Berita Wisata

Mengapa pantai selatan jogja lebih berbahaya dari pantura?

Bukan rahasia lagi jika Yogyakarta memiliki deretan pantai eksotik yang memanjakan mata. Sebut saja Pantai Parangtritis, Pantai Timang, Pantai Glagah dan masih banyak lagi yang pantainya termasuk di Laut Selatan.

Sayangnya, meski indah, ombaknya cukup besar, bahkan sering membunuh orang. Hal ini berbeda dengan pantai utara Jawa yang memiliki karakter lebih tenang.

Namun, apa yang membuat pantai selatan Yogyakarta lebih ganas dari pantai utara Jawa? Yuk, simak ulasan selanjutnya!

1. Area penghasil gelombang yang lebih besar di pantai selatan

Alasan Kenapa Pantai Selatan Jogja Lebih Berbahaya Dibanding Pantai Utara JawaIlustrasi wisatawan berkerumun di Pantai Parangtritis, Bantul, DI Yogyakarta. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Berbicara tentang perbedaan pantai selatan dan pantai utara, kita tidak bisa melupakan ombaknya. Pantai selatan memiliki gelombang yang lebih besar daripada pantai utara karena daerah penghasil gelombang yang berbeda. Besar kecilnya gelombang dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu lamanya angin bertiup, kecepatan angin dan luas daerah asal gelombang.

Mengutip dari Perbandingan ciri oseanografi pantai utara dan selatan pulau jawa: pasang surut, arus dan gelombang ditulis oleh Wahyu Budi Setyawan dan Aditya Pamungkas (2008), Laut Jawa Utara memiliki karakteristik semi tertutup dan relatif sempit dengan lebar sekitar 300 km dan panjang sekitar 1.000 km. Mengutip laman Ilmu Geografi, secara geografis Laut Jawa juga dikelilingi oleh Pulau Kalimantan dan sebagian Pulau Sulawesi, sehingga ombaknya mudah pecah saat dihantam daratan.

Sementara itu, mengutip surat kabar yang sama, Laut Jawa Selatan merupakan perairan lepas berupa Samudera Hindia yang sangat luas. Semakin luas wilayahnya, semakin tidak mudah pecah ombak saat dihantam dataran. Inilah mengapa ombak di pantai selatan jauh lebih besar dan berbahaya.

2. Pantai selatan Jogja lebih dalam dan berlubang

Alasan Kenapa Pantai Selatan Jogja Lebih Berbahaya Dibanding Pantai Utara JawaIDN Times/Wayan Antara

Secara morfologi, perairan Selatan dan Utara Jawa termasuk dalam kategori dangkal atau landai. Meski begitu, kondisi geografis keduanya memiliki karakteristik yang berbeda.

Di antaranya, Laut Jawa Selatan biasanya memiliki pasir putih halus, dengan nuansa air biru kehijauan, dan ombak yang tinggi. Sedangkan Laut Jawa Utara memiliki air yang cenderung keruh, berlumpur, berpasir hitam, dan aliran airnya cukup tenang.

Perbedaan warna air laut disebabkan oleh kedalaman laut.Menurut situs Puslitbang Kelautan dan Perikanan Badan Litbang Kelautan dan Perikanan, rata-rata kedalaman Laut Jawa utara antara 20 hingga 40 meter. Selain itu, pantai utara Jawa sering mengalami erosi. Berbagai material menumpuk di dasar lautan dan menyebabkannya menjadi rata.

Sementara itu, mengutip buku harian Mustafa dan Yudhicara berjudul Fitur Pesisir dan Risiko Tsunami di Daerah Pantai Selatan Yogyakarta (2007), pantai selatan Yogyakarta dari garis pantai hingga 12 mil memiliki kedalaman antara 5 hingga 350 meter. Kedalaman ini memiliki karakteristik landai di zona pantai dan meningkat di lepas pantai.

Yang membuat pantai selatan Yogyakarta semakin berbahaya adalah keberadaan palung laut. Tempat pengairan berupa cekungan yang umumnya tidak terlihat di permukaan, sempit tetapi sangat dalam.

Ada beberapa cekungan di pesisir selatan Jogja. Contohnya di Pantai Parangtritis, Pantai Goa Cemara dan Pantai Baru. Palung ini memiliki arus dalam yang kuat dan berbahaya. Jadi sangat berbahaya bila Anda dilatih di dalamnya.

Baca Juga: Rip Current, Arus Mematikan Menyeret Pesisir Selatan Jogja

3. Terjadi fenomena arus sobek

Alasan Kenapa Pantai Selatan Jogja Lebih Berbahaya Dibanding Pantai Utara JawaIlustrasi gelombang tinggi (Unspalsh/Annie Spratt)

robekan arus atau arus balik yang seringkali menjadi asal muasal hilangnya korban yang ditelan ombak, kemudian baru bisa ditemui di hari-hari berikutnya. robekan arus adalah peristiwa pertemuan gelombang yang sejajar dengan pantai, sehingga menimbulkan arus balik cepat dan arus kuat.

Dengan lebar jalur aliran hanya 9 meter, kecepatan arus ini bisa mencapai 8 km/jam dengan jarak tempuh hingga 700 meter. Karenanya, arus balik mampu menarik tubuh manusia ke arah laut, seolah menelannya utuh.

Menurut sejumlah penelitian, beberapa pantai selatan Jogja memiliki kemungkinan tersebut robekan arus sengit dibandingkan dengan pantai lainnya. Diantaranya adalah Pantai Parangtritis, Pantai Parangkusumo dan Pantai Glagah.

4. Potensi tsunami dan gelombang tinggi

Alasan Kenapa Pantai Selatan Jogja Lebih Berbahaya Dibanding Pantai Utara JawaIlustrasi tsunami (IDN Times/Mardya Shakti)

Masih mengutip ulasan Mustafa dan Yudhicara (2007), kawasan pesisir Yogyakarta terbagi menjadi dua zona bahaya tsunami sesuai dengan karakteristik pantainya. Yakni, kawasan berisiko tinggi yang berada di sepanjang pantai Parangendog di sebelah timur hingga pantai Sadeng. Pantainya berbentuk seperti teluk dan pocket beach. Di daerah ini terdapat potensi energi gelombang tsunami yang terakumulasi sehingga berpotensi menyebabkan gelombang tsunami memiliki ketinggian yang cukup signifikan dibandingkan dengan daerah yang garis pantainya lurus.

Sedangkan di sepanjang pantai dari Parangtritis barat sampai pantai Pasir Congot merupakan daerah dengan resiko rendah. Meskipun luas kedua pantai tersebut relatif landai dengan garis pantai yang lurus, namun permukiman dibangun pada jarak yang relatif jauh dan aman dari garis pantai. Apalagi keberadaannya bersembunyi di balik gundukan pasir yang berfungsi sebagai tameng alami dari gelombang tsunami.

Meski begitu, gelombang tinggi kerap menjadi ancaman di pesisir selatan Yogyakarta. Gelombang tinggi biasanya terjadi pada musim kemarau pada bulan Juli-Agustus saat angin timur bertiup kencang dan berhembus sehingga berdampak pada gelombang tinggi. Kecepatan angin dapat bervariasi antara 5 dan 20 knot.

Gelombang tinggi tersebut mampu menjungkirbalikkan perahu nelayan, baik yang berada di laut maupun yang berada di pantai. Selain itu, gelombang tinggi ini juga kerap merusak bangunan di pinggir pantai, termasuk tempat makan seafood di Pantai Depok, Bantul.

Bagaimana, sekarang kamu sudah tahu kenapa pantai selatan Jogja jauh lebih berbahaya dibandingkan pantai utara Jawa. Bukan karena mistis, tapi bisa dijelaskan secara ilmiah. Oleh karena itu, bagi Anda yang berkunjung ke pantai ini harus berhati-hati dan mematuhi anjuran petugas SAR di lokasi. Jangan terlalu senang, lupa waspada!

Baca Juga: Mitos Keraton Yogyakarta, Berkomunikasi dengan Penguasa Pantai Selatan

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button