Berita Wisata

Cerita Akhir Pekan: Praktik Terbaik untuk Konservasi dan Pariwisata

Perjalanan ke gunung selalu mengundang decak kagum dari masyarakat, lewat rindangnya pepohonan dan ketinggian yang megah menjadi tantangan tersendiri untuk mencapainya. Tak ayal, meski melelahkan, semuanya tetap berhasil karena ingin melihat keindahan gunung.

Namun dibalik itu masih ada beberapa pendaki yang menjaga alam saat melakukan perjalanan di ketinggian dan waspada membawa kembali kotorannya saat turun. Iwan mengatakan, baru setahun berlalu sejak Gunung Kembang dibuka, kawasan itu menjadi sangat kotor.

Harga tiket masuknya tidak sebanding dengan sampah yang ditinggalkan para pendaki. Sejak saat itu, Gunung Kembang mengubah sistem pengelolaannya dengan lebih menerapkan unsur wisata alam yang berwawasan konservasi.

“Alhamdulillah kita sekarang dianggap sebagai gunung terbersih di Indonesia,” kata Iwan. Klaim tersebut didapat dari para pendaki gunung yang pernah mendaki Gunung Kembang dan telah mengunjungi banyak gunung lainnya.

Saat ditanya apa kunci gunung bersih, Iwan mengatakan sebenarnya mudah karena kelompoknya hanya mengatur komunikasi antara pengelola dan pendaki. Pendaki pada saat kedatangan tidak langsung mendaftar, tetapi diminta beradaptasi terlebih dahulu dengan melakukan aklimatisasi juga kemasan mengemas ulang atau mengemas kembali barang-barang mereka.

Mereka sebelumnya menyepakati pengelolaan sampah, bahwa mereka harus mengembalikan sampahnya, termasuk sampah yang sudah membusuk seperti puntung rokok dan sisa buah-buahan, yang masih memerlukan proses penguraian yang lama. “Ternyata teman-teman mendukung kebersihan di gunung,” lanjut Iwan.

Ia mengimbau para pendaki untuk peduli terhadap kebersihan gunung, karena untuk meminimalisir kerusakan, karena gunung yang sudah dijamah manusia tentu ada kemungkinan rusak. Namun dengan aturan yang ketat, insiden tersebut bisa diminimalisir.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button