Berita Wisata

4 tempat wisata di Baubau Sulawesi Tenggara yang akan dikunjungi wisatawan MS Geo Adventurer Cruises

TRIBUNNEWSULTRA.COM, BAUBAU – Kapal pesiar MS GEO Adventurer Cruises dijadwalkan singgah di Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sulawesi Tenggara) pada Minggu, 18 Desember 2022.

Kedatangan kapal pesiar yang berisi wisatawan mancanegara dari berbagai negara seperti Australia, New Zealand dan negara lainnya untuk berwisata.

Melalui kegiatan ini, Pemerintah Kota Baubau melalui Dinas Pariwisata akan memanfaatkannya dengan menyebarkan leaflet pariwisata di Kota Baubau.

Kepala Bidang Pemasaran dan Kerjasama (Kabid) Dinas Pariwisata Kota Baubau Ahmad Yani mengatakan, menyambut kedatangan wisman, pihaknya telah berkoordinasi dengan beberapa instansi.

Ia mengatakan, ada empat tempat atau tempat yang telah ditetapkan oleh badan tersebut untuk dikunjungi oleh wisatawan mancanegara tersebut.

Baca Juga: Puluhan Wisatawan Naik Kapal Pesiar Mengunjungi Baubau: Ekspedisi Budaya Kota Dagang Tertua di Sulawesi Tenggara

“Di antaranya Pasar Wameo, Kampung Tenun, Kampung Sulaa, Benteng Keraton Buton dan Malige,” ujarnya saat dikonfirmasi media ini, Jumat (16/12/2022).

Ia menjelaskan, wisatawan yang berkunjung ke pasar Wameo sudah melihat living society atau kehidupan masyarakat yang melakukan transaksi jual beli di pasar tradisional, mengingat di negaranya hanya ada pasar modern.

Untuk desa tenun desa Sulaa, wisatawan ini akan melihat proses pembuatan tenun, produk tenun dan juga pergi ke galeri tenun.

“Kalau nanti di Benteng Keraton ada Kande-Kandea, kita tunjukkan bagaimana jamuan adat dan budaya di Kota Baubau,” jelasnya.

Selain itu, wisatawan mancanegara akan melihat dua tarian, yaitu tari Lawati untuk menyambut tamu dan tari Mangaru yang merupakan salah satu tarian khas kota Baubau.

Baca Juga: Bagaimana Dinas Pariwisata Sultra Tingkatkan Keterampilan Pengelolaan Destinasi Wisata di Baubau

Setelah keluar dari Benteng Keraton Buton, selanjutnya kita akan melanjutkan perjalanan menuju Rumah Malige yang merupakan rumah adat suku Buton Sulawesi Tenggara yang berbentuk rumah panggung.

“Di sana mereka akan melihat arsitektur sisa-sisa rumah adat Buton dan juga melihat ornamen-ornamen di dalamnya,” kata Ahmad Yani.

Karena wisatawan mancanegara ini memiliki keterbatasan waktu saat berkunjung ke Kota Baubau, maka waktu yang ditentukan pihak instansi hanya 6 jam.

Jadi, kata dia, Dinas Pariwisata Kota Baubau juga akan memberikan selebaran terkait destinasi wisata di Kota Baubau.

“Harapan kami setelah membaca flyer tersebut, nanti, baik secara individu maupun kelompok, mereka dapat kembali lagi untuk berwisata di Kota Baubau,” jelasnya.

(TribunnewsSultra.com/La Ode Muhammad Abiddin)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button