Berita Wisata

MUI Bangka Belitung luncurkan wisata halal di Babel dan wujudkan halal food village di Pangkalpinang

BANGKAPOS.COM, BANGKA — Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) berupaya mengembangkan pariwisata di sejumlah kabupaten dan kota di Babel.

Salah satu gagasan yang diimplementasikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Babel.

MUI Babel saat ini sedang mencanangkan sektor pariwisata di daerah untuk menjadi destinasi wisata Halal tingkat nasional.

Seperti yang kita ketahui, masih banyak orang yang salah kaprah dalam mengartikan wisata halal.

Wisata halal dipahami sebagai islamisasi dunia pariwisata, padahal tidak demikian.

Baca Juga : Bagimu Agamamu Bagiku Agamaku Bacaan Lengkap Surat Al Kafirun Arab Latin Beserta Artinya

Baca Juga: Ada Mantra Tertulis di Kain Milik Keluarga Meninggal di Kalideres, Ahli: Ada Tekanan Batin

Baca Juga: Warga Sempan Ini Tewas Diserang Buaya Kolong, Buaya Betina Melompati Korban Buang Kepingan Ini

Presiden Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, MUI Zayadi, menegaskan wisata halal bukanlah kegiatan islamisasi pariwisata atau bahkan mengubah objek wisata menjadi halal. Melainkan sebagai upaya memberikan pelayanan yang komprehensif kepada wisatawan muslim di tempat wisata.

“Seperti ketersediaan mushola, tempat wudhu, ketersediaan makanan halal,” kata Zayadi kepada Bangkapos.com, Kamis (12/1/2022).

Puluhan Camat dan Lurah se-Kota Pangkalpinang hadiri Sosialisasi Desa Pangan Halal di Auditorium PLHUT Kementerian Agama Kota Pangkalpinang, Kamis (12/1/2022).Puluhan Camat dan Lurah se-Kota Pangkalpinang hadiri Sosialisasi Desa Pangan Halal di Auditorium PLHUT Kementerian Agama Kota Pangkalpinang, Kamis (12/1/2022). (Bangkapos.com/CepiMarlianto)

Menurutnya, barang wisata halal akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara karena tidak bisa ditemukan di negaranya.

Diharapkan masyarakat dapat mendukung pengembangan wisata halal untuk kepentingan pembangunan.

Wisata halal berarti menjangkau dan menarik wisatawan muslim untuk mengunjungi suatu objek wisata.

Konteks wisata halal itu sendiri adalah pada pelayanan, bukan mengubah objek atau alam wisata lainnya.

Banyaknya wisatawan muslim menuntut beberapa hal penting terkait ajaran agama yang harus dipatuhi.

Mulai dari arah kiblat, tempat sholat, halal makanan dan minuman serta tingkat kesehatan lingkungan dan kebersihan makanan.

Baca Juga: Duel Final Jepang Vs Spanyol di Piala Dunia 2022, Peluang Balas Dendam Tim Samurai Biru

Baca Juga: 40 Putri Indonesia Jadi Pengiring Pengantin di Pernikahan Kaesang dan Erina

Baca juga: Unggahan terbaru Dhea Magelang yang meninggal setelah diberi minuman sianida oleh adiknya menjadi sorotan

“Contoh awal pengembangan wisata halal akan dimulai dari kampung atau kampung wisata halal yang sudah dibentuk di setiap daerah untuk memfasilitasi pelaksanaannya karena beberapa di antaranya telah didukung dengan infrastruktur,” kata Zayadi.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button