Berita Wisata

Prioritaskan Kesejahteraan Gajah, Akankah Wisata Way Kambas Eksklusif?

lampung

Taman Nasional Way Kambas akan mengubah konsep pariwisata yang mengutamakan kesejahteraan gajah. Wisatawan yang pergi ke sana akan dibatasi jumlahnya.

Setelah hampir 3 tahun ditutup, pihak pengelola Taman Nasional Way Kambas dikabarkan telah melakukan sejumlah penjajakan terhadap aktivitas wisata yang melibatkan gajah. Sebelumnya, wisatawan yang datang ke Way Kambas bisa menunggang gajah, menonton pertunjukan gajah, bahkan menonton gajah bermain bola. Hanya saja dianggap eksploitasi gajah.

Oleh karena itu, Humas Taman Nasional Way Kambas, Sukatmoko menjelaskan, ke depan akan lebih banyak dilakukan wisata edukasi tanpa merugikan gajah. Rencananya Taman Nasional Way Kambas akan dibuka kembali dengan konsep baru pada pertengahan tahun 2023.

PUBLISITAS

Gulir untuk melanjutkan konten

Wisatawan dapat mengunjungi pusat pelatihan gajah untuk memperoleh pembelajaran terkait gajah.

“Kemudian pengunjung juga dapat berinteraksi langsung dengan gajah, misalnya dengan ikut memandikan gajah, melakukan pemeriksaan kesehatan, memberi makan gajah atau ikut menggiring gajah (elephant herding),” ungkapnya.

Sukatmoko juga menjelaskan, wisatawan akan diajak untuk mengamati langsung perilaku gajah di alam liar. Dengan begitu, wisatawan bisa lebih mengenal kehidupan gajah.

“Ada beberapa titik pengamatan satwa, termasuk pengamatan gajah. Jadi bisa dilihat dari jauh bagaimana gajah berperilaku saat berada di dalam ruangan. Jadi gajah yang kita pelihara secara alami makan sendiri, mencari rumput liar, bersosialisasi dalam kelompoknya,” ujarnya.

Untuk itu, Sukatmoko berharap wisatawan dan gajah mendapatkan manfaat positif. Apalagi untuk gajah yang tidak butuh tekanan untuk melakukan atraksi.

“Dengan begitu hewan merasa nyaman, tidak perlu membawa beban. Kenapa harus suruh gajah main bola, main bola, manusia, saat gajah main bola. Dari segi hewan mungkin lebih baik ,” dia berkata.

Kemudian Sukatmoko menjelaskan akan ada aturan baru bagi wisatawan. Ia mengatakan wisata massal akan digantikan dengan wisata minat khusus.

“Tren wisata massal itu tidak baik, hanya berdampak negatif sebagai contoh pemborosan. Wisata yang lebih terbatas, minat khusus bagi mereka yang penasaran dengan gajah yang akan datang ke Way Kambas. jumlah wisatawan),” katanya.

Terkait kemungkinan kenaikan harga tiket, Sukatmoko menjelaskan, hal itu sebagai konsekuensi penerapan konsep yang akan membuat hewan tersebut lebih sejahtera. Ia tak memungkiri melihat gajah di Taman Nasional Way Kambas bisa menjadi lebih eksklusif.

“Dengan adanya seperti itu, maka wisata yang lebih eksklusif inilah yang nantinya akan melibatkan mereka yang berkecimpung di industri pariwisata. Harapannya (wisatawan) datang dari masyarakat sekitar,” ujarnya.

Lebih lanjut, Sukatmoko berharap rencana konsep Taman Nasional Way Kambas yang baru dapat didukung oleh banyak pihak, terutama masyarakat setempat. Way Kambas ingin masyarakat sekitar merasakan dampak positif jika konsep ini diterapkan.

“Tren yang baik ini harapannya masyarakat daerah tidak hanya menjadi penonton tapi pelaku. Pendapatan dari pariwisata akan masuk ke masyarakat, untuk kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Simak video “Bayi gajah Sumatera pertama lahir di Balai Konservasi Lampung”
[Gambas:Video 20detik]
(pin/ddn)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button