Salah satu jenis wisata yang juga sedang menjadi trend saat ini adalah penyembuhan hutan alias terapi hutan. Tur ini sudah populer di Jepang dan Korea Selatan. Penelitian serupa telah dikembangkan di Indonesia oleh tim peneliti mahasiswa dari Institut Pertanian Bogor (IPB).
Muhammad Farhan Dirhami yang merupakan bagian dari tim peneliti menjelaskan bahwa penelitian tentang penyembuhan hutan ini dikembangkan ketika dampak negatif pandemi COVID-19 dirasakan oleh masyarakat Indonesia pada tahun 2020. Terapi jenis ini akan memiliki dua karakteristik. intervensi. : intervensi di tanah dan di dalam ruangan.
“Kemudian ada pembatasan waktu dan aktivitas yaitu tidak merokok, tidak minum alkohol, dan tidak menggunakan gadget,” ujarnya melalui pesan suara di Liputan6.comSabtu 19 November 2022. Lanjut Farhan, sylvotherapy dilakukan dengan berjalan kaki di dalam hutan untuk merangsang panca indera manusia yang kemudian memberikan efek terapi.
Dia mengatakan tidak kurang dari delapan tipe hutan telah digunakan dalam penelitian dan terbukti berhasil. “Didominasi oleh hutan wisata alam dan hutan kota dengan kriteria hutan yang harus diidentifikasi sebelum kegiatan penyembuhan hutan dilaksanakan,” katanya.
“(Salah satunya), harus memenuhi standar kenyamanan lingkungan masyarakat yang akan menjalani program tersebut.”
Setelah menganalisis parameter uji dan respons psikologis, terapi hutan ditemukan efektif dalam mengelola stres, terutama depresi, stres, dan perubahan suasana hati. “Dengan kawasan hutan yang menempati 50,1% luas daratan Indonesia, kami melihat potensi penyembuhan hutan besar sekali,” katanya.
Source: news.google.com
