Indragiri, Riau. Sungai Kuantan sudah ada sejak awal tahun 1850. Keberadaan Sungai Kuantan pada abad ke-19 berawal dari pemukiman.

Pada abad ke-19, para pendatang dari Sumatera disebut-sebut telah membuka pemukiman di tepian Sungai Kuantan di sekitar Teruntum, yang terletak di dekat Rumah Sakit Tengku Ampuan Afzan saat ini. Dan ada beberapa teori tentang asal muasal kuantan, ada yang mengatakan nama itu ada kaitannya dengan tempat asal pendatang sumatera yaitu desa kuantan.

Dan ada juga tempat yang bernama kuala kuantan di tanah selangor, ada juga yang mengatakan bahwa nama kuantan ada kaitannya dengan orang cina karena bunyi dari nama tersebut seperti kata cina. Titik nol Batang Kuantan berada di Nagari Muaro Sijunjung dimana hulu Batang Kuantan memiliki tiga batang yaitu Batang Palangki, Batang Ombilin dan Batang Sinamar.

Sekarang dari Sungai Kuantan dimana desa-desa bertebaran yaitu Silokek, Palukahan, Silukah dan Durian Gadang. Disini saya akan membahas Nagari Silokek. Nagari Silokek terdiri dari dua jorong, yaitu Jorong Tanjung Medan dan Jorong Sangkiamo. Nagari Silokek adalah sebuah desa yang indah dikelilingi oleh tebing batu yang tinggi. Seperti apa Desa Silokek dengan berbagai kekhasannya.

Masyarakat disana ramah, karena jauh dari pemukiman, udaranya masih segar dan asri, keindahan alamnya menenangkan. Dapat kita lihat bahwa keindahan kunjungan ini tidak hanya memanjakan mata dengan keindahannya tetapi dapat menenangkan jiwa karena kawasannya masih asri dan bisa dikatakan belum tersentuh oleh polutan-polutan penyebab pencemaran. Desa Wisata Silokek merupakan salah satu dari tiga desa wisata di Sumatera Barat yang masuk dalam kategori 50 Besar Desa Wisata Indonesia (ADWI). Desa ini berjarak 133 kilometer dari kota Padang.

Desa Silokek memiliki luas 1.918 hektar dan terletak di ketinggian 150 hingga 200 mdpl dan dilintasi oleh beberapa sungai seperti Batang Kuantan dan Batang Sangkiamo. Desa Silokek mengutamakan pelestarian alam yang telah disertifikasi Minang Silokek Ranch Geopark pada 10 November 2018 dan sedang berupaya meningkatkan Minang Silokek Ranah National Geopark menjadi status UNESCO Global Geopark.

Geopark Silokek merupakan objek wisata yang terletak di kawasan Muaro Sijunjung, sepanjang jalan menuju Geopark Sijunjung kita akan melihat keindahan alam yang luar biasa. Geopark Silokek dikelilingi oleh beberapa destinasi wisata yang dapat dikunjungi setiap pengunjung antara lain Ngarai Cigak, Ngarai Talago dan Pulau Andam Dewi.

Desa Silokek juga menjadi desa yang berperan penting dalam sejarah Sungai Kuantan dimana masyarakatnya dikenal sebagai nelayan sungai tangguh yang memiliki keahlian mengarungi sungai dengan perahu melawan arus sambil mengangkut muatan atau hasil bumi. dan juga dikenal mahir membuat perahu sungai.

Keahlian menelusuri sungai Kuantan di Desa Silokek ini mungkin masih berlangsung hingga saat ini. Dari segi bentang alam, desa ini memiliki struktur permukaan berupa bukti dan keanekaragaman geologi yang unik, yaitu terdapat endapan (karst) berumur 350 juta tahun serta batuan beku (granit) berumur 250 juta tahun, selain batu gunung, ada juga batu laut. Potensi geologis yang menarik adalah adanya hamparan karst vertikal dengan ketinggian lebih dari 70 meter yang dihasilkan dari proses patahan geologis (tektonik faulting) dengan jejak patahan yang masih terekam dengan baik.

Yang menjadikan kawasan silokek sebagai kawasan inti dari Geopark Nasional Minang Silokek Ranah. Desa wisata Silokek juga memiliki Goa Basurek (Goa) yaitu sebuah goa yang terbentuk akibat peleburan, hilangnya sebagian batuan akibat air, sehingga membentuk ornamen goa yang unik dan menarik dengan panjang sekitar 250 meter.

Gua ini tidak hanya unik dan indah, tetapi juga memiliki nilai sejarah yang tersisa dari masa penjajahan Belanda dan Jepang, di mana di sana juga terdapat jalur perdagangan dan simbol agama Islam dari Selat Malaka hingga Sumatera Barat.

Desa wisata Silokek yang dilintasi sungai dan dikelilingi tebing karst ini terdapat hamparan sungai Batang Kuantan yang dikelilingi gugusan tebing menjulang tinggi yang diselimuti keanekaragaman hayati. Di tempat ini pengunjung juga dapat menikmati atraksi wisata minat khusus seperti arung jeram dan panjat tebing.

Selain itu, desa ini juga memiliki keragaman potensi subsektor kuliner, fesyen dan kerajinan seperti chaotic samba yaitu semur lele kuah kuning, rendang paku, songket unggan, kaos bergambar geopark, cetakan ekologi, batik dan gantungan kunci. . Dan atraksi budaya Memaka, pertunjukan pencak silat, tarian daerah Madulang Ame, dan talempong alat musik khas Minang Kabau yang dipukul dengan alat musik perkusi dari kayu Talempong ini dimainkan oleh tiga orang dan bisa juga dimainkan. oleh satu orang. orang dengan nada yang berbeda.

Selain itu, yang tak kalah mengagumkan di Geopark Silokek adalah keberadaan bebatuan purba yang usianya diperkirakan antara 260 hingga 320 juta tahun, bahkan di penghujung tahun 2018. Silokek sendiri tidak hanya dijadikan destinasi wisata, tapi juga sebagai objek yang menarik untuk penelitian geologi oleh para sarjana, sejarawan dan lain-lain.

Pengunjung juga tidak perlu khawatir dengan kelengkapan fasilitas disana, desa Silokek memiliki fasilitas penunjang yang cukup lengkap bagi wisatawan yaitu mushola, area parkir, ruang pertemuan, stand souvenir dan tempat makan serta wifi zone. Bagi pengunjung yang ingin merasakan nuansa lokal Silokek, desa ini juga menawarkan homestay. Saat ini, sistem pengelolaan objek wisata ini masih bersifat swadaya di masyarakat, sehingga setiap pengunjung diperbolehkan memberikan sumbangan sukarela kepada pengelola, minimal untuk keperluan jasa kebersihan.

Kemudian, selama ini kendalanya adalah masalah jalan Silokek yang kondisinya di beberapa titik masih rusak. Mungkin lima tahun lalu tertimpa longsor, kemudian dilakukan rekonstruksi dengan bantuan APBN. Namun masih ada hal yang harus dibenahi guna meningkatkan potensi wisata desa wisata Silokek yaitu konektivitas, infrastruktur dan jaringan.

Wali Nagari Silokek mengatakan, untuk melestarikan artefak wisata yang ada di desa Silokek, masyarakat setempat telah membentuk wadah sosial yaitu Kelompok Sadar Wisata yang kini kelompok ini aktif melakukan berbagai hal untuk meningkatkan jumlah kunjungan ke sana. Ditambahkan setiap bulannya, masyarakat secara sukarela melakukan gotong royong seperti membersihkan lingkungan, fasilitas umum, termasuk pendirian fasilitas penunjang sejumlah objek wisata di Ngarai Talago, Ngarai Cigak dan panorama Bidadari.

Diharapkan Bupati Sijunjung dengan pembenahan kawasan Desa Wisata Silokek ini dapat semakin memantapkan upaya Pemkab Sijunjung untuk mencalonkan Silokek sebagai kawasan UNESCO Global Geopark. Saat ini sedang mempersiapkan Geopark Silokek untuk menjadi UNESCO Global Geopark. Oleh karena itu, ini sebagai bentuk dukungan Kemenparekraf kepada Kabupaten Sijunjung untuk mempersiapkan diri.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button