Berita Wisata

Masyarakat Bali mendukung pariwisata berkelanjutan

Denpasar (ANTARA) –

Komunitas KemBALI BECIK yang berdomisili di Bali mengajak masyarakat dan pelaku ekonomi pariwisata untuk mendukung pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Ketua tim kampanye BECIK KemBALI Saraswati Ratnanggana di Ubud, Gianyar, Bali, Sabtu, mengatakan kampanye pariwisata berkelanjutan menjadi sangat penting karena menjadi salah satu isu prioritas yang dibahas pada KTT G20 beberapa waktu lalu di Bali.

Untuk ini memfasilitasi memandu bagi wisatawan melalui website Green Pages terkait destinasi wisata yang berwawasan lingkungan, seperti akomodasi, restoran, toko, dll. Selain itu, wisatawan merasakan pengalaman baru untuk menyadari pentingnya pelestarian alam dan merefleksikan dampak pariwisata terhadap lingkungan.

“Kami ingin menciptakan Pasokan dan permintaan, di mana semakin banyak bisnis hijau di Bali untuk menarik konsumen dan menyadari bahwa bisnis yang tidak bertanggung jawab dapat berdampak negatif di masa depan,” jelasnya. Selain itu, masyarakat ingin menarik wisatawan yang berwawasan ekowisata.

Baca juga: Program Kawan BNI pengaruhi tiga desa untuk kembangkan pariwisata

Dikatakannya, tiga perusahaan yang memiliki konsep dan komitmen mendukung pariwisata berkelanjutan adalah Mana Ubud, IniTempe dan Yasminida.

Mana Ubud merupakan hostel pertama di Bali yang berkomitmen terhadap lingkungan. Sedangkan IniTempe merupakan perusahaan lokal Bali yang menggunakan bahan-bahan lokal Bali untuk berbagai produk olahan tempe, seperti cokelat tempe, produk olahan tempe dengan keju, olahan keripik tempe dan lain-lain. Singapura.

Sedangkan Yasminida merupakan UMKM yang berlokasi di Sukawati, Gianyar, yang memproduksi produk rumah tangga dari bahan ramah lingkungan.

“Bahan utamanya terbuat dari kain, bambu dan kelapa yang dijadikan alat makan, kuas catsisir, sikat gigi, Q-tip, pembersih riasan, dan lain-lain. Yasminida menggunakan bambu karena bahannya kuat dan tanamannya cepat tumbuh. Sabut kelapa digunakan karena tidak perlu menebang pohon untuk mendapatkan bahannya,” kata Saras.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button