Berita Wisata

BMKG mengimbau wisatawan di Pangandaran untuk menjauhi pantai jika terjadi gempa sangat kuat yang berlangsung lebih dari 10 detik.

Tribunjabar.id Kontributor Laporan Pangandaran, Padna

TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN – Seksi Pengamatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung, Sandy Nur Eko Wibowo mengatakan potensi gempa tidak hanya terjadi di wilayah Pangandaran.

Tapi, di seluruh Indonesia juga ada risiko gempa. Dan semuanya dapat merasakan dampak gempa secara langsung maupun tidak langsung.

“Jadi misalnya gempa Cianjur dan Pangandaran itu saling berhubungan. Pada dasarnya Jawa Barat banyak sesar aktif yang terus berhadapan dengan zona subduksi atau zona megathrust di selatan Jawa Jawa,” kata Sandy kepada Tribunjabar.id di pesisir barat Pangandaran. pada hari Kamis. (29/12/2022) siang.

Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat menjauhi pantai jika gempa berlangsung lebih dari 10 detik atau benar-benar terasa.

“Khusus untuk wisatawan yang berada di kawasan pesisir. Misalnya, jika gempa berlangsung lebih dari 10 detik (getarannya kuat),” ujarnya.

Sebab, 10-20 detik itu dipastikan, bisa saja terjadi gempa besar yang kemungkinan besar berpotensi tsunami.

“Jadi normanya seperti itu. Sebelum tsunami memang sudah terlihat ciri-cirinya. Jadi masyarakat diharapkan memiliki kearifan lokal sendiri-sendiri,” kata Sandy.

Menurutnya, karena jika mengandalkan informasi dari pemda atau BMKG sendiri, mereka tidak mengetahui keterbatasan jaringan dan sejenisnya.

“Kami tidak tahu ada keterbatasan jaringan, keterbatasan listrik saat mentransmisikan informasi ke masyarakat itu sendiri,” ujarnya.

Selain itu, kata dia, untuk wilayah Pangandaran sendiri, golden time sekitar 40 menit.

Waktu analisis BMKG tidak terputus, waktu penyebaran informasi tidak terputus dari masyarakat itu sendiri.

“Jadi semakin cepat masyarakat merespon, maka semakin baik mitigasinya sendiri,” ujar Sandy. *

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button