Berita Wisata

Kunjungan MAN 2 Kulon Progo Kajian Budaya dan Agama Bali » Kementerian Agama Kulon Progo

Bali (MAN 2KP) – Keanekaragaman budaya dan agama di Indonesia merupakan anugerah yang harus dipelajari, dihormati dan diakui. Adanya moderasi beragama juga diperlukan untuk mengajarkan siswa bertoleransi dengan pemeluk agama lain. Untuk memberikan pelatihan dan pengalaman bagi siswa di bidang sejarah budaya dan agama, MAN 2 Kulon Progo menyelenggarakan kajian budaya dan agama di Bali pada Selasa hingga Sabtu (20-24/12/2022). Pesertanya adalah siswa kelas XI Agama, MIPA dan IPS yang mendaftar. sebanyak 184 didampingi oleh 16 guru dan karyawan.

Hartiningsih, M.Pd, Kepala MAN 2 Kulon Progo, mengatakan tujuan diselenggarakannya kajian budaya dan agama selain untuk menambah wawasan mahasiswa tentang pengembangan pariwisata, dunia usaha atau kewirausahaan, penelitian dan pelatihan penelitian, serta sejarah religi pada Pulau Dewata (Bali). .

“Wisata anak-anak ke Pulau Dewata tidak hanya untuk bersenang-senang atau wisata, tetapi juga untuk menulis karya ilmiah atau esai tentang apa yang menarik bagi anak-anak. Tentang keunggulan bagaimana mengelola dan mengembangkan pariwisata, yang memungkinkan untuk diterapkan pada daerah asal atau yang berguna dan digunakan untuk kehidupan seseorang setelah menyelesaikan studinya nanti,” jelasnya.

Menurut ketua panitia, Muhammad Nur Kholis yang juga wakil ketua humas, beberapa tempat wisata alam yang menjadi tujuan adalah Tanah Lot, Pantai Kuta, Pantai Pandawa, Tanjung Benoa dan Danau Bedugul. Destinasi studi wisata religi adalah makam Putri Raja Pamecutan, Raden Ayu Siti Khadijah dan beberapa sentra industri.

Salah satu pendamping kegiatan, Ahmad Lukman Hakim, S.Hum. mengatakan dia percaya bahwa pariwisata dan studi agama memiliki dampak yang baik bagi siswanya, seperti pemahaman kewirausahaan, penelitian atau penelitian, dan yang tidak kalah penting adalah moderasi kehidupan beragama. “Semua orang tahu bahwa mayoritas orang Bali beragama Hindu. Namun mereka terbuka untuk semua orang, bahkan kehidupan religi mereka menjadi motor penggerak pariwisata di pulau Bali. Pengunjung tentunya juga harus menghormati budaya Bali dan mentolerir agama dan budaya Bali,” jelasnya. (raksasa/ast/dpj)

Baca: 7

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button