Berita Wisata

Pada tanggal tersebut, akses ke semua obyek wisata digratiskan dari Pemko Bukittinggi

ARASYNEWS.COM, BUKITTINGGI – Dalam rangka memperingati hari jadi kota Bukittinggi ke 238 yang jatuh pada tanggal 22 Desember, Pemkot Bukittinggi memutuskan untuk menghapuskan tarif masuk semua objek wisata berbayar di kota Bukittinggi.

“Pada hari itu, kami akan membebaskan biaya masuk objek wisata di Bukittinggi,” kata Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Hendri dalam keterangannya dikutip Selasa (20/12/2022).

Daftar tempat wisata berbayar di Bukittinggi antara lain Taman Wisata Jepang, Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan (TMBSK), dan Benteng Fort de Kock.

Sebelumnya, tarif masuk ke TMSBK (termasuk Fort de Kock) untuk dewasa adalah Rp25.000,- untuk anak-anak Rp20.000, dan wisatawan mancanegara Rp40.000.

Sedangkan di Japanese Hole Panorama Park tarifnya Rp 15.000 untuk dewasa, Rp 10.000 untuk anak-anak, dan Rp 40.000 untuk wisatawan mancanegara.

Selain itu, kata Hendri, Pemko Bukittinggi saat ini juga sedang menyelenggarakan Festival Pameran Seni Budaya dan Industri (PEDATI) ke-12 yang dipusatkan di Lapangan Kantin dan Jam Gadang.

Untuk Lapangan Kantin, kegiatan tersebut menyangkut seluruh pelaku ekonomi (UMKM) yang ada di Kota Bukittinggi.

Selain itu, kegiatan UMKM lainnya juga hadir di kawasan menara jam kota Bukittinggi.

Sejarah Bukittinggi

Tanggal 22 Desember 1784 ditetapkan sebagai hari identitas kota Bukittinggi.

Dikutip dari buku Boekittinggi Tempo Doeloe karya Zulqayyim, Bukittinggi berasal dari Koto Jolang, pemukiman yang didirikan oleh 13 leluhur yang pindah dari Pariangan Tanah Datar.

Permukiman Koto Jolang kemudian berkembang dan merupakan perkampungan pertama yang diberi nama sesuai nomornya, yaitu Jorong Tigo Baleh.

Dari perkembangbiakan keturunan 13 orang tersebut, kemudian didirikan 4 Jorong tambahan, yaitu Jorong Mandiangin, Jorong Gurun Panjang, Jorong Aur Birugo, dan Jorong Koto Selayan. Kelima desa atau Jorong ini menjadi Nagari yang disebut Kurai V Jorong yang penduduknya disebut Urang Kurai yang merupakan penduduk asli Bukittinggi.

Apalagi, Nagari Kurai V Jorong telah berkembang sedemikian rupa dengan topografi kawasan berbukit. Ada hingga 27 bukit di Kurai V Jorong. Salah satunya adalah Buk Kungan Kabau yang tertinggi dari 27 bukit, 936 meter, lokasinya saat ini di Pasar Atas.

Selain tinggi, Bukit Kungan Kabau letaknya sangat strategis, menghadap dataran tinggi Agam dan Marapi, sehingga dipilih sebagai tempat musyawarah pimpinan Nagari Kurai V Jorong.

Penghulu yang bermusyawarah disana kemudian berinisiatif mengganti nama Bukit Kungan Kabau menjadi Bukit Nan Tatinggi yang kemudian menjadi Bukittinggi. Nama ini kemudian juga ditujukan untuk seluruh kawasan Kurai V Jorong.

Selain itu, para pangeran juga sepakat untuk mendirikan pasar di sana, yang kemudian disebut Pakan (pasar) Kurai, yang berada di bawah pengawasan pangeran.

Perkembangan Jorong Kurai V berlanjut, pemukiman semakin padat dan padat sehingga kawasan ini kemudian terus tumbuh dan berkembang hingga menjadi Bukittinggi seperti saat ini.

[]

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button