Berita Wisata

Cerita akhir pekan: Dilema pariwisata di kawasan konservasi

Liputan6.com, Jakarta – Pariwisata di kawasan konservasi adalah bentuk pariwisata yang bertanggung jawab terhadap kelestarian alam, manfaat ekonomi dan menjaga keutuhan budaya masyarakat setempat. Belakangan ini, minat wisatawan untuk mengunjungi kawasan wisata alam, termasuk wisata konservasi, semakin meningkat.

Di sisi lain, pembatasan pengunjung akan diterapkan di sejumlah destinasi wisata konservasi karena menjaga kelestarian alam dan lingkungan di tempat tersebut. Padahal biaya pengelolaan wisata konservasi tidaklah murah. Mengantisipasi pendapatan tambahan dengan menaikkan harga tiket juga bukan hal kecil.

Misalnya, kenaikan harga tiket di Pulau Komodo dan Taman Wisata Candi Borobudur (TWC) belum diterapkan. Menurut Vice President Marketing and Sales PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (TWC) Pujo Suwarno, ada larangan pengunjung ke Borobudur, terutama untuk naik ke candi.

“Untuk membatasi pengunjung dalam satu hari dibatasi hanya 1.200 orang dengan jam buka dari jam 8 pagi sampai malam. Pengunjung juga diatur dalam kelompok, setiap kelompok biasanya 10 orang dan setiap kelompok memiliki pemandu”, jelas Pujo kepada Liputan6.com . , Kamis, 5 Januari 2023.

“Kami juga punya aturan bagi pengunjung pura, yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Tapi sifatnya baru berupa imbauan, jadi sanksi baru berupa teguran,” ujarnya melanjutkan.

Sementara itu, menurut Asisten Produk Pariwisata dan Event Organizer Kemenparekraf Rizki Handayani Musrafa, pelestarian destinasi wisata konservasi seperti Candi Borobudur tidak hanya berhenti pada kemegahan bangunan candi, tetapi juga pada peningkatan budaya bagi masyarakat dan pengunjung. pelestarian lingkungan yang mengelilinginya, serta upaya peningkatan ekonomi masyarakat setempat

Keberadaan Candi Borobudur diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut, khususnya UMKM yang terdampak situasi pandemi Covid-19.

“Banyak sekali cerita di bentang alam Borobudur yang sangat menarik untuk dijadikan model perjalanan. Ini sebagai bagian dari diversifikasi pariwisata di Borobudur dengan melibatkan masyarakat setempat. Borobudur, dan mengurangi beban candi,” kata Rizky kepada Liputan6.com.

Rencana pembukaan atraksi cahaya sebagai bagian dari proyek wisata Glow night di Kebun Raya Bogor di Jawa Barat menuai kritik. Lima mantan Kepala Kebun Raya Bogor yakni Made Sri Prana, Usep Soetisna, Suhirman, Dedy Darnaedi, dan Irawati bahkan pernah menerbitkan…

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button