Berita Wisata

Abrasi pantai di Bengkalis membutuhkan penanganan yang cepat

BENGKALIS (RIAUPOS.CO) – Kondisi longsor dan abrasi di Desa Simpang Ayam, Kabupaten Bantan, memerlukan penanganan yang cepat. Memang, ribuan hektar lahan perkebunan masyarakat yang terkena dampak akan hanyut terbawa air laut.

Kesimpulan tersebut disampaikan, Dandim 0303/Bengkalis Letkol. Inf Endik Yunia Hermanto melalui Kasdim Mayor Sudiyono bersama anggota saat meninjau lokasi longsor akibat hujan deras yang melanda wilayah Desa Simpang Ayam Kabupaten Bengkalis sejak Sabtu (12/10/2022) lalu.

Yamaha Alfa Scorpio

Usai jaga, Kapten Danranil Bengkalis Cpl Farimus Hendriko meninjau lokasi dan pada Senin (12/12/2022) Kasdim kembali didampingi Kapten Danramil Bengkalis Cpl Farimus Hendriko, BPBD, Kepala SDA PUPR Bengkalis Sugeng Santoso, Direktur PT Miskom Agro Sari Mas pergi ke ladang.

Kedatangan orang nomor dua di jajaran Kodam Bengkalis itu bersama prajurit itu langsung disambut baik oleh Kepala Desa Simpang Ayam Mujiono dan masyarakat.

Kasdim Bengkalis Mayor Sudiyono meminta maaf atas ketidakhadiran Dandim, karena ada kegiatan yang tidak bisa ditinggal. Namun, dia mengaku prihatin atas kejadian tersebut, sehingga dia memerintahkan seluruh prajurit untuk siaga di posko masing-masing dan segera melaporkan keadaan darurat.

“Kami serius menanggapi masalah ini agar segera ditangani, karena ini sangat serius dan tindakan harus cepat diambil, apalagi menyangkut perkebunan rakyat, di mana orang biasa mencari nafkah dengan memotong kayu, getah dan semacamnya, kata Kasdim.

Kasdim juga menyebutkan, tidak hanya pemeriksaan abrasi yang merusak ribuan hektare lahan masyarakat, namun bencana lain seperti banjir yang cukup parah juga menjadi perhatian.

“Bersama Pemda Kabupaten Bengkalis, kami langsung meninjau lokasi kebun masyarakat yang terkena abrasi dan banjir di desa Simpang Ayama, dan langkah apa yang harus kami lakukan agar segera ditangani secara serius, salah satunya dengan membangun tanggul. Ini juga kasus Desa Muntai, persis sama dengan yang terjadi,” kata Kasdim.

Selain itu, Kepala Darurat BPBD Bengkalis, Suratman juga mengatakan, dalam kondisi seperti itu, pemda akan selalu peduli dan berkoordinasi dengan Pemprov Riau dan pemerintah pusat.

“Kami akan membuat proposal sesuai dengan tingkat kewenangan kami untuk mengusulkan kepada pemerintah provinsi dan pusat terkait longsor ini,” katanya.

Ia pun mensinyalir tindakan apa yang harus dilakukan dengan pihak perusahaan PT Miskom Agro Sari Mas terkait peristiwa abrasi yang menelan ribuan hektar lahan masyarakat.

“Nanti kami akan panggil pihak perusahaan dan duduk bersama untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan kondisi saat ini,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bengkalis, Muhammad Azmi yang dikonfirmasi di tempat terpisah mengatakan, untuk mengatasi masalah abrasi di Desa Simpang Ayam, perlu dibangun penahan abrasi dan pemecah gelombang.

“Bukan kewenangan kami, tapi Dinas PUPR dan DLHK Riau serta pusat. Kami hanya berkoordinasi dan mengusulkan agar perbaikan lingkungan ditangani bersama,” katanya.

Dia menyebutkan, longsor dan abrasi akibat gelombang laut sudah terjadi sejak lama. Bahkan ada penelitian di Jepang. Karena Pulau Bengkalis merupakan pulau sedimen, maka masalah longsor sangat mungkin terjadi.

Karena itu, kata Azmi, solusinya harus mendukung garis pantai dan juga memecah ombak. Karena pasang surut yang cukup dalam hingga merendam rawa di pori-pori tanah gambut, maka kuatnya gelombang air laut menyebabkan kontur rawa bergeser.

“Ya, membentuk retakan yang sangat dalam di tanah. Tentu ini harus segera diselesaikan. Kalau tidak, tanah di Pulau Bengkalis akan hanyut oleh laut,” katanya.

Pelaporan: Abu Kasim (Bengkalis)

Penerbit: E Solomon

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button