Berita Wisata

Lihat hutan bakau Tambakrejo Edupark, pelopor wisata alam nelayan Semarang

Semarang

Warga Tambakrejo, Desa Tanjung Mas, Semarang berwisata ke Tambakrejo Mangrove Edupark. Wisata alam yang diresmikan pada 2019 ini terbukti menjadi pionir warga dari kelompok nelayan sejak 2011.

Lokasi wisata tersebut berada di RW 16, Kelurahan Tanjung Mas, Semarang Utara. Untuk menuju ke sana, wisatawan perlu naik perahu motor dengan biaya Rp 15.000 per orang untuk 5 sampai 10 orang di dalamnya.

Tempat wisata ini memiliki nuansa hutan bakau dengan jalan setapak dari bambu. Ada berbagai jenis hutan bakau atau bakau dan wisatawan bisa belajar tentang hutan bakau dari pemandu wisata yang disediakan.

Salah seorang pengelola Mangrove Edupark, Zazid (48), mengatakan, kebun mangrove ini lahir dari kerjasama penanaman antara perusahaan dengan kelompok Love Nature Magrove Asri dan Rimbun (Camar) pada 2011 silam. dengan perkebunan.

“Inisiatifnya karena ada sawah yang tidak terpakai karena tergenang air untuk menanam mangrove, akhir tahun 2011 kami hanya menanam dan merawatnya saja,” kata Zazid per panggilan. detikJatengSelasa (6/12/2022).

Jujur saja, Zazid mengaku belum banyak mengetahui manfaat mangrove saat mulai menanamnya bersama teman-temannya. Namun, sejak proyek perkebunan itu, ia banyak belajar bahkan melakukan studi banding ke berbagai daerah.

Sebelum menjadi tempat wisata, anggota kelompok yang sebagian besar adalah nelayan ini sempat memanfaatkan penjualan bibit mangrove. “75% kami jual untuk pembiayaan,” katanya.

Hingga tahun 2019, kelompok nelayan ini berinisiatif membuat jalur bambu agar pengunjung dapat melihat tanaman mangrove yang mereka tanam. Terinspirasi dari banyak kelompok penanaman mangrove lainnya, pada November 2019 lalu diresmikan Wisata Mangrove Tambakrejo Edupark.

“Nopember 2019 meluncurkan,” dia berkata.

detikJateng sempat juga mengunjungi tempat wisata tersebut beberapa waktu lalu, saat itu Zazid menemaninya. Ia menjelaskan berbagai spot yang ada di hutan mangrove.

Wisata ini terlihat sangat sederhana, tidak ada pernak-pernik hiburan seperti tempat wisata lainnya. Namun, wisatawan disuguhkan pemandangan hijau sejauh mata memandang.

Zazid mengatakan sebagian besar pengunjung tempat wisata itu berasal dari sekolah-sekolah yang menyelenggarakan study trip. Namun, banyak orang dari luar negeri yang datang untuk melakukan penelitian atau sekedar berkunjung.

“Dari Perancis, dari China, dari Jepang, dari Australia, ada. Dari Amerika ada penelitian mangrove,” ujarnya.

Simak video “7 mobil hanyut usai tersapu banjir bandang Semarang!”
[Gambas:Video 20detik]
(Ikuti aku)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button